Hari itu Lia benar-benar pergi ke rumah sakit bersama Karina. Namun Winona mengatakan dia akan menyusul nantinya. Meski canggung Lia tetap berusaha mengakrabkan diri dengan Karina yang notabenenya istri pertama Jevan dan memang sejak awal tak suka dengan kehadirannya.
"Mbak Karin udah lama nunggu?" tanya Lia setelah selesai membereskan diri sebelum pergi ke rumah sakit.
"Udah ayo cepet, nanti keburu telat dan malah nunggu lebih lama lagi!" ujar Karina beranjak dari tempat duduknya.
Wanita berhijab itu mengangguk paham. Dia memang cukup lamban hari ini. Wajar saja jika Karina berkata begitu. Lia mengikuti langkah Karina, berusaha mengimbangi langkahnya yang menurut Lia cepat.
"Kamu kenapa sih lama banget?"
"Maaf ya mbak, soalnya emang susah!" sahut Lia tak nyaman. Padahal bukan salah Lia juga mengingat perutnya lebih besar dari perut orang biasanya. Mungkin karena dia mengandung anak kembar.
Karina mendengus pelan, sebelum akhirnya dia yang memperlambat jalannya. Dia harus sabar. Jangan sampai karena rasa tidak sukanya dia malah terlihat mengintimidasi Lia. Tidak, Karina tidak ingin terlihat egois.
"Winona nanti bakal nyusul?" tanya Karina.
"Iya mbak."
Setelah itu tak ada percakapan lagi yang terjadi antara keduanya sampai mereka sampai di rumah sakit. Lia di periksa oleh dokter, ia bisa melihat dengan jelas di monitor gimana kedua bayinya bergerak dengan aktif di dalam sana.
"Mereka tampan dan cantik ya ibu. Aktif lagi. Sehat-sehat sekali!" ujar sang dokter.
"Maksud dokter, dia mengandung bayi kembar?" celetuk Karina tak sadar. Jelas, rasa iri makin menggebu di hatinya.
"Iya ibu Lia mengandung bayi kembar berjenis kelamin laki-laki dan perempuan." ujar sang dokter menjelaskan.
"Mereka baru aja nendang dok, alhamdulillah. Sayang ibu juga gak sabar ketemu sama kalian." ucap Lia saking senangnya saat kedua anaknya itu aktif di dalam sana.
"Hm... Boleh pegang?" ucap Karina.
Lia menoleh ke arah Karina. Lalu mengangguk mengiyakan. Karina memegang perut Lia, merasakan gerakan bayi-bayi yang di kandungnya. Pasti sangat menyenangkan. Jika dia menjadi Lia, dia akan merasa sebagai wanita sempurna. Namun semua itu hanya angan untuknya. Karina menarik napas dalam, mencoba mengatur emosinya.
Di luar Winona sudah datang. Dia hanya menunggu Lia selesai dengan pemeriksaannya. Sesuai rencana awal dia lah yang akan menjemput Lia. Karina dia akan langsung melanjutkan kegiatannya. Dia itu wanita karir, makanya sedikit sibuk. Jadi dia memiliki sebuah produk kecantikan yang di produksinya sendiri. Lalu mulai do distribusikan ke produsen melalui pemesanan online.
Lia dan Karina keluar dari ruang pemeriksaan dengan sebuah omelan kecil yang Karina layangkan pada Lia. Winona menoleh, ketika ia mendengar bagaimana Karina dengan tegas menyuruh Lia untuk lebih hati-hati lagi dengan kandungannya. Padahal menurut Winona, Lia adalah orang yang sangat menjaga kandungannya.
"Saya gak mau tau, kamu jangan sampai kerja yang berat-berat. Oh kamu harus minum vitamin, penguat kandungan, pokoknya jangan sampai kamu malah mencelakakan anak-anak itu!"
"Astagfirullah mbak Karin, saya gak ada niatan buat membunuh anak saya sendiri. Lagi pula kata dokter saya tidak apa-apa. Lia pikir semua itu sudah tidak di butuhkan." jelas Lia yang menolak untuk mengkonsumsi semua itu.
Menurut Lia, dia sudah sangat cukup menjaga kesehatan dirinya dan kedua bayinya. Sering makan buah, sayur, atau membuat jamu tradisional yang direkomendasikan ibu di desa sudah sangat membantu Lia selama ini. Jadi menurutnya sudah cukup.
KAMU SEDANG MEMBACA
WEDDING AGREEMENT
FanfictionLiana adalah gadis desa yang hidup sederhana dengan kedua orang tuanya. Hingga suatu saat dia mengenal Jevano Laksha Rajendra yang kemudian dalam waktu singkat berubah status sebagai suaminya. Namun pernikahan ini bukan pernikahan indah sebagaimana...