HANYA BOLEH DIBACA KHUSUS USIA DIATAS 21 TAHUN, KARNA CERITA MENGANDUNG UNSUR VULGAR. TIDAK DISARANKAN UNTUK DIBACA RAME-RAME-
Aku seorang wanita yang memiliki profesi yang hanya bermodalkan tubuh saja. Sejak perceraian ayah dan ibu tampaknya hidupk...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
_{}_
Kain penutup jendela tanpa sengaja terbuka. seketika sorot mataku menyapu luar halaman. Namun, saat aku hendak menutup kordennya kembali. tampak terlihat seseorang yang mindik-mindik sedang mengintai jendela apartemen tempatku berada. Orang asing itu mengenakan penutup masker, membuat aku sama sekali tak mengenalinya.
Berulang kali orang itu terus memperhatikan tiap sudut apartemen. saat ia mengeluarkan ponsel dari sakunya, ia menyadari keberadaanku yang juga tampak sedang mengintip dari balik korden. Sontak, aku mengalihkan diri dari pandangannya dengan ketakutan. aku menutup kembali dengan rapat korden jendelanya.
Masih bertanya-tanya, siapakah orang tersebut. gerakannya tampak mencurigakan sampai berhasil membuat jantungku berdegup sangat kencang.
Seraya aku mencari nomer di kontak dan memutuskan untuk menghubungi pihak keamanan apartemen. Namun, belum sampai menelfon–Satu panggilan masuk dari Allan, lantas aku segera mengangkatnya.
" Halo.. ada apa " tanyaku secara frontal.
" Mau temenin aku gak..? " Tanyanya balik, aku mendengar suara Allan terdengar sedang serak dan sengau.
" Kemana..? " Ucapku, sembari menggaruk punggung.
" Kita kencan. " dalam suaranya yang serak, ia terbatuk.
" Jangan becanda deh Allan.. Aku nanya serius ya! " Desakku, seraya dahiku mengeryit.
" Aku mau ke tempat peristirahatan mama. "
" Aku males aja kalau harus sendiri " imbuhnya.
" Oh.. " jawabku singkat.
" Mau gak..? "
Aku sempat terdiam sejenak, namun mengetahui tak mendengar suaraku allan melanjutkan kembali ucapannya.
" Kalau gak mau yasudah, Aku tutup dulu ya... " namun tak sampai ia menutup teleponnya, seraya aku menyahutinya.
" Eh.. tunggu!! Aku mau. "
" Apa. " potongnya,
" Iya aku mau. "
" Mau apa..? " Ujarnya, sembari menahan tawa.
" Ih ngeselin banget. " Pekikku, sembari memanyunkan bibir.
