Tik tik tik tik
Suara jam terdengar bersahutan mengganti setiap detik waktu. Rumah itu mengeluarkan bisikan aneh. Sssshh ssshhhh bersamaan kedua tangan yang merapatkan selimut. Terdengar seperti orang kesakitan.
Pintu disebelah sofa itu terbuka pelan. Menampilkan lelaki dengan kaos yang kusut dan juga celana coklat. Rambutnya sangat acak acakan. Ditambah bau alkohol mengeruak dari mulutnya ketika terbuka. Membuat dirinya sendiri hampir muntah mencium bau mulutnya.
"Gue lemes bat si, napa yak?" Dia belum sadar. Jika yang diinjaknya sekarang adalah rumahnya. Bukan rumah peyot tadi siang.
"Eh bentar deh," tentunya dengan sempoyongan, Rangkap berjalan mendekati sofa. Suara desisan yang sebenarnya sudah dari tadi baru dia dengar sekarang.
"Lah Arin? Lah gue dirumah? Ehhh."
Kepalanya menoleh kekanan dan kekiri. Tangannya menahan tubuh yang hampir saja oleng. Kepalanya sangat pusing dan perut mual. Kenapa ini?
"Komo udah tidur belum ya?" Rangkap beralih melihat kearah pintu lain. Suara desisan dari Arin tidak dia hiraukan lagi. Hatinya terlalu rindu kepada kucing mewah miliknya.
Sampai dikamar Komo, Rangkap membuka pintu dan mendapati Komo tidur. Yaiyalah orang jam 2 pagi. Manusia aja tidur, ya kecuali yang insom. Masa kucing aja ga tidur.
Tapi sepertinya... Ehem. Rangkap mendekat kearah tempat tidur vvip milik Komo. Lalu mengangkat Komo untuk keluar dari peristirahatan.
"Nahkan... Rambut udah kek perempuan mo mo, besok ke salon yuk terus main ke Dian," Rangkap mengelus bulu Komo dengan sayang. Tapi kemudian dia kembalikan ke tempat tidur Komo.
"Bangunin Arin ahhhh," karena bertemu pujaan hati, nyawa Rangkap telah kembali lebih dari separuh.
Rangkap berjongkok didepan kepala Arin. Terlihat beberapa helai rambut Arin jatuh mengganggu pemandangan. Tetapi tidak dia benarkan. Takut bila saja akan kebangun jika Rangkap mencoba hal romantis itu.
"Aariin," Rangkap berbisik. Tapi tetap menjaga jarak, dia tau mulutnya bau.
"Aariin."
"Gue pasti tadi mabuk deh, maafin ya Ariiin," Rangkap menggembungkan pipinya disela-sela jeda. "Jangan selingkuhin akap dong, kan Komo jadi sedih kalo akap sedih."
Yashhh, Rangkap baru saja sadar jika dia mabuk. Rangkap ingat kenapa dia bisa mabuk, yaitu karena cemburu. Dan Rangkap tau jika hari ini perjalanan hidupnya hanya sampai langit senja.
Yang mengartikan bahwa Rangkap tidak tau langit malam dan bagaimana proses dia sampai rumah. Kira-kira gimana ya? Membuat Rangkap jadi memikir. Nggak mungkin kan kalo Rangkap terbang?
Iya terbang kap
Rangkap: Sorry, gue cuma percaya sama Allah
Kembali sadar, Rangkap melirik tangan Arin dan pundak Arin. Sedikit bergetar namun sangat nampak. Seperti sebuah google, Rangkap langsung menyangka kalau Arin tidak nyaman tidur disini.
Dengan masih lemas dan tidak bertenaga, Rangkap menggendong tubuh ringan Arin. Sangking lemesnya aja Rangkap buka pintu pake kaki. Iya kalo tangan gabisa.
Pelan-pelan Rangkap menaruh badan Arin dikasur. Setelah itu menyelimuti Arin sampai leher. Dengan pelan juga Rangkap menjauh dari Arin untuk meraih baju dan sarung. Kelakuannya seperti maling takut kepergok pemilik rumah.
"Gue mandi dulu rin, eh gue kek orgil anjir ngomong ndiri bae."
Jadi, Rangkap itu udah keseringan mandi diatas jam 10 atau 11 malem. Kan juga dia pulang kerja baru jam 10 malem. Trus menyempatkan untuk berbincang dengan istri tersayang. Jadinya lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiener Leven
Teen FictionIntinya, kita berjodoh. Dengan pembukaan dia yang tidak berhati. Saya hanya mau, dan hidup. Sedangkan dia, memilih alasan Mami untuk semuanya. Arin Salsabila. Open the story! CERITA HANYA BERASAL DARI AUTHOR DENGAN IDE BEBERAPA FILM YANG DILIHAT KAL...