42

10.1K 1.2K 61
                                    

HAPPY READING

———

Di waktu yang sama di negara yang berbeda.

Setelah Ikhsan memutuskan untuk membawa Rebeca ke luar negri, seluruh anggota keluarga Baskara juga ikut pindah ke luar negri.

Beberapa hari setelah Stiven mengatakan jika ada orang yang bersedia mendonorkan matanya untuk Rebeca, tepat hari ini Operasi mata Rebeca di lakukan.

Seluruh anggota keluarga Baskara dengan setia menunggu Operasi mata yang sedang di lakukan Rebeca.

Beberapa jam berlalu, Operasi telah selesai di lakukan. Dokter pun keluar dari Ruang Operasi dengan wajah lelah.

"Apa Operasinya berhasil? Dan kapan Anak saya bangun?" Tanya Azkara berturut—turut.

"Operasi berhasil di lakukan dengan baik—"

Mereka yang mendengarnya tersenyum senang, tapi ucapan selanjutnya dari Dokter mampu membuat mereka terdiam dengan rasa sesak di hati mereka.

"Mohon maaf, Nona Rebeca saat ini di nyatakan Koma. Dan saya tidak dapat memastikan kapan Nona Rebeca akan bangun dari Koma—Nya."

Angelina tersenyum getir "Tapi anak saya pasti akan bangun kan?"

"Semoga saja, tapi Saya yakin jika Nona Rebeca kuat dan mampu bangun dari Koma—Nya."

"Bagaimana kondisi orang yang mendonorkan matanya untuk anak saya?" Tanya Angelina.

"Kondisi Jonathan Azera Prayudha saat ini—"

———

Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat, Sudah Empat tahun berlalu.

Di sebuah kamar mewah serba putih terdapat gadis cantik berwajah pucat, yang masih tidak sadarkan diri setelah Empat tahun lamanya.

Perlahan kedua mata itu terbuka, walaupun awalnya buram tapi lama kelamaan Dia dapat melihat dengan jelas.

"Selamat Datang kembali Tuan, Sistem sangat senang karena Tuan sudah sadar."

"Sistem?"

"Iya Tuan ini Sistem, Tuan tidak melupakan Sistem kan? Apa karena terlalu lama koma, Tuan sampai hilang ingatan?"

"Ga usah Bacot! Ini di mana? Apa ini di surga?"

"Dosa Tuan cukup banyak jadi Sistem meragukan Tuan untuk masuk Surga."

Rebeca menatap liar ke kamar yang tidak Dia ketahui milik siapa, keningnya menyerit saat memikirkan jika seharusnya Dia buta "Gue kan buta, ko bisa liat si?"

Tiba—tiba pintu kamar terbuka menampilkan seorang Pelayan yang menatap Rebeca terkejut "Kenapa lo natap gue kaya gitu? Gue tau, gue cantik."

Prang

Nampan yang di pegang Pelayan itu jatuh ke lantai, lalu Pelayan itu berlari meninggalkan Rebeca yang terbengong "Tuh orang kenapa? Kaya liat hantu aja,  Apa muka gue udah ga cantik lagi?" Monolognya.

Beberapa saat kemudian terdengar banyak langkah kaki yang mendekati kamar Rebeca.

Brak

Pintu terbuka lebar menampilkan seluruh anggota keluarga Baskara.

Rebeca tersenyum menatap orang—orang yang Dia rindukan, Entahlah Rebeca merasa jika Dia sudah tidur sangat lama "Hai."

Mereka segera mendekati Rebeca, Ikhsan langsung memeluk erat tubuh Rebeca "Grandpa kangen banget sama Eca."

Rebeca tersenyum tipis lalu membalas pelukan dari Ikhsan tapi kakinya seperti susah bergerak seperti lumpuh "Eca ga bisa gerakin badan Eca, apa Eca lumpuh?"

Mereka yang mendengar ucapan Rebeca sangat terkejut sekaligus takut, Excel segera memanggil Dokter untuk memeriksa keadaan Rebeca.

Dokter datang dengan tergesa—gesa lalu segera memeriksa Rebeca, Dokter itu tersenyum "Syukurlah Nona Rebeca sudah sadar dari Koma setelah Empat tahun lamanya, Dan tenang saja Nona Rebeca tidak mengalami kelumpuhan, badan Nona Rebeca susah di gerakan akibat sudah terlalu lama Koma."

"Apa Eca masih bisa bergerak normal lagi?"

"Bisa, setelah kondisi Nona Rebeca stabil. Nona Rebeca dapat mengikuti terapi."

"Oh, Oke makasih Dokter." Ucap Rebeca tersenyum manis di bibir pucatnya.

Hati seluruh anggota keluarga Baskara menghangat setelah Empat tahun lamanya mereka tidak melihat senyum itu.

Dokter itu pun membalas tersenyum lalu pamit meninggalkan Kamar yang di tempati Rebeca.

Rebeca merentangkan tangan seakan meminta di peluk, mereka dengan senang hati memeluk Rebeca satu persatu.

"Eca udah tidur berapa lama? Kok kaya lama banget ya sampe Eca kangen kalian."

"Eca Koma selama Empat Tahun, kita lebih kangen sama Eca."

Rebeca terkejut pastinya 'Apa selama itu?' Pikirnya.

"Em, Bukannya Eca itu buta ya?" Tanya Rebeca ragu.

Mereka saling melirik lalu Angelina meminta seluruh anggota keluarga Baskara untuk keluar, menyisakan Rebeca dan Angelina di kamar itu.

Angelina duduk di samping Rebeca lalu membawa Rebeca ke pelukannya "Apa kamu kenal dengan pria bernama Jonathan Azera Prayudha?"

"Oh Iya, gimana kondisi Nathan?" Tanya Rebeca khawatir, Dia baru ingat jika saat kecelakaan Dia tidak hanya sendiri tapi bersama Nathan.

"Dia sudah meninggal."

"Apa? Meninggal, emang separah apa sampai meninggal?"

"Akibat Kecelakaan itu menyebabkan kakinya lumpuh, Dan Jonathan Azera Prayudha yang mendonorkan matanya untuk Eca sehingga sekarang Eca bisa melihat kembali. Setelah Jonathan Azera Prayudha tau jika Operasi yang Eca lakukan berjalan lancar, Jonathan Azera Prayudha di temukan bunuh diri dengan pisau buah yang tertusuk di jantungnya."

Tidak terasa air mata sudah membanjiri pipi Rebeca "Kenapa Nathan ngedonorin matanya buat Eca?"

Angelina tersenyum tipis sambil menepuk punggung Rebeca "Mommy ga tau, tapi sebelum Dia bunuh diri Dia sempat menitipkan surat ini buat kamu."

Angelina mengambil sebuah surat di laci meja yang berada tepat di samping Ranjang Rebeca. Lalu memberikan surat itu yang langsung di terima Rebeca.

"Mom, bisa tolong tinggalin Eca sendiri?"

Angelina mengecup kedua pipi Rebeca lalu berjalan meninggalkan kamar rawat yang di tempati Rebeca.

Rebeca dengan tangan sedikit bergetar membuka Surat dari Nathan. Dengan mata yang sedikit buram karena terlalu banyak menangis Rebeca mulai membaca surat itu.

TBC

𝘼𝙡𝙬𝙖𝙮𝙨 𝙈𝙞𝙣𝙚 [𝘾𝙤𝙢𝙥𝙡𝙚𝙩𝙚𝙙]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang