Chapter 36: Final Revenge

22 8 2
                                    

▫️▫️▫️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

▫️▫️▫️

"Lo dateng ternyata."

"Ga ada alasan buat gue ga dateng."

Senyum miring tercipta pada wajah lelaki di hadapan Elang itu. Ia bahagia karena Elang benar-benar datang dan menyetujui tantangan yang ia berikan.

"Lo masih inget perjanjiannya, kan?"

Alvin, pemuda itu mengangguk. "Tenang aja. Gue janji bakalan berhenti usik Larskar kalo lo bisa ngalahin gue."

Lalu, usai ia mengucapkan itu, Alvin pun berbalik. Meninggalkan Elang untuk menuju ke motornya. Begitu pula dengan Elang. Ia kembali menaiki motor miliknya lalu membawa motor itu ke garis start. Ya, tantangan Alvin adalah untuk balapan motor dengannya.

Kali ini Alvin tidak sendirian ia mengajak Dendra kesana. Sengaja, agar pertandingan itu bisa lebih terasa adil. Karena perlu diingat, Dendra tak memihak siapapun sekarang.

Kini saat cahaya bulan meredup karena tertutup awan, keduanya siap untuk memulainya. Dan tepat saat Dendra selesai menghitung mundur, kedua motor itu melaju cepat, menghilang dari hadapan Dendra.

Pada tikungan pertama, Elang dapat memimpin permainan. Namun di beberapa tikungan selanjutnya pemuda itu tertinggal beberapa meter di belakang Alvin. Hingga saat di tikungan terakhir sebelum garis finish, mau tak mau pemuda itu mempercepat laju motornya. Tetapi sayangnya, ia masih kalah cepat. Alvin tetap memimpin di depannya.

Dengan perasaan yang hampir pasrah, Elang tetap mencoba yakin, bahwa jika ia tak dapat mengalahkan Alvin kali ini, maka ia akan menantang pemuda itu lagi dan mengalahkannya nanti.

Lalu kini di trek lurus terakhir, kedua motor itu hampir berada pada posisi yang sama. Dan saat 10 meter sebelum mencapai garis finish, Alvin dengan perlahan melepaskan tarikan gasnya. Membuat motor itu berjalan lebih lamban, yang berakhir membuat kemenangan untuk Elang.

Ya, kali ini Elang dapat meraih kemenangan. Kemenangan yang sepertinya sengaja diberikan Alvin untuknya.

Pemuda itu, memang sengaja mengalah.

▫️▫️▫️

Rasanya aneh ketika Elang mendapati Alvin berjalan menghampirinya, meminta bersalaman dan kemudian mengucapkan selamat atas kemenangannya.

Hei. Bukankah ia baru saja mengalah untuk kemenangan yang diraih Elang sekarang, tetapi mengapa ia malah memberinya ucapan selamat?

"Kenapa?" Elang bertanya penasaran.

"Kenapa apanya?" Ia balik bertanya seakan tak mengerti apa yang dimaksudkan Elang.

Not a Secret Admirer [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang