-HAPPY READING-
"Ini akan jadi yang terakhir buat kita"
"Cukup!! Aku cape ngadepin tingkah kamu yang kekanakan"
"Kamu disinipun engga ngerubah semua masalah kita!"
"Kamu engga boleh pergi"
"Aku bisa jelasin!!"
"Selamat tinggal"
Verona terbangun dari tidurnya dengan keringat disekujur tubuhnya. Mimpi itu! Rasanya tidak asing. Verona menoleh mendapati Jevian yang tertidur pulas disebelahnya. Di mimpi itu, jelas ia mendengar suara Jevian dan dirinya yang terlihat bertengkar? Apa yang sebenarnya terjadi?
Ditengah kebingungannya, Jevian perlahan terbangun. Matanya yang menangkap Verona terduduk dengan lampu kamar yang masih mati membuatnya bangun. Tangannya terulur menyalakan lampu disamping tempat tidur.
"Ve kenapa?" Tangannya menyentuh pundak Verona yang nampak terdiam.
"Hah?" Verona menoleh dengan tatapan bingung.
Jevian terkejut melihat keringat yang membanjiri wajah baru bangun istrinya itu "Hey, what's happend?"
Verona hanya menggeleng "Nothing, just nightmare"
"You okey?"
Verona mengangguk masih dengan pikiran yang melayang entah kemana.
Nyatanya, nightmare itu terus mengusiknya sepanjang hari. Kepingan mimpi itu seolah meminta untuk diingat kembali. Tidak banyak yang bisa ia lakukan, hanya mencoba memanggil apapun yang tersisa diingatannya. Tentu saja bukan perkara mudah, mengingat Verona mengalami amnesia total. Mengingat tentang dirinya sendiri saja tidak bisa, apalagi tentang pernikahannya dengan Jevian.
Talk about life marriage, Verona merasa pernikahan mereka mulai menemui titik tenang. Tidak ada lagi raut mengesalkan yang Jevian berikan padanya. Walau tidak menunjukannya secara langsung, Verona merasa dinding yang Jevian sengaja bangun mulai runtuh. Ia mulai menunjukan berbagai ekspresi diwajahnya. Contohnya saat mendapati Verona terbangun dengan keringat disekujur tubuhnya. Jevian tidak bisa menutupi raut khawatirnya. Bahkan tangannya tergerak merapikan helaian rambut yang menghalangi wajah Verona. Suara lembutnya yang memastikan Verona baik-baik saja. Bahkan Jevian menemaninya hingga kembali tertidur.
Dan sekarang, saat keduanya tengah menikmati sarapan, tatapan Jevian tidak lepas dari Verona. Matanya menelisik mencoba mencerna isi pikiran istrinya itu.
"Hari ini kamu ke yayasan?" Tanyanya berusaha menarik perhatian Verona yang sejak tadi melamun.
Verona melirik sekilas Jevian "Iya, festival yayasan harus terus berjalan sesuai rencana" Kini fokusnya teralihkan pada roti panggang dengan selai strawberry.
"How about you?"Jevian sedikit terkejut, karena sangat jarang Verona menanyakan sesuatu tentang kegiatannya "Nothing special, cuma meeting buat persiapan grand opening bareng O'green"
"Taman hijau itu?" Tanya Verona bersemangat. Ia ingat pembahasan mengenai taman itu dan rencana yang disusun sangat matang.
"Heem, you wanna come with me?"
Verona mengangguk semangat. Tidak ada yang bisa menolak ajakan untuk ke taman. Melihat pemandangan hijau dan aroma alami dari pepohonan dan tanah yang menjadi satu membuatnya bersemangat.
Jevian tersenyum tipis melihat raut semangat itu "You look prettier when you smile" gumamnya.
💐💐💐
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost and Found
RandomKejadian naas menimpa sepasang suami-istri ketika pesawat yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan dalam perjalanan liburan. "Apa takdir sedang mempermainkan kita?" Verona "Takdir justru menyatukan kita dalam kisah ini"