_{}_
Aku duduk begitu juga dengan davidz. kami berempat asyik menyantap hidangan yang sudah ku sajikan, melihat athalia yang tampak antusias menikmatinya. Aku merasa lega, meski kudapati soraya yang masih ragu menyantap masakanku.
" Semua makanan ini kamu beli dimana dek..? " Tanya soraya, memperhatikan athalia yang sangat lahap memakannya.
" Kalau dirumah ada yang bisa masak, ngapain beli di luar. " Jawabnya, tersenyum melihatku.
" Kau kenapa harus repot-repot masak. Kan aku sudah melarang mu. " Potong davidz, sembari mengusap rambutku.
" Cuman masak aja bisa lah aku.. "
" Bagaimana enak gak..? " Tanyaku, memperhatikan satu persatu raut wajah mereka. Davidz terus mengangguk, tampak seperti menyukai masakanku.
" It's good baby. Masakanmu sangat lezat. " Ia terus mengacungkan jempolnya kepadaku. Diikuti dengan athalia yang tengah menunjuk ke piringnya.
" Ini enak banget kak.. tingkat kematangan salmonnya sendiri it's a medium rare. Aku emang suka tingkat kematangan yang seperti ini. " Ia juga mengacungkan jempolnya dengan senyumannya yang terpancar.
Melihat adik dan kakaknya antusias memuji masakanku, Soraya pun penasaran. Dengan sigap ia menyuapkan nasi ke mulutnya. Dikunyahnya sesaat namun setelah itu matanya terbelalak kaget, merasakan begitu nikmatnya masakanku. Senyumnya menyimpul namun tidak lama, ia kembali memasang wajah datar.
Soraya bahkan terlihat sedang menikmati makan malam kami, kadang kala ia menggerakkan tubuh bahkan kepalanya setiap saat mengunyah makanannya. Melihat tingkah lakunya tersebut tentu saja membuatku tersenyum gemas.
" Gimana..? Suka..? " Paparku, seketika ia menghentikan gerakan tubuh dan kepalanya. Ia pun mengangguk.
" Suka kok. " Jawabnya singkat. Ia bahkan terus menambah nasi dan sayurnya meski di sisa penghabisan pun ia habiskan sampai piringnya tersapu bersih.
" Besok aku balik ya ke kota.. " celetuk davidz, seketika soraya menoleh kearahnya.
" Buru-buru amat kak. " Lontarnya,
" Yahh.. aku harus kembali ke rutinitas yang memuakkan lagi. "
" Kalian jaga diri baik-baik ya.. sesekali samperin lah kakaknya ini. " Imbuhnya sembari melirik kedua adiknya, Athalia menundukkan kepalanya sembari berdehem.
" Malas banget kalau harus ke kota. " Potong soraya, sembari tangannya yang sibuk mengangkat beberapa piring kotor.
" Terima kasih ya kalian sudah menerimaku dengan baik selama disini. " Ujarku, Seraya mata athalia tengah berkaca-kaca, Merasa tidak rela jika harus membiarkan aku pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARABELLA
RomanceHANYA BOLEH DIBACA KHUSUS USIA DIATAS 21 TAHUN, KARNA CERITA MENGANDUNG UNSUR VULGAR. TIDAK DISARANKAN UNTUK DIBACA RAME-RAME- Aku seorang wanita yang memiliki profesi yang hanya bermodalkan tubuh saja. Sejak perceraian ayah dan ibu tampaknya hidupk...