13

36.2K 4.2K 200
                                    

HAPPY READING

———

Dengan masih menggunakan piyama Hello kitty dengan bando pink berbentuk telinga kelinci di kepalanya, Rebeca menatap jengah apa yang di lihatnya.

"Gue kira bakal ada adegan bunuh membunuh secara Live tapi apa ini?" Gumam Rebeca.

Tadi Rebeca di minta untuk datang ke sekolah oleh Samuel yang menelponnya ntahlah dari mana pria Playboy itu tau nomor Rebeca.

Flashback On

Di sebuah kamar mewah bernuansa gelap hanya terdengar suara coletehan dari si pemilik kamar yang sedang sibuk menonton Drama Korea di Laptopnya.

"Wow mau Kissing nih!" Pekik Rebeca semangat dengan cepat Dia bangun dari posisi rebahannya menjadi duduk dengan mata yang menatap serius Laptop di hadapannya.

Saat adegan yang di tunggu—tunggu nya tiba Rebeca dengan berpura—pura menutup matanya dengan tangan "Aw gue ga liat." Ucap Rebeca tapi masih mengintip di sela—sela jarinya.

"Gue masih polos, gue masih polos." Ucap Rebeca dengan terus mengulang kata yang sama.

Ding Ding Ding

Rebeca melirik sekilas ponselnya yang menyala "Shit, telpon dari siapa si ganggu banget."

"Sistem angkat panggilan telpon itu." Perintah Rebeca pada Sistem.

"Baik Tuan."

Tiba—tiba terdengar suara lain yang berbeda dari suara Rebeca maupun Sistem yang dapat Rebeca tebak jika itu adalah suara orang yang menelponnya.

"Hallo, apa ini Benar dengan saudari Rebeca yang Cantiknya mirip Bidadari?"

Bukannya senang di puji Rebeca malah merasa mual mendengar pujian yang menurutnya menjijikan.

"Siapa lo? Punya nyawa berapa sampe berani ganggu gue!" Ucap Rebeca ngegas.

"Ini Samudra Samuel calon Suami masa depanmu—"

Terdengar suara Samuel yang bernyanyi di telpon "Dede Cantik jangan galak—galak takut kamu lekas tua."

Rebeca secara kasar menutup Laptop di depannya lalu berucap keras pada Hologram di depannya yang masih menampilkan sambungan telpon dari Samuel.

"Ga usah banyak bacot, ngapain lo telpon gue? Kalo ga penting, LO MATI!" Teriak Rebeca dengan menekan kata akhirnya.

Terdengar suara Samuel yang seperti sedang bertanya kepada seseorang.

"Tadi Bang Samuel abis nanya sama Bima, katanya alasan gue telpon Dede Cantik itu buat minta Dede Rebeca yang Cantiknya baday untuk datang ke sekolah."

"Kenapa?" Tanya Rebeca sedikit penasaran, ingat ya hanya sedikit.

Terdengar kembali suara Samuel yang seperti sedang bertanya pada seseorang yang Rebeca yakini itu Bima.

"Tadi bang Samuel abis nanya—" Belum selesai Samuel berucap terlebih dahulu di potong oleh Rebeca.

"Ga usah bacot! Langsung jelasin ke intinya!" Ucap Rebeca yang sudah mulai kesal.

"Zaidan sama Malvin rebutin Dede cantik sampe tonjok—tonjokan kayanya bentar lagi bakal sekarat." Jelas Samuel.

"Terus?" Balas Rebeca cuek.

"Dede cantik harus kesini buat misahin mereka kalo ngga mereka bakal mati emang Dede Cantik mau di tuntut karena jadi alasan Dua anak tunggal Kaya Raya Mati." Ucap Samuel mencoba menakut—nakuti.

"Hm, ga perduli juga si."

"Gini deh apa yang Dede Cantik mau bakal Bang Samuel turutin tapi Dede Cantik harus ke sini." Bujuk Samuel yang sepertinya masih tidak menyerah untuk membuat Rebeca datang ke sekolah.

Mendengar Bujukan dari Samuel, Rebeca cukup tergiur untuk menerimanya "Siapin Uang 1 M." Setelah berucap itu Rebeca langsung memutuskan panggilan sepihak.

Flashback Off

Dan di sinilah Rebeca sekarang tanpa mandi ataupun berganti baju, Rebeca langsung menuju sekolah dengan berteleportasi.

Rebeca yang sudah jengah melihat kelakuan aneh dua pria yang sayangnya tampan ini dengan langkah tak ikhlas berjalan mendekati tempat perkelahian Zaidan dan Malvin.

Siswa siswi yang melihat Rebeca seketika berbinar apalagi tampilan Rebeca yang terlihat Menggemaskan.

Begitupun Samuel dan Bima yang merasa senang setidaknya jika sudah ada Rebeca maka Zaidan dan Malvin akan memberhentikan aksi perkelahian yang cukup aneh bagi seorang pria.

Berbeda dengan kedua pria tampan yang masih sibuk saling jambak—menjambak ini "KHEM!" Rebeca berdehem keras.

Membuat Zaidan dan Malvin yang tadinya sedang sibuk saling menjambak menghentikan aksinya karena mendengar suara yang sangat mereka kenali walaupun hanya suara deheman.

Mereka langsung berbalik lalu menatap Rebeca berbinar senang dengan cepat mereka akan mendekati Rebeca sebelum itu terdengar suara tegas dari Si Cantik Rebeca.

"STOP! DIEM DI SITU!"

Zaidan dan Malvin langsung terdiam di tempat dengan kepala menunduk lalu berucap bersama "Pengen peluk Eca."

"Ga ada peluk—peluk." Balas Rebeca

"Kenapa?" Tanya Zaidan memelas begitu pula Malvin yang sudah mengeluarkan air matanya.

"Kalian berantakan—" Ucap Rebeca dengan mata menatap Zaidan lalu Malvin yang keadaannya tidak jauh berbeda.

"Muka bonyok, rambut acak—acakan mana itu seragam sekolah kalian banyak rambut rontoknya." Jelas Rebeca yang sangat sesuai dengan keadaan Zaidan dan Malvin.

"Tapi kita gini karena rebutin Eca." Ucap Malvin yang di balas anggukan setuju oleh Zaidan.

Rebeca memutar bola mata malas "Gue ga minta di rebutin kalian." Setelah mengucapkan itu Rebeca membalikan badan untuk meninggalkan Cafetaria tapi terlebih dahulu di tahan oleh Zaidan dan Malvin dengan memeluk erat kedua tangan Rebeca.

"Kita suka Eca." Lirih Zaidan dengan mata berair.

"Kita sayang Eca." Lirih Malvin dengan air mata yang semakin banyak keluar.

"Kita cinta Eca." Zaidan dan Malvin menatap Rebeca penuh cinta dengan air mata yang terus keluar.

Helaan nafas keluar dari bibir Sexy Rebeca "Ga usah sampe berantem gitu gue ga suka dan—"

Rebeca menatap wajah Tampan Zaidan dan Malvin yang penuh dengan luka "Kalian jadi jelek." Setelah itu Rebeca menyentak keras tangannya membuat pelukan Zaidan dan Malvin terlepas.

Tanpa menoleh ke belakang Rebeca berucap "Kalau wajah kalian udah ganteng lagi, kalian datang aja ke gue karena setelah itu kalian akan menjadi Milik gue—"

Wajah sedih Zaidan dan Malvin seketika menjadi senang saat mendengar ucapan Rebeca 'Gpplah kalo Rebeca mau kita berdua jadi Miliknya, sengganya hidup bertiga pasti akan menyenangkan kalo ada Eca.' Pikir Mereka.

Tapi kesenangan mereka seketika lenyap saat mendengar ucapan selanjutnya dari Rebeca.

"Lain kali ga usah berantem, kalian tenang aja gue bakal buka Harem dan kalian akan jadi salah satu Penghuni Harem gue." Lanjut Rebeca dengan menyeringai.

'Kalo Rebeca buka Harem berarti bakal makin banyak lagi cowok yang jadi milik Rebeca, OH TIDAK!!!' Batin Zaidan dan Malvin tidak terima.

Rebeca membalikan badannya lalu menatap para Siswa—siswi di Cafetaria yang saat ini masih menatapnya berbinar.

"MULAI HARI INI HAREM REBECA DI BUKA!" Teriak Rebeca lantang.

TBC

𝘼𝙡𝙬𝙖𝙮𝙨 𝙈𝙞𝙣𝙚 [𝘾𝙤𝙢𝙥𝙡𝙚𝙩𝙚𝙙]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang