_{}_
Tak terasa sudah hampir lima hari aku tinggal di rumah istana ini. Jarang sekali, bisa berduaan dengan davidz tanpa gangguan dari pekerjaannya. Pasalnya, pria yang satu ini sulit sekali meluangkan waktunya meski hanya sebentar. Bahkan aku sering ia tinggal sendiri, saat kita sedang jalan. Nyatanya kepulangannya kali ini tidak hanya untuk melepas rasa rindunya kepada adik-adiknya. Ia juga bisa melepas rasa penatnya karna terus menjalani aktivitas yang monoton.
Rumah tampak sunyi karena aku tidak melihat Soraya beserta athalia. Sebab pagi sekali, soraya sudah berangkat ke kantor. Sedang dua jam setelah kepergian kakaknya, athalia berangkat ke kampusnya dengan mengendarai sebuah mobil BMW berwarna navy. Di rumah yang besar ini hanya ada aku dan davidz saja. Davidz yang masih tertidur pulas, sengaja aku membiarkannya. Karna tidak ada teman untuk mengobrol, aku memutuskan untuk memasakkan davidz makanan untuknya. Aku ingin berbelanja di pasar dekat dari perumahan ini. Karna kemarin saat kami menuju kesini, aku melihat ada pasar yang cukup besar tengah berdiri di ujung jalan. Meski terbilang pasarnya luas, namun tak banyak orang yang berbelanja disana.
Tanpa membangunkan davidz untuk meminta ijin, seketika aku bergegas keluar dengan menenteng paper bag. Aku memilih berjalan kaki, karena tidak tahu dimana ia meletakkan kunci mobilnya. Dan lagi, kalau aku harus bertanya kepadanya. Yang ada aku malah mengganggu tidurnya.
" Jalan kaki saja.. sambil olahraga " ujarku, sembari menutup pintu pagar. Udara di pukul sembilan pagi ini sangat sejuk nan dingin. masih terdengar suara kicauan burung, Kadang juga tendengar suara ombak dari pantai yang tidak jauh dari perumahan ini. Keindahan seperti ini tidak bisa aku lewatkan begitu saja. Seraya aku mengeluarkan ponsel dari saku celana, dan memotret dedaunan bahkan langit yang sangat cerah membiru.
" Enak kali ya kalau tinggal disini. "
" Disini tempat yang paling tepat untuk mencari ketenangan. " Ucapku, sembari sesekali menutup mata. Merasakan alam yang begitu asri, yang sulit aku temukan di ibu kota.
Aku terus berjalan. Kadang kalanya aku berlari, cukup untuk membantu membakar lemak di perut. Saat berjalan cukup jauh, di samping jalan. Terlihat beberapa para ibu dan bapak tengah menanam tanaman di ladang. Karena di sepanjang jalanan, masih dipenuhi dengan ladang yang tampak tanamannya subur dengan segar. Aku terus berjalan sembari memotret pemandangan yang indah di desa ini. Meski jarak dari rumah lumayan jauh, namun entah kenapa aku sama sekali tidak merasa capek justru sebaliknya, Bahagia.
Saat sampai di pasar, aku berencana hendak ingin membeli ikan salmon karena melihat ikan-ikannya masih begitu fresh. Meski belum tahu akan memasak apa nanti, namun untuk belanja pun aku tidak kebingungan. membeli bahan apa yang menurutku bisa di olah. Pasar disini jauh lebih lengkap dibandingkan di kota. Harganya pula jauh lebih murah, meski murah akan tetapi masih sangat fresh. Mungkin karna daerah disini masih asri, entah lah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARABELLA
RomanceHANYA BOLEH DIBACA KHUSUS USIA DIATAS 21 TAHUN, KARNA CERITA MENGANDUNG UNSUR VULGAR. TIDAK DISARANKAN UNTUK DIBACA RAME-RAME- Aku seorang wanita yang memiliki profesi yang hanya bermodalkan tubuh saja. Sejak perceraian ayah dan ibu tampaknya hidupk...