She Is Back

422 74 5
                                    

~HAPPY READING~

"Sekarang aku harus gimana?" Dengan tatapan kosong, Verona merenungi kembali cerita omanya.

Telinganya berdengung tapi sesak di dadanya lebih sakit begitu membayangkan bagaimana posisi mamanya saat itu. Menikah dengan laki-laki yang ia cintai tanpa tahu cinta lamanya belum usai.

"Kamu harus kuat Ve, kamu engga boleh lemah kayak gini. Oma, Ruby dan yang lain bakal bantu kamu" Tangan Oma Deshara kembali menggenggamnya erat.

Verona menoleh pada lembaran berisi foto yayasan dan barisan anak-anak yang tersenyum cerah "Apa aku bisa ngurus yayasan sebaik mama?"

"Sebelumnya kamu udah pernah jalanin yayasan ini, sekarang kamu tinggal lanjutin" Kini Ruby yang angkat bicara.

"Remember that you are Verona Grace Silount!" Ruby meraih tangan Verona dan memberikan selembaran tadi dengan tatapan meyakinkan.

Verona mengangguk pelan dengan senyum tipis "You're right. I'm gonna back stronger!"

💐💐💐

Seorang perempuan blonde dengan rambut yang diikat asal memasuki sebuah restaurant. Suasana restaurant  terlihat ramai dengan antrian yang panjang sampai banyak pelanggan yang menunggu diluar.

"Lucy!" Seorang lelaki dengan apron hitamnya menghampiri Lucy.

"Cepet sini bantuin, restaurant lagi rame"

Lucy mengangguk dan mengikuti lelaki itu menuju dapur lalu memakai apron hitam yang sama. Tangannya mengikat lebih erat rambut dan tali sepatunya.

"Okay, I'm ready!" Serunya membuat beberapa orang didekatnya terkekeh dengan tingkahnya yang seperti anak kecil.

Lucy menghampiri lelaki tadi yang menyiapkan nakas berisi pesanan pelanggan "Daniel, biar gue yang bawa"

Danie menoleh dan mengangguk "Meja 27" ujarnya menyerahkan nampan tadi.

Lucy mengangguk yakin dan berjalan menuju meja 27.

"Ini pesanan anda, selamat menikmati" Senyum ramah Lucy tampilkan sembari menata pesanan pelanggan ini.

Tatapannya tidak sengaja melirik nametag yang berada dijas putih milik pelanggan itu—Jevan Fallon

"Dokter Jevan?" Serunya begitu tatapan keduanya bertemu.

Dokter Jevan nampak terkejut dengan suara nyaring Lucy "Kamu—"

"Aku Lucy temennya Verona"

"Aaaa hai Lucy" Sapa dokter Jevian ramah "Kamu kerja disini?"

"Restaurant ini punya papaku, aku cuma bantu-bantu karena lagi rame aja" Senyum Lucy tidak pernah surut bahkan ia tidak ragu untuk menatap mata dokter Jevan.

Sedangkan dokter Jevan hanya mengangguk canggung bingung harus menanggapi seperti apa.

"Oh iya, dokter udah tau kabar Verona?"

"Memang Verona kenapa?"

Tanpa diduga Lucy duduk dihadapannya "Engga ada sih, cuma setelah dia tinggal sama suaminya dia susah dihubungi. Tapi dokter tenang aja dia—"

Lost and FoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang