-HAPPY READING-
Semua tatapan tertuju pada kursi disebelah jendela yang dihiasi makhluk ciptaan Tuhan saat bahagia. Empat pria berwibawa dan satu wanita anggun terlihat begitu menarik perhatian pengunjung restauran yang datang. Sedangkan di kursi itu, ada suasana aneh yang tidak bisa dijelaskan. Posisi duduk mereka saat ini saling berhadapan dimana Jevian-Verona-Jovian berhadapan dengan Juna-Tio.
Verona yang sudah merasakan kecanggungan sejak awal pertemuan tiba-tiba ini hanya bisa meremas ujung dress-nya dibalik meja. Disaat para pria itu saling melempar sapaan atau gurauan, Verona hanya menanggapi dengan senyuman tipis.
"Kalian udah kenal lama?" Tanya Tio menyadari sejak tadi Verona tidak bergabung dengan percakapan mereka.
Verona sedikit terkejut begitu menyadari arah pertanyaan Tio tertuju padanya "Dari SMP?" Ujarnya sedikit ragu dan melirik Juna untuk memastikan ingatannya tidak salah.
Juna mengangguk pelan "Kalian lupa Grace masih amnesia?"
Tio menepuk dahinya "Sorry, gue lupa. Gue denger kita alumni kampus yang sama"
Pernyataan Tio membuat seisi meja terkejut terutama Verona dan Jevian. Tanpa sadar mereka saling melempar pandangan bingung.
"Lo tau darimana?" Jovian angkat bicara.
"Gue liat postingan Juna pake Hoodie kampus kita"
"Wah udah bisa dibilang takdir sih, merinding gue" Jovian mengusap lengannya.
Sedangkan ketiganya masih terdiam dengan fakta mengejutkan yang baru mereka ketahui.
Jadi selama ini mereka berada tidak jauh satu sama lain? Juna dan Verona, sedangkan Jevian bersama teman-temannya.
"Tapi masa kampus emang the best sih"
Kalimat Tio berlanjut dengan mereka yang bernostalgia melalui sisa ingatan masa kuliah yang masih tersimpan rapi. Bagaimana dulu mereka menyesuaikan diri dengan suasana Australia yang tentu saja berbeda dengan Indonesia. Berbagai drama perkuliahan yang dihiasi asmara memberi rasa manis dalam perjalanan mereka sampai di titik ini.
"Kalo kalian gimana?"
Juna berfikir sejenak "Gue sama Grace ikut club' nyanyi gitu. Ya kadang ikut meriahin acara aja sih. Biasanya Grace yang nyanyi gue iringin pake gitar"
Diujung kalimatnya, Juna tersenyum tipis melirik Verona yang tertangkap basah memperhatikannya.
"Wait, but why did you called her Grace?" Tanya Tio penasaran sejak tadi.
"Karena nama dia Grace" jawab Juna singkat tanpa memberi penjelasan lebih lanjut.
"Nama spesial gitu ya? Lo inget Jev nama yang Lo kasi buat Ze—"
Kalimat Tio terhenti begitu ia merasakan Jovian menyenggol lengannya. Seolah tersadar dengan apa yang akan ia katakan, Tio menutup rapat mulutnya.
Verona dan Juna hanya diam memperhatikan gerak-gerik aneh ketiganya. Tio dan Jovian yang nampak canggung sedangkan Jevian yang hanya menampilkan ekspresi datarnya.
Ditengah keheningan yang melanda, waitress datang membawa pesanan mereka.
"Enjoy your meal" sapanya ramah.
Verona meraih gelas berisi cairan kental berwarna hijau dan meminumnya. Baru seteguk, gelasnya sudah ditarik paksa oleh Juna.
"Lo gila? Ini Avocado Juice, Lo kan engga suka"
Suasana hening.
Verona yang menyadari dirinya menjadi pusat perhatian, mengambil alih gelas itu dari Juna "It's okey, gue mulai suka avocado belakangan ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost and Found
RandomKejadian naas menimpa sepasang suami-istri ketika pesawat yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan dalam perjalanan liburan. "Apa takdir sedang mempermainkan kita?" Verona "Takdir justru menyatukan kita dalam kisah ini"