30

11.7K 1.5K 13
                                    

HAPPY READING

———

Langit yang tadinya cerah menjadi gelap, Malam pun tiba. Di kediaman mewah Baskara. Setelah makan malam, seperti biasa mereka akan berkumpul di Ruang Keluarga. Kecuali para orang tua yang saat ini sedang berlibur bersama meninggalkan anak—anak mereka di Mansion Baskara.

Rebeca yang duduk di tengah—tengah antara Ethan dan Edward, hanya diam saat kedua kakaknya itu bermanja—manjaan padanya.

Sedangkan Kakak—kakak Rebeca yang lain, melihat tingkah Ethan dan Edward hanya berdecih dalam hati.

Setelah keheningan cukup lama Stiven berucap lebih tepatnya ingin meminta ijin "Jadi gini—" Belum selesai Stiven berucap terlebih dahulu di potong oleh ucapan Excel.

"Perasaan gue ga enak."

"Sama." Ucap Lucifer yang tiba—tiba datang lalu duduk di samping Excel.

Excel menatap Licifer nyalang "Ngapain lo di sini? Lo kan harusnya ada di Asrama."

Lucifer balas menatap Excel "Gue kabur dari Asrama, tadi juga gue sempet nemuin Eca di sekolah."

Seorang pria tampan bepakaian serba hitam dengan ekspresi datar di wajah tampannya menatap Lucifer tajam, aura mengerikan keluar dari tubuh pria tampan itu, membuat orang—orang yang berada di Ruang Keluarga bergidik ngeri bahkan Rebeca langsung masuk ke pelukan Ethan.

"Balik ke Asrama atau mati?!"

Lucifer mengusap tengkuknya yang mendadak terasa dingin "Gue pilih atau." Balas Lucifer berniat mengerjai salah satu Kakak kandungnya yang paling galak.

"Oh, kamu pilih mati?" Setelah mengucapkan itu, Si pria tampan tadi mengeluarkan sebuah pistol berlapis Perak dari saku celananya.

Melihat Pistol kesayangan Kakaknya di keluarkan Lucifer segera berlari meninggalkan Ruang Keluarga "IYA BANG, IYA GUE BALIK KE ASRAMA." Teriak Lucifer menggema di Ruangan keluarga mewah Baskara.

Helaan nafas pria itu keluarkan melihat tingkah salah satu adiknya, lalu tatapannya melembut saat melihat Rebeca yang saat ini ada di pelukan Ethan.

Tanpa persetujuan Ethan pria itu mengambil alih Rebeca, hingga saat ini Rebeca ada di pelukannya "Eca." Panggilnya.

Mendengar jika namanya di panggil Rebeca menatap pria tampan yang saat ini memeluknya "Kak Ezka?" Cicit Rebeca.

Pria yang Rebeca panggil Kak Ezka itu tersenyum tipis bahkan sangat tipis hampir tidak terlihat "Iya ini Kak Ezka, Eca kangen Kakak ngga?"

Ezkara Baskara, anak pertama dari Azkara dan Angelina. Pria tampan ini memiliki kesibukan dalam mengelola Pertambangan Emas, Perak dan Batu bara terbesar di Negara sekaligus seorang Pembunuh Bayaran yang terkenal akan kebrutalannya dalam membunuh. Ezkara menjadi Pembunuh Bayaran bukan karena Dia kekurangan uang, tapi Dia menjadi Pembunuh Bayaran untuk menuntaskan hasratnya untuk membunuh, Ezkara sangat menyukai hal—hal berwarna merah termasuk darah.

"Kangen banget." Balas Rebeca cepat.

Ezkara terkekeh kecil mengusap lembut surai indah Rebeca lalu mengecup kedua pipi Chubby Rebeca "Kakak lebih kangen kamu Cantik."

Rona merah terlihat jelas di wajah cantik Rebeca, dengan cepat Dia menenggelamkan wajahnya di dada bidang Ezkara "Malu." Lirihnya.

Ethan, Excel, Edward dan Stiven hanya menatap malas Rebeca dan Ezkara yang saat ini masih berpelukan, lebih tepatnya mereka iri dan ingin berada di posisi Ezkara.

Stiven  berdehem keras membuat seluruh pandangan terpusat padanya begitupun Rebeca dan Ezkara yang tadinya sibuk dengan dunia mereka saja, biasalah Dunia seakan milik berdua yang lain mah ngontrak.

𝘼𝙡𝙬𝙖𝙮𝙨 𝙈𝙞𝙣𝙚 [𝘾𝙤𝙢𝙥𝙡𝙚𝙩𝙚𝙙]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang