23. NAMA YANG SAMA

3.7K 50 0
                                    

  

_{}_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_{}_

Jam terus berdetak, Tak terasa sudah semalaman Erdana tertidur di apartment Vanes, wanita tua yang dikencaninya. Kencan? Bahkan aku saja tidak bisa menyimpulkan hubungan mereka. Tangannya bergerilya dikasur guna mencari keberadaan Vanes. Namun ia mendapati kasur tempatnya tidur telah kosong dan tidak ada vanes disebelahnya. Kemudian ia bangkit dari tidurnya, Sembari memakai kembali pakaiannya yang tergeletak di lantai. Ia terus memanggili wanita tersebut. Akan tetapi tidak ada seorang pun yang menyahutinya. Setelah selesai berpakaian ia kemudian berlalu mencari keberadaan vanes. Ia menyusuri setiap sudut ruangan dengan celingak celinguk. Ketika semua sudut sudah ia jelajahi namun masih tidak menemukannya. Kemudian ia berlalu kembali ke ruangan kamar tidur untuk mengambil ponselnya.

Dan benar disana ia menemukan satu notifikasi pesan dari wanita yang dicarinya sedari tadi,  Seketika itu ia langsung menghubungi Vanes. Namun sayangnya, tidak diangkat olehnya Tanpa berpikir panjang akhirnya ia memutuskan untuk meninggalkan apartemen milik vanes. Ia mengambil sebuah motor miliknya yang terparkir di halaman belakang apartemen. Disepanjang jalan mendadak ia memikirkan aku. Dalam hatinya ia merasa bersalah karena telah menyakitiku namun ia masih saja bertebal muka dan merasa bahwa ini bukan sepenuhnya salahnya. Ia merasa tidak ada hubungan apapun yang spesial dengan vanes. Karena vanes hanya murni wanita yang ia jadikan untuk meluapkan birahinya saja. Setelah merasa tidak tenang, akhirnya Erdana berusaha untuk menghubungiku berkali-kali sampai aku mengangkat telfonnya.

" Halo Bella.. "

" Eh stop!! Jangan dimatikan dulu. "

" Tunggu sampai aku selesai ngomong dulu ya. Pleasee.. "

" Bisa kita ketemu.? "

" Aku mau menjelaskan soal tentang kemarin siang. Bisa.? "

" Apalagi sih. Tidak bisa aku sibuk. "

*Tut...Tut...tut.. 

Begitulah aku langsung menutup telfonnya. Karena bagiku sudah tidak ada yang harus dijelaskan lagi. Hatiku saja masih merasakan sakit setiap kali mengingatnya bermesraan dengan seorang tante-tante. Bukan sakit lagi tapi lebih menjalar menjadi rasa jijik karena perilakunya. Seraya sekujur tubuhku bergidik mengingat kembali pemandangan itu lagi. Saat itu Erdana kembali melajukan motor vespanya, Sembari melontarkan seribu makian untuk dirinya sendiri. Ia melajukan motornya dengan kencang hingga membuatnya seperti terbawa angin karena kebetulan cuaca saat itu sedang diterjang angin kencang. Ia melajukan motornya ke arah jalanan menuju rumahnya.

Sesampainya dirumah, ia langsung bergegas ke kamar mandi guna untuk membersihkan dirinya dari keringat yang sudah lama lengket dan kotor hinggap ditubuhnya akibat hubungan bercintanya dengan tante itu. Melihat anaknya yang baru pulang, dengan segera sang ibu menyiapkan makanan untuknya di meja.

" Kak makanannya sudah mama siapin di meja ya. "

" Iyaa." Dari dalam kamar mandi erdana menyahutinya. Setelah selesai ia segera menyantap makanan yang telah dihidangkan di atas meja. Dengan posisi dirinya yang masih memakai jaket handuk. Saat hendak mau menyantap tampak dari dapur seketika ibu meneriakinya.

ARABELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang