20. PENAWAR HATI

4.6K 61 2
                                    

_{}_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_{}_

Hari tampak begitu sore sekali, Dari arah kejauhan sebuah sinar matahari mulai menyentrong ke arah Allan saat sedang berpacu kuda. Membuatnya bahkan tidak bisa melihat dengan jelas akibat kesilauan. Kala itu keringatnya begitu membasahi sekujur tubuhnya. Dan hal tersebut sangat membuatnya kegerahan. Lalu Ia memutuskan untuk menghentikan pacuannya dan turun dari kuda yang dikendarainya.

Sepulang dari berkuda, ia bermaksud untuk mengunjungi tempat ibunya dimakamkan. Sudah lama sekali ia tidak berkeluh kesah dengan mendiang ibunya. Saat di perjalanan, Ia menyempatkan untuk membeli bunga anyelir, Bunga kesukaan ibunya. Saat mendiang ibunya masih hidup. Pekarangan rumah mereka selalu penuh dengan bunga. Sang ibu sangat menyukai kegiatan bercocok tanam dan merawat tanaman tersebut layaknya seperti anaknya sendiri. Namun setelah ibu pergi meninggalkan rumah tersebut. Saat itu tanaman tanaman yang dirawatnya dengan penuh cinta banyak yang layu dan mati karena tidak ada yang mengurusnya. Terlebih lagi, penghuni dirumah juga sedang kalang kabut terutama sang anak semata wayangnya. Allandra, yang saat itu sedang hancur - hancurnya.

Sesampainya di makam ibu tercinta. allan mencabuti rumput yang ada disekitar tanah makam milik ibunya. Ia meletakkan bunga anyelir di atas makam. Tidak lupa juga Allan membasuh nisan ibunya menggunakan air botol yang dibelinya sewaktu di perjalanan. Setelah itu ia menaburi bunga di atas makam ibunya. Seketika ia mengadahkan kedua tangannya untuk membaca doa. Di dalam doanya, Sorot matanya begitu sendu hingga sampai berlinang membasahi tulang pipinya. Ia selalu datang berkunjung hanya membawa segenap rasa rindu untuk sang ibu. Dan rindu itu masih menusuk dadanya sampai membuatnya kesakitan sendiri.

" Ma.. Allan datang. Maafin aku ya ma baru kesini sekarang. " Ucapnya lirih.

" Ma.. Allan rindu sekali sama mama. "

" Mama sih gak pernah datang di mimpiku. "

" Oh iya ma.. Aku minta maaf juga ya, aku sama papa masih belum bisa berdamai seperti dulu lagi. " Ujarnya, sembari membasuh air matanya.

" Bagaimana bisa berdamai. Setiap kali melihatnya saja hatiku sakit. "

" Pulang kerumah juga kejadian itu justru selalu menghantuiku. "

" Aku kesepian... Enggak ada mama. "

" Seandainya ada wanita yang mencintaiku, Pasti hidupku tidak akan merasa hampa lagi. " Mendengar apa yang baru saja ia ucapkan, allan tersenyum terkekeh.

" Ada sih ma.. Tapi dia tidak mencintai anak mama. "

" Padahal anak mama ini kan yang paling tampan. " Imbuhnya, Sembari tertawa. Jika dilihat dari kejauhan, siapapun orang yang melihat Allan pasti mereka sudah menganggap bahwa Allan orang yang sedang mengalami gangguan jiwa. Bagaimana tidak. Ia bicara sendiri, menangis sendiri, Setelah itu tertawa sendiri. Namun dia tidak menggubrisnya. Karena menurutnya hanya dengan seperti inilah ia bisa mengobrol lama dengan ibunya.

ARABELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang