17. DUKA SI JALANG

5.9K 96 3
                                    

_{}_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_{}_

Aku hendak ingin pergi menemui klien, karena hari ini aku ingin mengambil kerja daripada tidak melakukan apa-apa di rumah. Mau ke panti juga sudah tidak mood. Telfon Davidz juga tidak di jawab, ya mungkin terlalu banyak pekerjaan.

Hari ini aku memutuskan untuk menemuinya di puncak. Karena katanya ia memiliki satu buah villa di daerah Garut. Hitung-hitung buat menghemat uangku, terlebih lagi sudah lama sekali Davidz tidak mentransfer uang kepadaku.

" Ah sudah jam 5 sore. "

" Orang itu kok belum jemput sih. "

Namun tidak selang berapa lama kemudian ia menelfonku,

" Bella, aku sudah sampai nih, kamu turun ya. "

" Oke, tunggu ya. " obrolan kami di telfon

Aku sempat mengintipnya dari balik jendela kamarku. Tampak dari kejauhan, ada seorang pria tinggi memakai kemeja putih dengan menaiki mobil seri Brio mpv berwarna abu-abu gelap. Seraya aku segera turun untuk menemuinya.

Ketika melihat keberadaanku sudah begitu dekat, ia lantas keluar dari mobilnya dan berniat untuk menyambutku. Ia berjalan menghampiriku dengan melambaikan tangannya ke arahku.

" Bella ya. "

" Iya. " aku segera menjabat tangannya begitu juga dengan dirinya yang dengan cepat meraih tanganku. Ia berjalan mendahuluiku dengan membukakan pintunya untukku.

" Ah terima kasih. " ujarku

" Wanita secantik kamu harus diperlakukan dengan manis. " Tuturnya, sembari melajukan setir mobil nya.

Dari penampilannya terbilang cukup keren seperti orang yang paham tentang fashion. Terlihat rapih dengan balutan kemejanya, Tak lupa baunya yang semerbak wangi.

" Ini pake parfumnya sebotol ya. " batinku.

" Wangi banget sih. "

Sesekali aku melirik ke arahnya namun ia tetap terjaga pandangan matanya ke depan. Kami berdua cukup lama terlarut dalam keheningan.

Huwaa suasana macam apa ini..

" Memangnya tidak ada yang marah kalau aku ngajak ketemu kamu. " ujarnya,

" Ada. "

" Serius?. Pacarmu ya? " Tanyanya lagi

" Bukan. Tapi aku. "

" Apa maksudnya. "

" Aku yang marah kalau kamu sampai melukaiku. " tawaku renyah memecah keheningan, Ia pun ikut terkekeh melihatku tampak seperti memaksakan ketawa.

Tangannya mengacak-acak rambutku, aku sontak menjauhkan tangannya dari kepalaku.

" Mana mungkin wanita secantik kamu tidak punya pacar. "

ARABELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang