14

34K 3.6K 457
                                    

HAPPY READING

———

Seminggu telah berlalu setelah kejadian di Cafetaria di mana Rebeca mengumumkan pembukaan Haremnya.

Dari hari itu juga banyak Siswa yang mendaftarkan dirinya untuk menjadi salah satu penghuni Harem Rebeca. Bahkan ada beberapa Siswi yang dengan terang—terangan ingin menjadi bagian Harem Rebeca, seperti saat ini—

Rebeca menatap malas seorang gadis di depannya yang dari tadi hanya diam dengan kepala menunduk padahal gadis itu yang memaksa Rebeca untuk mau menemuinya di Taman Belakang Sekolah setelah jam Pembelajaran selesai.

"Kalo ga ada yang mau di omongin gue Pergi." Ucap Rebeca karena tidak melihat adanya tanda—tanda gadis ini akan berbicara Rebeca memutar badannya untuk meninggalkan tempat itu.

Sebelum itu pergerakan Rebeca di hentikan oleh genggaman seseorang pada tangannya.

Dengan kasar Rebeca menghempas tangan gadis itu yang dengan kurang ajarnya menggenggam tangannya "Ngapain lo pegang tangan gue?!" Tanya Rebeca tidak santai.

Gadis itu mendongokan kepalanya lalu dapat terlihat wajah cantik dari gadis tersebut "Gue Cinta sama lo dan gue mau jadi salah satu penghuni Harem lo." Ucapnya dengan satu tarikan nafas.

'Pantes aja dari tadi perasaan gue ga enak.' Batin Rebeca.

"Nama?" Tanya Rebeca singkat.

"Aluna Mahendra."

Rebeca menganggukan kepalanya saat sudah tahu nama gadis di hadapannya "Denger ya Aluna, penghuni Harem gue itu harus LAKI! Lo LAKI ga?" Tanya Rebeca lagi dengan menekan setiap kata Laki.

Dengan Polos gadis yang mengaku bernama Aluna itu menggelengkan kepalanya.

Rebeca menepuk pelan bahu Aluna lalu berucap "Lo Cantik pasti banyak Cowok yang mau jadi Pacar lo jadi jangan sampe belok, tapi kalo lo berubah jadi Ganteng Calling—calling gue." Setelah itu Rebeca berjalan pergi meninggalkan Taman Belakang sekolah.

Seseorang yang dari tadi mengawasi pergerakan Rebeca tersenyum miring saat memikirkan ide gila di otaknya "Apa perlu gue jadi Cowok biar bisa jadi salah satu Milik lo?" Gumamnya.

———

Rebeca berdecak kesal saat melihat dua pria Tampan menghadangnya di parkiran.

"Awas!" Ucap Rebeca dengan mata menatap tajam Zaidan dan Malvin yang sayangnya tidak terlihat menakutkan bagi Zaidan yang Malvin sudah di tahap Bucin akut, tatapan tajam Rebeca menurut mereka sangat Menggemaskan.

"Gemes banget Cantiknya Zaidan." Pekik Zaidan dengan tangan mengunyel—ngunyel pipi Chubby Rebeca membuat Rebeca memekik kesakitan.

Malvin yang tidak mau kalahpun mengambil tangan kanan Rebeca lalu di kecupnya berkali—kali tangan itu "Tangan yang Indah seperti Pemiliknya." Gumam Malvin dengan mata berbinar menatap tangan Rebeca lalu di kecupnya kembali tangan lentik itu.

"Aw sakit, gila lo." Sarkas Rebeca pada Zaidan yang tidak di perdulikan Zaidan karena Dia masih sibuk dengan pipi Chubby Rebeca.

Rebeca menatap Malvin yang saat ini masih sibuk mengecup tangan kanannya "Udah woy tangan gue basah!" Pekiknya.

Rebeca masih dapat berbicara dengan baik walaupun pipinya sedang di mainkan Zaidan karena Zaidan mengunyel—ngunyel pipi Rebeca dengan pelan dan lembut, mana tega Zaidan membuat si Cantiknya kesakitan. Ucapan Rebeca yang mengatakan jika pipinya sakit, itu hanya kebohongan agar Zaidan dapat melepaskan pipinya karena berdekatan dengan pria Tampan itu tidak baik untuk kesehatan Jantung.

Dengan susah payah Rebeca memundurkan badannya sehingga tangan Zaidan dan Malvin dapat terlepas dari tubuhnya.

Ada tatapan tidak rela dari Zaidan dan Malvin saat menatap Rebeca. Yang di balas tatapan acuh Rebeca "Lo berdua udah nganiaya gue! Kalian harus tanggung jawab!" Ucap Rebeca dengan tangan menunjuk Zaidan dan Malvin.

"Tanggung jawab ya? Kuy gas ngeng kita ke KUA!" Balas Zaidan dengan nada sedikit alay.

"Gue ga suka cowok alay."

Mendengar ucapan Rebeca dengan cepat Zaidan memasang wajah datarnya dengan tangan di masukan ke saku celana "Udah Cool belum?" Tanyanya.

Malvin yang melihat tingkah Zaidan menatap Zaidan menilai "Lo—" Ucapnya dengan mata menatap Zaidan dari atas sampai bawah.

"Gue ganteng? Udah dari lahir." Ucap Zaidan percaya diri.

"Lo Menjijikan." Sarkas Malvin.

Zaidan yang akan menonjok Malvin seketika terhenti saat mendengar suara Rebeca.

"KALIAN APAAN SI GA JELAS BANGET! KALO GA ADA YANG PENTING GUE PULANG, BUANG—BUANG WAKTU AJA!" Teriak Rebeca frustasi di parkiran yang sudah sepi itu.

Mendengar teriakan Rebeca, Zaidan dan Malvin seketika terdiam.

Setelah keheningan selama 30 Detik, Malvin pun mengeluarkan suara "Kita mau nagih janji Eca—"

Sebelah alis Rebeca terangkat karena Dia merasa tidak pernah menjanjikan apapun pada Zaidan maupun Malvin.

"Waktu di Cafetaria Eca bilang kalo kita udah ganteng lagi, Eca bakal jadiin kita Milik Eca." Lanjut Zaidan.

Rebeca menganggukan kepala setelah mengingat janjinya "Oh, Terus?"

"Sekarang kita udah ganteng, jadi Eca harus tepatin Janji Eca." Ucap Zaidan dan Malvin serempak.

"Punya apa kalian?" Tanya Rebeca tersenyum miring.

"Kita punya apapun yang Eca mau—" Ucap Zaidan.

"Bahkan jika Eca pengen nyawa kita sekalipun akan dengan senang hati kita kasih." Lanjut Malvin.


TBC

𝘼𝙡𝙬𝙖𝙮𝙨 𝙈𝙞𝙣𝙚 [𝘾𝙤𝙢𝙥𝙡𝙚𝙩𝙚𝙙]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang