Chapter 14: Ruined Feelings

35 15 3
                                    

Happy Reading

▫ ▫ ▫

Keadaan sekolah terasa tenang ketika sebagian besar siswa siswi SMA Olympus telah kembali ke rumahnya masing-masing. Meski begitu itu tak berlaku bagi Alasha. Ia masih di sekolah menunggu Alfa yang sedang ada urusan dengan club futsalnya untuk pulang bersama. Kalau saja mobil yang dipakai supirnya tidak mogok, bisa dipastikan Asha sudah rebahan dengan tenang di dikamarnya saat ini.

Asha yang tidak bisa diam saja kini memilih untuk berjalan-jalan di depan kelas, lalu secara tak sengaja ia melihat Elang. Sepertinya tengah menuju kelasnya. Tetapi mengapa kak Elang belum pulang? Asha jadi penasaran, lebih baik ia ikuti saja.

Secara diam-diam! Ya, karena tiba-tiba pikiran jahil Asha muncul. Ia ingin mencoba untuk mengejutkan Elang. Hehe.

Sekarang Elang sudah berada dikelasnya, sedangkan Asha memilih berdiri didepan kelas Elang. Mencoba menyembunyikan diri dibalik tembok dan mengamati Elang lewat jendela kelas tersebut.

Asha pun mencoba mengintip ke dalam. Oh, ternyata ada Kak Everly, Kak Justin, dan beberapa orang yang Asha ketahui sebagai teman Elang di dalam sana, sepertinya ada enam orang. Yang semuanya laki-laki terkecuali Kak Everly. Tengah bersiap untuk pulang seraya membicarakan sesuatu tentang lukisan, kalau Asha tidak salah dengar sih.

Asha masih disana, mendengarkan obrolan mereka, sampai akhirnya ada satu suara dengan dialog yang membuat Asha amat terkesiap ketika mendengarnya.

"Everly,"

"Gue suka sama lo"

Kata-kata itu jelas sekali terdengar di telinga Asha. Ya, Ia tidak salah dengar. Nafasnya bahkan sampai terasa sesak akibat rasa terkejut yang datang. Tetapi bukankah ia yang awalnya berniat ingin mengejutkan Elang, dan mengapa sekarang menjadi sebaliknya. Mengapa Asha yang terkejut. Ahh, matanya mendadak panas, hatinya nyeri. Sama sekali tak menyangka bahwa Elang mengungkapkan perasaannya kepada Everly.

Entah mengapa rasanya benar-benar tidak nyaman, seperti ada duri yang mencuat menusuk hatinya. Padahal sebelumnya Asha sudah bersiap jika hal seperti ini terjadi, tapi apakah memang sesakit ini?

"Lang, lo?" Itu suara Everly.

Asha yang sadar dimana tempatnya saat ini pun langsung berlari. Niat awalnya mengejutkan Elang kini telah sirna. Bahkan setelah ini, ia tak akan menemui dan menganggu Elang lagi. Ia akan benar-benar menepati janjinya.

Janji bahwa dia harus berhenti mengganggu Elang ketika Elang menyukai perempuan lain. Dan, ya ini waktunya bagi Asha untuk menepati janji itu.

Tanpa sadar, Asha mengarahkan kakinya menuju gerbang sekolah, membuat ia akhirnya pulang tanpa menunggu Alfa selesai dengan urusan club nya. 

"Kok mata gue basah sih" Kata Asha bermonolog dengan kedua tangan ia mencoba mengusap matanya.
Sedangkan kakinya terus melangkah menyusuri jalanan. Berusaha mencari taxi ke jalan raya, karena memang tak ada angkutan umum yang sampai ke komplek sekolahnya.

Yah, setidaknya ia harus berjalan 150 meter untuk mendapatkan taxi. Tetapi sialnya, Asha baru sadar bahwa jalan yang ia lewati sekarang bukan jalan yang ia ketahui.

Kalian ingat tidak, kalau Asha payah dalam menghafal jalan sekalipun itu jalan yang biasa ia lewati. Sungguh. Apa lagi jalan sekitar sekolahnya itu memiliki banyak persimpangan. Dan sayangnya, jalan tempat ia berada saat ini bukanlah jalan utama. Ditambah dengan keadaannya yang sepi membuat ia tak bisa mencari tahu lebih. Ahh, Asha jadi susah kalau begini.

Ia kemudian mencoba untuk menghubungi seseorang, tapi Asha ingat kalau ponselnya mati kehabisan baterai. Oke baiklah bertambah lagi kesialan Asha. Ia pun akhirnya melanjutkan jalannya, berharap untuk segera menemukan jalan besar.

Not a Secret Admirer [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang