29. BABAK BELUR

1.7K 44 5
                                    

_{}_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_{}_


Satu yang kutahu pasti, aku ini tetaplah seorang hamba yang kadangkalanya menginginkan surga.

Diriku memang hina, namun akalku masih berfungsi dengan baik yang tidak sehina tubuhku.

[]



Di pagi buta sekali, aku bersama davidz hendak berkunjung ke tempat adiknya. Aku kira selama ini ia hanya seorang diri, namun ternyata ia memiliki dua adik kandung perempuan. Aku tidak tahu mengapa ia membawaku kesana, apa iya ungkapan ingin menikahi ku saat itu memang serius.

" Om kenapa ingin sekali mengenalkanku dengan adik-adiknya om..? "

" Kau masih saja memanggilku dengan sebutan itu. " Jawabnya, tanpa mengalihkan pandangannya ke depan kaca mobil.

" Aku manggil apa.. jarak usia om sama Ara saja sangat jauh. "

" Oh.. apa om mau kupanggil ayah. "

" Kan kita sudah seperti bapak dan anak, bagaimana..? "

" Ini umur saya yang tua. Mukanya belum cocok jadi bapak-bapak. "

" Setiap kali aku jalan dengan om.. orang-orang selalu mengira kalau kita ini bapak dan anak. " Aku memicingkan mata ke arahnya, ia pun menatapku sembari tangannya yang masih fokus menyetir.

" Jadi kau mau aku menjadi bapakmu atau suamimu..? " Tatapnya tajam sembari menyeringai. Aku gelagapan dengan seraya mengalihkan tatapanku darinya.

" Om kalau bersikap seperti ini, aku jadi deg-degan. "

" Panggil davidz saja. Jangan om! " Pintanya, sembari alisnya yang tebal terangkat. Membuatku salah tingkah.

" Baik om.. eh davidz "

" Good girl. " Tuturnya, sembari menepuk lirih kepalaku

Kami memang sengaja pergi sangat pagi sekali, karena jarak rumah adiknya sangat jauh, memakan waktu 4 jam untuk bisa sampai sana. Karena kebetulan juga, jadwal davidz tidak terlalu padat.

Sesekali aku memperhatikan tangannya yang putih dan berurat ketika sedang menyetir. Aku sangat menyukai tangan pria seperti itu, berurat. Di mataku tangan pria yang berurat itu seksi dan menawan.

" Jadi kau suka dengan tanganku baby..? " Lontarnya, meski matanya tidak melihatku namun entah kenapa davidz ini sangat peka sekali. dia bisa tahu bahwa sejak tadi aku memandangi sentuhan tangannya ketika menyetir.

" Lagi.. lagi aku kecolongan. Sial " batinku, seraya aku kembali mengalihkan pandanganku ke kaca samping. Aku hanya terdiam dan sengaja tidak menanggapinya, meski sebenarnya aku memang menyukainya.

Sudah hampir 3 jam, terlihat davidz sedang kelelahan namun berusaha ia sembunyikan dariku. Salah siapa sok-sokan mau menyetir sendiri, padahal sudah tahu dia biasa disetirin. Ia pun terus menguap dan menghentakkan kedua tangannya untuk memulihkan tangannya yang sudah kelelahan.

ARABELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang