HAPPY READING
———
Langit yang tadinya gelap menjadi terang karena sang Surya menyinari Bumi. Seluruh manusia berbondong—bondong untuk melakukan keseharian mereka, baik itu bekerja, bersekolah dan lainnya.
Begitupun Rebeca yang saat ini sedang Sarapan bersama Kakak—kakaknya, Para orang tua mereka baru akan kembali minggu depan.
Setelah menyelesaikan sarapan, Rebeca menyempatkan diri untuk mengecup satu persatu pipi Kakak—kakaknya setelah itu Rebeca berpamitan pada mereka untuk berangkat ke sekolah.
Memilih salah satu mobil yang ada di parkiran miliknya, Rebeca memutuskan untuk mengendarai mobil sport berwarna merah darah pemberian Ezkara.
Saat di perjalanan menuju ke sekolah Rebeca memanggil Sistem "Sistem, Gimana Yayasan amal yang gue minta. Udah lo buatin?"
"Masih tahap pembangunan Tuan, tapi Poin yang Tuan keluarkan untuk Yayasan amal itu cukup banyak."
"Emang kepake berapa?"
"10.000 Poin."
Menganggukan kepala singkat Rebeca kembali berucap "Lumayan banyak ya."
"Iya Tuan, Anda meminta untuk di buatkan Sepuluh Yayasan Amal besar di setiap kota karena itu Poin yang Tuan keluarkan cukup banyak. Apa Tuan ingin membatalkan pembangunan?"
"Engga, lanjutin pembangunan. Gue pengen Yayasan Amal itu berguna seengganya buat nebus sedikit Dosa gue."
"Apa maksud Tuan? Tuan berbicara seperti orang yang akan mati."
Saat di lampu merah Rebeca menghentikan laju mobilnya "Entahlah." Ucap Rebeca.
Melihat lampu sudah menjadi hijau Rebeca kembali melajukan mobilnya "Tampilkan Biodata."
Ting
Biodata
Nama: Rebeca Tania Bianca Alexsa
Umur: 16 Tahun
Status: Figuran
Kecantikan: 75%
Daya Tarik: 75%
Kecerdasan: 59%
Keahlian: — Multitalenta
— TeleportasiKoin: 39.600
Rebeca melihat Hologram yang menampilkan Biodatanya dengan seksama "Sistem, boleh minta tolong lagi?"
"Tanpa Tuan mintai tolong pun, Sistem akan melakukannya."
"Sisakan 30.000 Poin di Biodata gue, sisanya tolong tukarkan menjadi Uang. Setelah uangnya ada, kirim sebagian uang itu ke pantu asuhan, sebagiannya lagi kasih ke orang—orang yang membutuhkan. Apa lo bisa?"
"Bisa Tuan, Sistem akan menukarkan 9.600 Poin menjadi Uang lalu memberikan uang itu ke panti asuhan dan ke orang—orang yang membutuhkan. Tapi kenapa tidak Tuan saja yang memberikan uang itu secara langsung?"
Menghembuskan nafas dalam—dalam Rebeca kembali berucap untuk membalas pertanyaan Sistem "Gue ga bisa, lo kan tau kalo di Masyarakat gue itu di kenal sebagai putri tunggal keluarga Baskara yang boros. Ga mungkinkan kalo gue mendadak nyumbangin uang ke orang lain."
"Padahal Tuan adalah orang yang Dermawan, kenapa Tuan tidak mengelak tuduhan itu?"
"Ngapain ngelak, gue kan emang boros."
"Tuan boros dalam menyumbangkan uang."
"Yayaya."
Seketika tidak terdengar lagi suara Sistem, Hologram di hadapan Rebeca pun tiba—tiba menghilang.
Rebeca terkekeh kecil memikirkan jika Sistem marah padanya, Rebeca kembali memanggil Sistem "Sistem."
"Iya Tuan."
"Lo ngambek sama gue?"
"Tidak Tuan."
"Oh Iya, gimana cara lo ngebangun Yayasan amal yang gue minta? Dan gimana cara lo ngasih uang ke Panti asuhan dan orang—orang yang membutuhkan. Sedangkan lo aja cuma Sistem?!" Tanya Rebeca penasaran.
"Sistem bisa berubah menjadi Manusia, Tuan."
Mendengar ucapan Sistem mata Rebeca membola "Wow, keren amat. Coba buktiin!"
"Baik Tuan."
Ting
Tiba—tiba cahaya putih muncul di kursi samping Rebeca, secara perlahan cahaya itu menghilang memunculkan wujud seseorang.
Rebeca menatap terkejut seorang pria yang benar—benar tampan, yang saat ini ada di sampingnya dan menatap Rebeca polos lalu pria itu bersuara yang sangat mirip dengan suara sistem "Selamat pagi Tuan, saya Sistem." Ucap pria itu seperti orang yang memperkenalkan diri.
Rebeca meminggirkan mobilnya di tepi jalan, setelah itu Rebeca menatap ke samping dengan cepat Dia mendekatkan wajahnya dengan pria itu lalu mencubit gemas pipi pria tampan yang mengaku sebagai Sistem "Omg, gemesin banget." Pekiknya senang dengan semangat Rebeca mengunyel—nguyel pipi Chubby pria itu.
Pria itu hanya diam dengan mata mengerjap "Tuan?"
Rebeca menjauhkan diri dari pria itu, lalu bersedekap dada menatap penampilan pria itu dari atas sampai bawah "Dam'n it! Ganteng banget." Pekik Rebeca lagi.
"Tuan kenapa? Apa ada yang salah dengan Sistem? Tuan sudah dua kali memekik, karena melihat wujud Sistem sebagai Manusia."
Mendengar ucapan pria yang mengaku sebagai sistem, Rebeca dengan cepat menormalkan ekspresi wajahnya menjadi datar "Nama lo siapa?" Pertanyaan tidak bermutu tiba—tiba keluar dari bibir Sexy Rebeca.
"Sistem." Balasnya cepat.
Rebeca menatap aneh pakaian yang di gunakan Sistem "Lo pake baju dari Besi?"
"Iya Tuan." Balas Sistem.
Rebeca terkekeh kecil melihat pakaian Sistem "Kaya mau perang ya."
"Sistem tidak melakukan perang."
Rebeca memutar bola mata malas 'Sistem mah ga asik.' Batinnya.
Melihat jam yang melekat di tangan Rebeca langsung menjalankan kembali mobilnya karena sebentar lagi gerbang akan di tutup "Kembali ke wujud Hologram." Perintah Rebeca pada Sistem.
Mendengar Perintah Rebeca, pria tampan itu perlahan menghilang di gantikan sebuah Hologram Sistem.
"Jadi gitu cara lo ngelakuin tugas dari gue?" Tanys Rebeca.
"Iya Tuan."
"Mau jadi salah satu penghuni Harem gue? Lo ganteng." Goda Rebeca.
"Tidak Tuan."
Mendengar penolakan Sistem, Wajah Rebeca langsung meredup "Kenapa?"
"Sistem bukan Manusia yang memiliki jenis kelamin, Sistem bukan pria maupun wanita. Tadi Sistem berubah menjadi pria pun hanya bisa sebentar, suatu saat nanti setelah Tuan Rebeca sudah menemukan kebahagian di Dunia Novel ini, Sistem akan menghilang."
Rebeca tersentak setelah mendengar ucapan dari Sistem "Menghilang, lo bakal menghilang dari hidup gue?"
"Iya Tuan."
"Ken—" Belum selesai Rebeca berucap terlebih dahulu terhenti karena Dia sudah sampai di gerbang sekolah.
Menoleh singkat pada Hologram Sistem yang sudah menghilang, Rebeca melajukan mobilnya menuju parkiran.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
𝘼𝙡𝙬𝙖𝙮𝙨 𝙈𝙞𝙣𝙚 [𝘾𝙤𝙢𝙥𝙡𝙚𝙩𝙚𝙙]
FantasyBagaimana jadinya jika Gadis cantik dan Licik pecinta Uang dan Cogan bertransmigrasi ke tubuh seorang Figuran yang hanya muncul satu kali dalam novel. Dan parahnya Figuran ini merupakan Pasien Rumah sakit jiwa. "GUE GA GILA!" "Tuan tolong jangan ber...