•BAB-5

3.1K 162 5
                                    

ʰⁱ ᶜᵃˡˡ ᵐᵉ ᵏᵃⁱ ~~
【SEBAGIAN CERITA AKAN DI PRIVATE JADI FOLLOW DULU BARU BISA BACA】

Cuma cerita ringan yg ada dihaluanku, maaf apabila ada kata² yg typo karna aku juga baru pertama kali menulis cerita yg ada dihaluanku, semoga kalian suka

jangan lupa kasih☆dan komentar 💬 yya
Thank you bro!!

-ROOFTOP-

Reyhan meraih pel di dinding kamar mandi laki-laki. Tak lupa meminta bantuan pada sahabat-sāhabatnya yang sedang tidak ada kerjaan-Raffael, Rean, Arkan, dan Edgar.

Kini, ia tengah dihukum karena telah mengacaukan pidato saat tadi upacara berlangsung. Tadi, Vania melemparnya dengan sepatu membuat Reyhan tak sengaja berteriak saat lagi ditengah-tengah upacara.

"Awas aja ya tuh cewek! Harusnya gue sekarang ngetawain karna dia dihukum. Eh malah sebaliknya". cibir Reyhan penuh dendam terpendam.

Edgar melirik Reyhan sekilas. "Ribut mulu, anjir, jodoh baru tau rasa"

"Gue jodoh sama cewek modelan kek gitu? BIG NO!". Tolaknya mentah-mentah.

Raffael yang memiliki otak kurang bahan, langsung menimpal. "Lebih big juga punya gue dari pada si No."

"Lah-lah, ga jelas banget!"

"Si Reyhan lagi PMS, Raf. Jangan cari gara-gara lo, bisa-bisa nanti malah di dorong kejurang lo lama-lama sama si Reyhan". ucap Rean.(Reandra)

Ditempat lain, Vania dengan sengaja melangkah kearah toilet laki-laki. Otak jahilnya memaksa untuk melakukan sesuatu. Senyumnya mengembang melihat wajah kesal Reyhan yang penuh dengan piluh keringat itu. "Hai! Lagi ngapain nih? Rajin banget deh". sapa Vania.

"Mau ngapain lo kesini? Mau ngeledek gue hah?!"

Vania mengangkat bahunya acuh, menaikkan satu  kakinya kemudian menginjak lantai yang baru dipel dan dibersihkan Reyhan. "Yaampun, maaf ga sengaja gue! Hehe."

"Haha hehe, ga sengaja pala tuh peyang! Udah sana lo mending pergi aja deh". Namun, peringatan itu tidak didengar oleh Vania.

"Aduhh, kebelet nih gue! Rey, ini panggilan alam yang ga bisa ditolak". ujar Vania.

"Tapi ini, toilet cowok!". sentak Rey mewanti-wanti agar perempuan itu tidak menginjak lantai lagi. Dengan keras kepala, Vania segera berlari masuk ke dalam toilet laki-laki, sehingga membuat sepatunya itu mengotori lantai yang telah dibersihkannya. "NIAA! KOTOR LAGI KAN AH!"

"Yaudah sih, kan engga sengaja gue". Benar-benar emosinya diuji sekarang.

Reyhan menarik pergelangan tangan Vania, kemudian ia jatuhkan tubuh mungil itu ke lantai yang baru saja ia pel dengan tumpuan tangan agar tidak membentur terlalu keras.

"Harus dengan cara apa lagi biar ga masuk
ke dalam, hm?"

Vania menahan napasnya, karna Reyhan terlalu dekat dengannya. "A-awas!"

"Engga semudah itu gue lepasin. Lo tadi siapa suruh ngelempar gue pake sepatu, sekarang malah nginjek-nginjek lantai yang baru aja gue pel. Ciuman aja ga cukup buat bales semuanya". ucap Reyhan membuat Vania panik setengah mati. Ia melirik Arkan sinis, kode agar sahabatnya itu tidak ikut campur. "Satu langkah Arkan, sama saja dengan satu ciuman untuk Vania."

"Shit!". pekik Vania.

HABIS SUDAH KESABARAN VANIA.

Dengan otak cerdiknya, Vania baru berpikir menyikut perut keras milik Reyhan.

REYHAN || PERJODOHAN (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang