29

11.5K 1.5K 8
                                    

HAPPY READING

———

Beberapa menit kemudian Rebeca telah sampai di depan gerbang mewah kediaman Baskara.

Satpam yang melihat mobil Rebeca langsung membukakan gerbang dengan lebar agar mobil Rebeca dapat masuk ke Mansion Baskara tanpa lecet sedikitpun.

Melihat gerbang telah terbuka lebar dengan cepat Rebeca kembali melajukan mobilnya memasuki pekarangan Mansion Baskara.

Setelah memarkirkan mobilnya di parkiran khusus yang sengaja di buat Ikhsan untuk koleksi mobil sport Rebeca, saat ini Rebeca berjalan memasuki Mansion Baskara.

Setiap kaki jenjang itu melangkah, para Pelayan yang melihat Nona mereka segera membungkuk hormat yang hanya di balas deheman singkat dari Rebeca.

Kening Rebeca mengerut saat melihat salah satu Kakaknya yang paling sibuk ada di Mansion "Kak Stiv?" Panggil Rebeca ragu.

Pria yang Rebeca panggil Kak Stiv itu menoleh saat merasa namanya di panggil "Eca akhirnya kamu pulang juga, Kakak udah nunggu dari tadi loh." Ucap Stiven, sambil bangun dari duduknya lalu berjalan mendekati Rebeca.

Stiven Baskara, anak kedua dari Azkara dan Angelina. Salah satu kakak Rebeca yang paling sibuk dan jarang pulang ke Mansion Baskara karena pekerjaannya sebagai CEO di Perusahaan Perfilman milik keluarga Baskara.

Stiven menatap lekat adiknya yang setiap hari semakin bertambah cantik 'Untung adik kalo bukan udah gue nikahin.' Batin Stiven, tapi dengan cepat Dia menggelengkan kepalanya agar segala pikiran aneh di otaknya segera menghilang.

Rebeca melambaykan tangan di depan wajah Stiven membuat Stiven seketika tersadar "Kak Stiv kenapa?"

"Gpp Ca." Balas Stiven singkat.

"Tumben pulang? Biasanya mau pulang kalo Eca telpon dulu."

Mendengar ucapan Rebeca, Stiven terdiam lalu menarik lembut tangan Rebeca agar duduk di kursi yang ada di Ruang Tamu.

Stiven menatap Rebeca lembut dengan senyum lebar yang tercetak di wajah tampannya.

Sedangkan Rebeca yang melihat senyum lebar Stiven, langsung berekspresi datar "Langsung ke intinya aja! Eca tau Kak Stiv pulang pasti karena ada apa—apa nya kan?"

"Adik Cantiknya kak Stiv tau aja." Ucap Stiven lalu mencubit gemas pipi Chubby Rebeca.

"Aw sakit tau." Ringis Rebeca sambil mengusap pipinya.

Stiven yang melihat Rebeca kesakitan seketika memasang wajah bersalah dengan cepat Dia menggantikan tangan Rebeca dari pipinya menjadi tangan kekarnya.

"Maaf." Lirih Stiven sambil mengusap lembut pipi Rebeca yang sedikit memerah.

Rebeca menepuk pelan bahu Stiven "Cuma sakit sedikit ko." Sargah Rebeca agar Stiven tidak merasa bersalah lagi.

Stiven hanya diam dengan kepala menunduk, tapi tangannya masih sibuk mengusap pipi Chubby Rebeca.

Melihat keterdiaman Stiven, Rebeca mencoba mengalihkan pembicaraan "Kak Stiv ngapain nungguin Eca?"

Mendengar pertanyaan Rebeca, Stiven langsung duduk tegap karena Dia hampir melupakan tujuannya pulang ke Mansion Baskara "Kak Stiv boleh minta tolong sama Eca?"

"Minta tolong apa?"

"Buat jadi Voice actor di perusahaan Kakak."

Sebelah alis Rebeca terangkat "Voice actor itu pekerjaan sebagai Pengisi suara kan?" Tanya Rebeca memastikan.

"Iya, nanti Eca jadi Voice actor di salah satu film Animasi yang bakal Kakak buat, Mau ya?" Ucap Stiven dengan suara memohon.

"Kenapa harus Eca? Masih banyak kan Voice actor yang berbakat."

Stiven memegang kedua bahu Rebeca lalu memasang wajah serius "Kak Stiv butuh banget bantuan Eca, Voice actor lain kurang cocok untuk ngisi suara karakter Animasi yang Kakak buat."

"Oke."

"Gimana—gimana?" Tanya Stiven bingung.

"Eca bakal bantuin Kak Stiv buat jadi Voice actor."

Mendengar ucapan Rebeca secara cepat Stiven membawa tubuh kecil Rebeca ke pelukan hangatnya "Makasih." Lirih Stiven dengan suara seraknya, lalu mengecup lembut pipi Chubby Rebeca.

Mendengar bisikan lirih Stiven yang menurutnya sangat Sexy membuat jiwa Play girl Rebeca meronta—ronta.

'Sabar—sabar jangan sampe gue godain kakak sendiri.' Batin Rebeca.

Rebeca berdehem singkat untuk menghilangkan pikiran aneh yang ada di otaknya "Hm, Sama—sama kak." Balasnya.

Tiba—tiba pelukan Rebeca dan Stiven terlepas karena ada seseorang yang dengan kurang ajarnya duduk di antara mereka.

"Kak Ethan?" Panggil Rebeca.

Pria berjas Dokter yang Rebeca panggil Kak Ethan itu menoleh pada Rebeca "Hai, Eca." Sapanya riang.

Ethan Baskara, Pria tampan pemilik iris hitam yang mirip seperti Ikhsan ini adalah anak pertama dari Reza dan Rina. Bekerja sebagai Dokter bedah adalah kesibukannya, menjadi Cucu pertama keluarga Baskara membuat Ethan mempunyai pesona tersendiri bagi para wanita. Saat ini Ethan berusia 25 Tahun, sudah banyak wanita yang mendekatinya tapi wanita—wanita itu biasanya akan menghilang tanpa jejak.

"H—ai." Balas Rebeca terbata.

"Kenapa kaya gugup gitu?"

"Kaget aja, Kakak mendadak pulang kaya Kak Stiv. Kak Ethan juga butuh bantuan Eca?" Tanya Rebeca dengan memasang wajah polosnya.

Ethan menoleh pada Stiven "Lo pulang cuma buat minta bantuan Eca?" Tanya Ethan tidak percaya.

Stiven menghembuskan nafas dalam—dalam "Iya, gue juga ngelakuin itu terpaksa."

Melihat tatapan Ethan semakin menajam padanya, Stiven kembali berucap "Tenang aja Kak, gue bakal pastiin Eca ga bakal kecapean walau ngebantuin gue buat jadi Voice actor."

Wajah Ethan semakin mendatar mendengar ucapan adik beda orang tuanya ini "Lo minta Eca buat jadi Voice actor? Apa perusahaan lo kekurangan orang? Atau udah mulai bangkrut karena itu lo ga mampu sewa orang buat jadi Voice actor?"

Mendengar ucapan yang lebih menjerumus ke sindiran dari Kakak beda orang tuanya ini, Stiven menatap malas Ethan "Perusahaan gue, ga bakal bangkrut ya—" Elaknya.

"Gue ngerasa kalo Eca bakal cocok jadi Voice actor, buat ngisi salah satu Animasi kartun terbaru gue. Suara Eca kan imut—imut gimana gitu, pasti Eca bakal cocok banget ngisi suara Kelinci yang berperan sebagai Tokoh utama di cerita 'Little Rabbit' ini." Jelas Stiven antusias sambil menunjukan sebuah Naskah cerita pada Ethan.

Ethan mengambil Naksah cerita itu lalu bangun dari duduknya mengacak singkat surai indah Rebeca, setelah itu Ethan berjalan pergi meninggalkan Ruang Tamu.

Melihat Ethan meninggalkan Ruang Tamu, Rebeca pun ikut berjalan untuk menyusul Ethan sebelum itu Rebeca berucap pada Stiven "Kak, Eca mau nyusul Kak Ethan dulu—"

Stiven menoleh pada Rebeca "Iya, jangan lupa nanti Sabtu dateng kek Kantor Kakak."

"Kak Stiv, harus minta ijin dulu ke Grandpa, Grandma, Daddy, Mommy, Papa, Mam—" Belum selesai Rebeca berucap terlebih dahulu di potong oleh ucapan Stiven.

"Iya—iya bawel." Potong Stiven yang sudah jengah mendengar Rebeca menyebutkan hampir seluruh anggota keluarga Baskara.

Rebeca terkekeh melihat Stiven yang mulai kesal, mengecup singkat pipi Stiven "Eca, sayang Kak Stiv." Ucap Rebeca, setelah itu Dia berjalan meninggalkan Ruang Tamu.

Mendengar ucapan adik Cantiknya, Stiven membalas "Kak Stiv, lebih sayang Eca." Lirihnya sambil tersenyum tipis melihat punggung Rebeca yang mulai menghilang dari pandangannya.

TBC

𝘼𝙡𝙬𝙖𝙮𝙨 𝙈𝙞𝙣𝙚 [𝘾𝙤𝙢𝙥𝙡𝙚𝙩𝙚𝙙]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang