Chapter 9: Sudden Change

63 20 6
                                    

Happy Reading<3

▫ ▫ ▫

Setelah mengetahui tentang Everly hari itu, entah mengapa kini Asha jadi sering melihatnya bersama Elang. Entah saat di kantin, perpustakaan, atau bahkan ruang koperasi sekolah. Sepertinya mereka berdua benar-benar dekat. Ah, Asha jadi kepikiran kalau begini.

Sekarang, Asha tengah berjalan menuju tribun basket, ada Naya yang sudah menunggunya disana. Tidak ada pertandingan besar sih, hanya saja murid laki-laki yang kebanyakan dari kelas 12 di sekolahnya sedang ingin mengisi waktu senggang dengan memainkan bola besar itu.

Asha masih berjalan pelan, tetapi tak lama kemudian atensinya teralihkan saat melihat Elang yang kini berjalan bersama Everly, dan Justin.

"Kak Elang" Asha memanggil Elang seperti biasanya, tak lupa menambahkan senyuman manis andalannya, mengabaikan posisinya yang kini sedang berada di pinggir lapangan. Hingga tak sadar sebuah bola menghantam kepalanya cukup kuat, sampai membuat Asha oleng, untung saja ia tidak terjatuh. Sedangkan Naya yang masih di tribun penonton langsung berdiri dan bergegas menuju posisi Asha sekarang.

"Lo ga papa?" Tanya seseorang yang Asha yakini sebagai si pelempar bola tadi.

"Ga papa kok" Balas Asha, mencoba baik-baik saja padahal kepalanya sekarang terasa pusing.

"Beneran?" Lelaki itu memastikan, tersirat kekhawatiran pada nada bicaranya.

Alasha mengangguk menanggapi, fokusnya masih teralihkan dengan rasa pusing yang menjalar di kepalanya. Sampai tak menyadari bahwa lagi-lagi  hidungnya mengeluarkan darah.

"Sha! lo mimisan" Ini Naya yang berkata saat ia sudah berada di dekat Asha.

Asha yang mendengar ucapan Naya otomatis mengangkat kepalanya, mendongak keatas lalu menutupi hidungnya dengan tangan.

"Nay, temenin ke toilet ya"

Naya mengangguk, ia mulai mengikuti Asha yang berjalan pelan di sampingnya.

Tetapi belum sampai lima langkah Asha berjalan, rasa sakit kembali menyerang kepalanya. Pandangannya juga ikut memburam. Hingga akhirnya Asha terjatuh dan kehilangan kesadarannya.

Lelaki tadi yang masih ada di sana langsung memegangi badan Asha, menopangnya agar tidak sampai jatuh menyentuh tanah.

Sedangkan Elang yang berada tak jauh dari sana ikut mendekat. Ekspresinya terlihat sedikit berbeda.

"Biar gue aja, Ga" Kata Elang yang langsung mengambil alih Asha dari lelaki itu. Spontan membuat Naya dan Saga terkejut karenanya. Dan tanpa membuang waktu lagi Elang langsung menggendong Asha dan menuju UKS sekolah.

Sebenarnya tidak hanya Naya dan Saga yang terkejut karena tindakan Elang, tapi juga dengan semua orang di sana. Tak biasanya Elang seperti ini, bahkan Justin dan Everly pun heran ada apa sebenarnya. Mereka semua sampai menerka-nerka, apa kini Elang dan Asha memiliki sebuah hubungan? Tetapi sejak kapan?

Sedangkan Elang sendiri, ia tak tahu mengapa. Tetapi ada sesuatu di dalam dirinya yang mendorongnya untuk melakukan hal tersebut. Rasanya sesak ketika melihat Asha yang jatuh dan kehilangan kesadarannya. Entah ini bagian dari rasa kemanusian atau memang ada hal lain di hati Elang. Yang terpenting sekarang adalah untuk membawa Alasha ke UKS dengan secepatnya.

▫ ▫ ▫

Jarum jam kini mengarah ke angka 10.42 sudah hampir 15 menit Alasha tak sadarkan diri. Selama itu pula Elang ada di sana. Menunggu Asha untuk sadar. Sendirian, karena Naya dan Alfa yang tadinya ada di sana pergi meninggalkannya karena jam pelajaran. Dan sayangnya, Elang tak bisa ikut pergi sebab Naya meminta tolong padanya untuk menjaga Asha, karena kebetulan, ia sedang mendapat jam kosong.

Not a Secret Admirer [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang