SEBELAS

961 129 84
                                    

"Kamu bisa jelasin apa yang terjadi sekarang Jevan?!" tanya Tiffany pada anak sulungnya itu.

Lia tadi sudah di bawa ke kamar oleh Winona dan Rianti. Jevi sendiri sedang mencoba menenangkan Karina yang sedari tadi menangis. Jevan menghela napas pelan sebelum menghadap ke arah mamanya.

"Iya Lia lagi mengandung anak Jevan!" ujar Jevan dan berhasil membuat Karina makin sakit hati lagi.

Tiffany menganga, dia sudah abis-abisan tadi mengatai Lia perihal hamil duluan. Siapa yang menyangka bawa anaknya sendiri yang sudah melakukannya. "Kamu hamilin dia? Bilang sama mama ini bercanda!"

"Enggak ma, Jevan memang udah nikah sama Lia di desa. Tepat saat Jevan ngunjungin pabrik teh di sana!"

Tiffany memijit pelipisnya pelan. Pusing dia dengernya. "Jadi maksud kamu, kamu udah nikah sama dia. Jadi dia anak desa?!"

"Iya, Jevan udah nikah sama Lia sah secara hukum dan agama. Lia anak seorang buruh tani di desa."

"Gak gak bisa, itu gak sah namanya. Kamu gak ngasih tau keluarga kamu!" tolak Tiffany, dia masih gak bisa terima soal ini.

"Apanya yang gak sah, secara hukum dan agama Jevan bisa menikah secara langsung meski tidak ada wali!" ucap Jevan.

"Gak bisa Jevan, mau di taruh dimana wajah mama. Kamu mau mempermalukan keluarga?" ujar Tiffany udah gak bisa nahan-nahan lagi.

"Mempermalukan apa? Toh Lia gak hamil di luar nikah kaya apa yang mama tuduhin tadi ke dia, kenapa harus malu?"

"Jevan, itu gak sesederhana gitu. Kamu tau yang kamu nikahin itu siapa? Hah? Apa dia selevel sama kita? Sama keluarga besar kita?" Jevan berdecih pelan.

"Jadi maksud mama apa yang Jevan lakuin itu salah?"

"Ya jelas salah!"

"Terus mau mama apa? Ma... Sekelas Karina yang selevel sama kita mama salahin terus dia. Sekarang Lia pun salah, terus mau mama apa?!" bentak Jevan.

Sudah jengah dia dengan sikap mamanya yang maunya semuanya harus nurutin permintaannya. Padahal papanya biasa saja, bahkan soal Karina. Sekarang setelah Jevan menikahi Lia hanya demi mamanya mendapat cucu seperti apa yang dia inginkan, dia malah menolak kehadiran Lia sekarang.

"Karina gak bisa hamil jelas mama gak suka!" ucap Tiffany mencoba membela diri.

"Terus Lia? Dia udah ngasih mama cucu, itu kan yang mama tuntut dari Jevan!"

"Tapi bukan..."

"Ma... Lihat Karina. Apa dia mau gak bisa hamil kaya sekarang, gak ma. Jevan gak mau cerai sama Karina sampai Jevan terpaksa nikah sama Lia hanya demi nurutin kemauan mama soal anak dari darah daging Jevan!" Jevan menatap ke arah Karina yang sekarang sedang menatap ke arahnya.

"Jadi kamu mau nyalahin mama?"

"Iya, semua salah mama. Apapun itu Jevan gak akan biarin mama nyakitin Karina apalagi Lia!" ucap Jevan final sebelum akhirnya pergi meninggalkan ruangan itu untuk melihat keadaan Lia sekarang.

Masalah Karina mungkin bisa dia bicarakan nanti jika wanita itu sudah tenang. Namun sebelum benar-benar naik ke lantai dua, Jevan masih sempat menoleh ke arah Karina yang membalas tatapannya dengan tatapan sendu dan mata sembabnya.

Karina sendiri bingung harus merespon apa sekarang. Siapa yang tidak sakit hati mengetahui fakta suaminya menikah lagi dan istri keduanya bisa memiliki anak dari orang yang dia cintai. Tapi mendengar kata-kata Jevan yang membelanya mati-matian di depan mamanya sempat membuat hati Karina melunak.

Setidaknya Jevan tak lupa dengannya. Lelaki itu masih mencintainya dengan rasa yang sama seperti dulu. Entah apa yang dipikiran Karina sekarang, apakah dia juga harus senang mendengar alasan Jevan menikah dengan Lia hanya agar menuruti kemauan mamanya bukan karena mencintai wanita itu semata.

WEDDING AGREEMENT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang