(Ar)Juna

437 69 1
                                    

~HAPPY READING~

Verona merebahkan dirinya di kasur begitu sampai di kamar. Mungkin karena Verona tidak pernah berjalan dalam jangka waktu yang lama membuatnya mudah kelelahan. Kasur ini cukup membuat rasa lelah Verona berkurang.

Ponsel yang berada di tasnya bergetar tanda ada panggilan masuk. Senyum terbit begitu melihat nama yang tertera di layar ponselnya—Juna. Jika kalian lupa, Juna merupakan salah satu teman Verona selain Lucy. Saat pertemuan keluarga malam itu, Juna menghubunginya.

Disaat kedua keluarga itu tengah berbincang, ponsel ditangannya bergetar.

"Ve angkat telpon dulu ya ma" pamitnya membuat mama Dinar menoleh dan mengangguk.

Begitu merasa suasana sedikit sepi, baru Verona menerima panggilan itu.

"Halo Jun"

Iya! Itu dari Juna, sahabatnya. Setelah mengirimkan pesan singkat, siapa sangka Juna langsung menghubunginya.

Tidak ada jawaban dari sana membuat Verona menjauhkan ponsel dan memeriksa apa panggilannya masih terhubung.

"Masih terhubung kok. Jun? Juna?"

Verona menghela nafas dan akan menekan tombol merah untuk mengakhiri panggilan keduanya, namun saat itu juga suara berat muncul.

"Grace?"

Mendengar suara itu membuat Verona tertegun "Juna? Ini bener nombernya Juna kan?"

"Iya ini gue Juna" terdengar suara kekehan dari sana "Suara lo masih sama"

Seketika Verona merasa canggung, apa yang harus ia katakan?

"Gue seneng lo hubungin gue lagi, how are you?"

"Good, how are you too?"

Ada jeda sebelum lelaki itu menjawab "Pretty good. Jujur gue masih kaget denger berita lo. Lupa ingatan? Gue kira cuma ada di film" lagi-lagi lelaki itu terkekeh.

"Cih, nyatanya lo lagi ngomong sama orang yang lupa ingatan"

"Lo tega, bisa-bisanya lo lupain gue. Lo bakal nyesel lupa punya sahabat baik, ganteng, berbakat—"

"Dih pd banget!" Verona terkekeh mendengar Juna yang cerewet.

Lelaki itu juga sedikit terkekeh "Ya harus pd dong. Oiya gue masih ada kerjaan, nanti gue hubungin lagi. Good night, Grace"

"Good night, Juna"

Verona baru saja ingin bertanya kenapa Juna memanggilnya Grace, tapi panggilan itu sudah berakhir.

Setelah panggilan terakhir itu, Juna benar-benar menghubunginya lagi. Sesekali mereka melakukan panggilan video hanya sekedar bertanya kabar. Juna menjadi satu-satunya tempat Verona untuk berkeluh kesah, terutama perubahan besar yang terjadi dihidupnya.

"Grace!!" pekik Juna begitu panggilannya dijawab Verona.

"Gue ada project dan bakal ke Indonesia!" serunya bersemangat membuat Verona bangkit dari tidurnya.

⌛⌛⌛

Setelah mengantar Verona, Jevian kembali bergelut dengan tumpukan dokumen yang entah kapan habisnya. Mengingat sebentar lagi akan rapat, Jevian sempat memperbaiki penampilannya pada cermin panjang yang ada di ruangannya. Saat tengah memperhatikan penampilannya dari atas sampai bawah, pintu ruangannya dibuka.

Lost and FoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang