Chapter 1: Princess and a Knight

103 35 6
                                    

Happy Reading!^^

▫️▫️▫️

Cahaya matahari sore berpendar menyelimuti
Etheraland, lengkap dengan angin yang berhembus tak begitu kuat menciptakan suasana nyaman untuk beristirahat atau sekedar menikmati waktu luang. Namun sepertinya hal tersebut tidak berlaku untuk dua orang laki-laki yang berada di pusat kota saat ini. Bukannya bersantai, keduanya malah dibuat resah karena ulah tuannya.

"Apa kau melihat Tuan Putri?" Ucap salah satu diantara mereka.

"Tidak, sejak tadi aku tak melihatnya sama sekali" Jawab si lawan bicara langsung membuat lelaki tadi terlihat kebingungan.

"Pasti tuan putri pergi sendiri lagi, kalau yang mulia raja sampai tahu, kita pasti dihukum"

"Lalu kita harus bagaimana?" Temannya itu bertanya.

"Cepat panggil yang lainnya, kita harus secepatnya menemukan tuan putri"

Kedua orang itu pun pergi dari tempatnya untuk mencari si Tuan Putri. Sementara itu yang dicari-cari kini tengah berada Kota Elosia, salah satu kota terbesar di Etheraland.

Sudah menjadi kebiasaannya untuk pergi sendirian tanpa ada pengawal. Katanya, itu akan menjadi tidak menyenangkan karena ia tidak bisa bebas berkeliling jika bersama mereka. Dan lagi, keberadaannya nanti akan mencuri perhatian orang-orang. Maka dari itu ia lebih suka pergi sendirian dan menyamar seperti ini. Meski begitu, ia bisa terkena masalah jika ayahnya sampai tahu.

Beberapa saat berlalu, Tuan Putri telah selesai dengan kegiatannya. Kini ia tengah menunggangi kuda melewati hutan yang menghubungkan Ibu kota dan kota Elosia. Tetapi semenjak memasuki hutan Wyn, -kuda kesayangannya- terlihat tidak tenang. Beberapa kali kuda itu meringkik, dan enggan menurut. Sampai akhirnya Wyn menghentikan jalannya, membuat si pemilik turun untuk mengecek keadaannya sekaligus mencoba menenangkan kuda itu.

"Wyn, ada apa?"

Beberapa kali ia mengelus Wyn, juga memberikan apel yang ia bawa, namun kuda bersurai putih itu enggan memakannya. Dan dengan gerakan tiba-tiba Wyn malah berlari meninggalkannya.

"Wyn!" Seru Tuan Putri melihat Wyn yang terus berlari. Ingin mengejar, tetapi percuma. Toh kuda itu pasti akan kembali ke istana.

Pada akhirnya ia terpaksa berjalan kaki. Tetapi baru saja beberapa langkah, segerombolan orang bertopeng yang membawa senjata muncul dihadapannya.
Ia tahu siapa mereka. Mereka adalah perampok yang sempat ia dengar ceritanya dari beberapa pelayan istana. Dari yang ia tahu, mereka akan muncul saat malam hari, tapi sekarang matahari masih belum sepenuhnya terbenam dan mereka sudah muncul.
Menyusahkan saja, pasti karena rampok inilah Wyn ketakutan sampai akhirnya meninggalkannya.

"Sepertinya dia bukan orang biasa" Ucap salah satu perampok kepada teman-temanya yang lalu di setujui oleh mereka.

"Hai gadis cantik, cepat serahkan semua hartamu"

Si Tuan Putri memutar bola matanya malas. Asal mereka tahu, ia tidak takut sama sekali.

"Kalau aku tidak mau bagaimana?" Ucapnya menantang. Sedangkan tangannya sudah bersiap mencabut pedang yang ia bawa di punggungnya.

"Dia menatang rupanya. Sudahlah, cepat serang" Titah seorang perampok yang ia tebak adalah ketuanya.

"Kupastikan besok kalian tidak akan bisa menghirup udara bebas lagi!"

Beberapa menit selanjutnya, pertarungan dipimpin oleh Tuan putri. Sudah empat orang berhasil ia kalahkan. Kemampuan bertarung miliknya memang tidak dapat diragukan. Kini tinggal si ketua perampok yang harus ia singkirkan. Lalu setelah itu ia bisa kembali pulang. Tapi ternyata muncul lagi lima orang yang datang menyerangnya.

Not a Secret Admirer [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang