Pernah gak sih lo?
Pernah nggak ngerasa kesepian di keramaian?
Sendirian ditempat banyak orang?
Atau merasa dikucilkan dibanyaknya kelompok manusia?
Tenang, itu gak buruk kok,
Menurut survei yang pernah dikemukakan tidak tau oleh siapa. Rasa kesepian adalah hal wajar bagi setiap manusia. Bahkan jika orang tidak pernah merasa tidak kesepian, itu malah bukan hal wajar.
Dan juga, kesepian banyak manfaatnya loh. Contoh saja. Ketika ada trend yang muncul disekitaranmu, entah media sosial atau lingkungan. Pasti hampir semua orang akan menggunakan, memakai, membuat trend tersebut kan?
Nah berbeda dengan orang kesepian. Mereka cenderung akan apa adanya. Tidak peduli dengan trend atau apalah itu. Karena pemfikiran mereka adalah
"Ngapain ngikutin kalo gaada yang peduli?"
Mungkin sebagian orang memang iya tapi sebagian orang mungkin juga tidak. Dan jug-
"Diem bae lo, kesambet entar!" teriakan bersamaan tepukan keras dibahunya membuat lamunan seorang gadis ini membuyar.
Kepalanya menoleh judes kearah teman atau sahabat yang sudah menikmati semangkuk soto disampingnya. Seolah olah, tidak merasa bersalah ketika hampir membuat jantung orang copot.
"Nggak makan vi? Ntar perut lo sakit loh," Queen berucap dengan sesekali menatap Kovi.
Kovi menjawab dengan gelengan. Kepalanya kembali dia tolehkan kearah pintu kantin. Berharap seseorang datang kemudian mendatanginya. Agar bisa terbebas dari makhluk sok ratu ini.
"Niko hari ini gak nyamperin gue tau. Padahal gue nunggu dia soalnya katanya mau libur tapi gajadi. Gue seneng dong, tapi malah nggak kesini."
Kovi tidak menjawab meski dia sadar. Pikirannya juga berfikir kemana Niko sekarang.
"Emang dia kenapa mau libur?" Akhirnya Kovi menatap Queen, masih dengan wajah datar.
"Sakit. Kamaren lusa habis di keroyok. Terus kemaren masuk rumah sakit. Gue mau jenguk males kesananya, jauh."
Anda kesal? Ya. Kovi juga.
Apakah 3 km itu jauh? Tidak. Kovi tau? Ya.
Jujur sejujur jujurnya. Kovi dendam batin dengan Queen.
Mari kita flashback beberapa banyak bulan yang lalu.
"Gue bakal putusin Queen," pria dihadapannya kini memasang wajah serius. Tidak ada lagi wajah ramah sekaligus gemas seperti biasanya. Apalagi topi kebanggaan yang selalu bertengger dikepala, telah dia lepas, menambah berkali lipat aura kedewasaannya.
"Kenapa? Kalian udah saling suka. Seiman. Orang tua juga dukung. Trus kenapa?"
"Gue udah gak suka dia lagi vi. Gue.... Sukanya sama orang lain, gue gak nyaman sama dia," wajahnya menunjukkan perkataan menyedihkan yang sialnya terlihat jujur.
"Gue ga bakal tanya lo suka sama siapa, tapi kok bisa udah gak suka gimana ceritanya? Lo selingkuh, bang?" Kovi bertanya diselingi mengaduk es cappuchino dihadapannya.
Laki laki dihadapannya menghela nafas. Bersamaan dengan tanda nama bertuliskan "Dirgantara" yang dilepas. "Gue terlalu miskin dan sibuk buat selingkuh, vi. Sekarang gini, lo tau kan umur kita beda 5 tahun?"
Kovi menjeda dengan menerawang pandangan keatas. Lantas mengangguk karena memang Dirga yang sudah bekerja sedangkan Queen masih kelas 11. Mungkin jaraknya sekitar 7 tahun?
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiener Leven
Teen FictionIntinya, kita berjodoh. Dengan pembukaan dia yang tidak berhati. Saya hanya mau, dan hidup. Sedangkan dia, memilih alasan Mami untuk semuanya. Arin Salsabila. Open the story! CERITA HANYA BERASAL DARI AUTHOR DENGAN IDE BEBERAPA FILM YANG DILIHAT KAL...