Decision

446 72 2
                                    

•HAPPY READING•

Mama Dinar dan mama Anna keduanya bercerita mengenai kehidupan yang Verona lupakan. Mulai dari hari pernikahan sampai kejadian naas itu. Mama Anna seperti pencerita yang handal, semua yang keluar dari mulutnya lebih terdengar seperti cerita anak kecil mengenai putri dan pangeran kerajaan yang saling jatuh cinta dan menikah. Verona tidak bisa membayangkan apapun dalam pikirannya mengenai kehidupan pernikahan.

Verona hanya tersenyum tipis mendengar cerita kedua mamanya ini. Bagaimana mungkin cerita seperti itu ada dikehidupan nyata? Jika mereka ingin berbohong, apa tidak bisa lebih realistik lagi?

Ditengah percakapan itu, suara derap langkah kaki menginterupsi ketiga kaum hawa itu. Ternyata tuan Juan dan putranya alias suami Verona yang datang. Keduanya berjalan berdampingan bak model dengan tubuh yang sempurna. Sepertinya bibit keluarga ini sangat premium. Tentu saja! Mama Anna dan tuan Juan terlihat sama-sama menawan. Mungkin jika mereka memiliki seorang putri, kecantikannya bisa seperti putri kerajaan.

"Maaf membuat kalian menunggu lama" tuan Juan menyampirkan jasnya lalu tersenyum ramah pada mama Dinar dan Verona.

Mama Anna tersenyum menyambut kedua lelaki yang disayanginya lalu berdiri disamping Jevian "Je...liat tu Verona udah dateng kesini buat makan malam bareng kita. Kamu beres-beres dulu gih sana"

Sedangkan Jevian hanya tersenyum tipis lalu melirik sekilas Verona yang tengah menatapnya. Lelaki itu memilih pergi tanpa basa-basi untuk membersihkan dirinya.

Mama Anna dan tuan Juan terkejut dengan perilaku putra mereka "Maaf ya Ve, kayaknya dia capek banget"

Verona hanya mengangguk lalu merasakan kursi rodanya sudah didorong menuju meja makan.

Setelah persiapan seperti pesta ini selesai, barulah Jevian turun dengan pakaian yang lebih santai. Raut wajahnya tetap sama, tidak ada ekspresi apapun.

Berbagai hidangan yang disajikan tidak menarik minta Verona. Kecanggungan yang sangat ketara ini membuatnya tidak nyaman.

"Yaudah karena semua udah disini, kita mulai makannya ya" mama Anna tersenyum melirik Verona sedangkan Verona hanya tersenyum tipis.

Makan malam kali ini terasa lebih canggung daripada saat pertemuan pertama kali mereka. Baik Verona dan Jevian tidak ada yang berniat memulai percakapan.

Mama Anna terlihat seperti ingin membicarakan sesuatu. Verona hanya memperhatikan ekspresinya tanpa niat bertanya. Entah kenapa firasatnya tidak enak.

"Hm Ve" panggil mama Anna lembut.

Verona meletakan alat makannya dan menunggu kalimat Anna selanjutnya.

"Udah 3 bulan kamu keluar dari rumah sakit dan tinggal bareng orang tua kamu" Verona mulai gelisah "Kapan kamu tinggal bareng Jevian?"

Uhuk!

Itu bukan Verona.

Semua mata tertuju pada Jevian yang masih terbatuk. Tuan Juan menyerahkan segelas air untuk putranya.

"Pelan-pelan Je"

Jevian membersihkan mulutnya dan melihat mamanya.

"Kenapa? Mama salah ngomong?"

Sementara Verona hanya menunduk

"Jangan lupa kalo kalian sudah terikat pernikahan. Terpisah selama 3 bulan bukan hal yang wajar dalam pernikahan. I mean, mama ngerti kondisi Verona. But the end of the day kalian tetep pasangan suami istri yang saling tergantung"

Verona dibuat bungkam dengan nada tegas mama Anna. Mama Anna yang melihat ekspresi Verona berusaha meyakinkan menantunya itu.

"Ve mama ngerti pasti susah buat kamu. Tapi bukannya lebih baik buat kamu tinggal bareng Jevian dan mulai semuanya bersama? Siapa tau ingatan kamu juga bisa kembali seiring berjalannya waktu"

Lost and FoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang