---
Cinta. Masih ada orang zaman sekarang ga percaya cinta? Dengan bukti, bahwa lahirnya kamu didunia ini dengan cinta. Bagaimana bisa tidak percaya ada cinta?
"Semakin membaik ya, mbak Arin," dokter yang tampan sekaligus ramah ini tersenyum. Tangannya mengelus bahu Arin, yang dibalas senyuman oleh Arin. "Jangan banyak gerak dulu. Baru dilepas kruknya, jadi masih lemes."
Tapi, semakin kita merasa cinta, semakin sakit kita terluka. Kenapa? Ya karena cinta. Cinta itu luka. Tapi cinta adalah segalanya.
"Anaknya juga sehat, lebih membaik. Walau sempat bikin saya kaget. Bayinya kuat banget, padahal ibunya lemah saat itu. Alhamdulillah sekarang kembali stabil," Sekarang, senyum Arin telah luntur. Matanya bingung menatap Mama dan Mami bergantian.
"Untuk beberapa hari kedepan, kamu harus dirawat dulu. Kita lihat pekembangannya. Tetap semangat, semangat bisa buat cepet sembuh," dokterpun menjauh. "Saya permisi, selamat pagi."
"Pagi," jawab Mama Mami berbarengan.
"Udah nggak ganjel lagi rin lehernya?" Mama mengelus leher Arin. Bukan bahu. Lalu mengusap ngusap wajah Arin agar sedikit segar.
"Arin, beneran hamil?" setelah lama terdiam, akhirnya Arin berucap.
Mama dan Mami saling pandang sebentar. Lalu menghembuskan nafas panjang. Senyumnya kembali dilihatkan. "Iya, selamat ya Arin. Gak nyangka kalian cepet-cepet. Mama aja kaget waktu dikasih tau dokter kemarin."
"Mami undang semua temen kamu kesini. Buat nunggu, kalau kamu langsung siuman. Eh kamunya nggak siuman, waktu semua udah capek nunggu, baru kamu siuman."
Arin tersenyum. Tangannya menyentuh perut dengan cekikikan. Lucu aja, kan mereka nggak niat untuk punya ya. Cuman emang Arin menyilahkan saja untuk Rangkap. Kasian kalo sedih gitu.
Eh, "Rangkap nggak ngasih selamat juga, ma?"
Beberapa detik, kedua wanita ini terdiam tanpa senyum. Tapi kemudian tertawa sambil memukul mukul pelan kaki Arin. "Kamu mau mangga muda? Biasanya kalo orang ngidam sukanya mangga muda."
Mama menjauh dari kasur Arin. Mengambil sesuatu diatas nakas sebelah Arin. "Eh Arin. Emang nggak capek 5 hari tidur terus ya?" berganti Mami yang mendekat ke kasur Arin.
"5 hari ya? Hehe, Arin ga kerasa. Tapi kayanya kemarin Mami bilang 7 hari deh aku koma."
Mami menyerngit. "Kamu 5 hari koma rin. Sekarang jumat."
Arin ikut berfikir sejenak. "Rangkap masih koma juga? Alat - alat jeleknya belum dilepas mi? Masih diruang steril sendirian?"
Mama datang, dari kamar mandi untuk mencuci mangga. Benar saja, Mama membawa mangga yang sudah 3 harinya itu. Karena menunggu Arin siuman setelah kabar kehamilan kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiener Leven
Teen FictionIntinya, kita berjodoh. Dengan pembukaan dia yang tidak berhati. Saya hanya mau, dan hidup. Sedangkan dia, memilih alasan Mami untuk semuanya. Arin Salsabila. Open the story! CERITA HANYA BERASAL DARI AUTHOR DENGAN IDE BEBERAPA FILM YANG DILIHAT KAL...