04

50.9K 6.2K 538
                                    

HAPPY READING


———

Saat ini gadis cantik dengan wajah bak Dewi Yunani itu sedang mengawasi seorang pria tampan yang di masa depan mungkin akan menjadi malaikat maut untuknya.

Setelah perdebatan singkat dengan Sistem, Rebeca harus dapat mendekati Zaidan dan di sinilah Dia di salah satu Perpustakaan terbesar di Ibu Kota dengan mata tajam yang terus mengawasi pergerakan dari si Protagonis utama pria.

Zaidan yang memiliki insting tajam langsung menoleh ke arah Rebeca, karena Dia yakin selama ia membaca buku ada yang terus mengawasi pergerakannya.

Deg

Mata indah beriris coklat milik Rebeca bertemu dengan mata tajam beriris biru laut milik Zaidan, keduanya membeku sesaat.

'Sangat indah' Batin Zaidan tanpa niat memutuskan kontak mata dengan Rebeca.

Sementara itu Rebeca yang secara tidak sengaja bertatapan dengan Zaidan secara spontan memutuskan kontak matanya.

Ada perasaan tidak rela di hati Zaidan saat Rebeca mengalihkan pandangan darinya.

Ting

"Selamat Tuan misi berhasil, rasa suka Protagonis utama pria mencapai 26%."

Rebeca yang mendengar suara Sistem membeku di tempat "Padahal gue belum ngapa—ngapain loh."

"Protagonis utama pria menyukai mata Anda, dan Sistem dapat mendengar detak jantung target yang tidak wajar."

"Masa si bis—" Belum selesai Rebeca berucap terlebih dahulu di kejutkan dengan usapan lembut pada rambutnya.

Mata Rebeca membola sempurna saat melihat jika Zaidan saat ini sedang memandangnya lekat dengan posisi berdiri di hadapannya jangan lupakan tangan kekar milik Zaidan yang terus mengusap lembut rambut coklat Rebeca.

Secara spontan Rebeca mendorong keras tubuh Zaidan yang sayangnya tidak berpengaruh sedikitpun bahkan pemuda tampan itu masih pada posisi awal.

Ada kilat marah dalam tatapan Zaidan karena merasakan penolakan Rebeca, tapi dalam sekejap tatapan itu melembut.

"Kenapa Hm?" Ucap Zaidan dengan suara seraknya.

"Apasi lo, so kenal." Ucap Rebeca sinis.

Zaidan menundukan badan hingga wajahnya dengan Rebeca berhadapan "Sangat Cantik—" Puji Zaidan saat melihat wajah Rebeca dari dekat.

"Cantik, dari tadi kenapa liatin Aku?" Tanya Zaidan lembut dengan mata yang terus mengamati wajah Cantik Rebeca.

Rebeca berdehem singkat "Lo ganteng." Ucap Rebeca ngasal.

Nyatanya mendengar ucapan dari Rebeca mampu membuat wajah tampan Zaidan memerah, Zaidan dengan cepat memalingkan wajahnya.

Rebeca tersenyum licik saat melihat reaksi Zaidan, perlahan tangan lentik Rebeca mengapit wajah tampan Zaidan agar melihat ke arahnya, setelah keduanya berhadapan Rebeca berucap dengan tangan mengusap lembut rahang tegas milik Zaidan "Mau jadi milik gue?"

"Tuan itu tidak ada di dalam Misi."

Rebeca yang mendengar suara sistem hanya menyeringai, tanpa Zaidan ketahui.

Zaidan menatap Rebeca terkejut "Hah, maksudnya apa? Kamu nembak aku? Kita pacaran?" Tanya Zaidan beruntun.

Baru kali ini Zaidan bahagia saat mendengar ucapan dari seorang gadis padahal sudah beratus gadis yang menyatakan perasaan padanya tapi Zaidan hanya merasa hambar jika mendengar ungkapan cinta dari gadis lain, tapi saat mendengar dari gadis cantik di hadapannya rasanya berbeda, rasa bahagia yang tidak dapat di Deskripsikan oleh apapun intinya Dia sangat bahagia. Padahal Dia baru mengenal gadis ini bahkan, Zaidan belum tau nama gadis cantik di hadapannya. 'Apa ini yang di sebut Cinta pandangan pertama' Pikir Zaidan.

Rebeca menghempas pelan tangan yang tadinya bertengger di wajah tampan Zaidan, dengan angkuh Dia menatap Zaidan yang saat ini menatapnya berbinar "Kita ga pacaran."

Seketika wajah Zaidan muram dengan kepala menunduk, Zaidan berucap lirih "Terus apa maksud kamu?"

Dengan tangan memainkan kuku Cantiknya Rebeca berucap "Lo bakal jadi milik gue, tapi gue bukan milik lo. Yang artinya lo cuma salah satunya bukan satu—satunya karena bakal ada cowok lain yang jadi milik gue juga. Dan lo ga berhak minta gue buat jadi milik lo, karena gue milik diri gue sendiri!" Egois memang tapi Egois itu salah satu sifat Rebeca selain licik Rebeca itu Egois dan Dia tidak suka berbagi.

Wajah tampan yang biasanya berekspresi datar hari ini banyak menunjukan ekspresi lain salah satunya ekspresi sedih yang sayangnya sangat menggemaskan "Hiks kok gitu?" Lirih Zaidan tidak terima.

Rebeca memasang ekspresi datar dengan cepat Dia bangun dari duduknya dan berniat akan Meninggalkan Zaidan, sebelum itu Zaidan terlebih dahulu menahan tangan Rebeca lalu menatap Rebeca dengan wajah memohon "I am yours, Tolong jangan tinggalkan aku."

Rebeca tersenyum miring, dalam sekejap senyum itu hilang di gantikan senyum manis membuat Zaidan yang melihatnya langsung memerah.

Dalam satu kali tarikan dari Zaidan, Rebeca langsung terjatuh ke dalam pelukan hangat Zaidan "Aku belum tau nama kamu siapa? Aku Zaidan Abimanyu, Kamu?"

"Call me Rebeca." Ucap Rebeca tepat pada telinga Zaidan di akhiri kecupan lembut pada pipi Zaidan.

'Satu Pion udah ada di tangan gue.' Batin Rebeca menyeringai.

TBC

𝘼𝙡𝙬𝙖𝙮𝙨 𝙈𝙞𝙣𝙚 [𝘾𝙤𝙢𝙥𝙡𝙚𝙩𝙚𝙙]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang