Siapa yang tidak kesal jika sudah jauh-jauh berjalan ke laundry tapi malah di suruh nyuci sendiri. Tahu begini Rea tadi tidak udah datang ke laundry. Untungnya saja Rea memiliki ide brilian.
Rea berjalan mendekat, tapi dia kenapa jadi ragu-ragu. Takut ditolak oleh pegawai laundrynya. Namun jika belum mencoba maka tidak akan tahu bukan.
"Mau laundry, Mbak? Atas nama siapa?" Pegawai laundrynya sudah bersiap untuk mencatat.
"Em begini, Mbak, kalau misalnya saya nyuci sendiri di sini boleh gak, ya? Tapi nanti saya tetap bayar kok. Saya setlika sendiri juga, pokoknya sampai beres saya yang ngerjain."
Mbak-mbak pegawai laundry terlihat bingung, mungkin baru kali ini mendapatkan pelanggan yang seaneh Rea. Kalau mau nyuci sendiri kenapa harus di bawa ke laundry bukan.
"Bisa gak, ya, Mbak?" Rea khawatir jika di tolak.
"Bentar-bentar agak ngeleq saya, ini jadi mau laudya tapi nyuci sendiri?" tanyanya yang di angguki oleh Rea.
Rea paham, pasti dia dikira orang aneh.
"Boleh kan, ya, Mbak? Soalnya permintaan suami saya, dia pengen istrinya yang nyuci sendiri. Kan saya hanya mau berusaha menjadi istri yang baik."
Mbak-mbak pegawai semakin di buat bingung. Dia hanya plonga-plongo saja.
"Gimana, Mbak?" Rea berharap-harap cemas.
"Tapi tetep bayar, kan?"
Rea mengangguk, memang dia membawa uang sekarang.
"Yaudah deh, silahkan, Mbak." Pegawai laundry hanya pasrah saja.
Rea mulai memasukan kemeja Pak Kelvin ke dalam mesin cuci, ya berbarengan dengan baju milik pelanggan yang lain. Karena nanggung jika hanya satu kemeja saja.
"Kenapa gak nyuci di rumah saja, Mbak?" tanya pegawai tersebut yang sedang menyetrika.
"Soalnya saya ini masih jam kerja sebenarnya. Kantor saya dekat sini, Mbak."
"Oh, satu kantor sama suaminya, ya?"
Rea mengangguk malu-malu, lagian kan mbak-mbak itu bukan pegawai di kantor Pak Kelvin. Jadi aman-aman saja dia berbicara.
Tiba-tiba saja telponnya terus bergetar, Rea tahu jika ada panggilan masuk. Ternyata itu dari Mbak Lia, dia segera mengangkatnya.
"Re, lo ada di mana sekarang?" tanya Mbak Lia dari sebrang sana.
"Ini lagi ada di laundry saya, Mbak, gimana ya?"
"Ngapain ke laundry lama banget? Ini ada pekerjaan yang harus gue obrolin sama lo, Re."
"Sekarang sih lagi nyetlikain jasnya Pak Kelvin. Kalau udah selesai ini saya langsung ke kantor, Mbak."
"Heh, kok lo yang nyetlikain?"
"Bahkan saya yang nyuciin juga tadi, Mbak."
"Edah buset Maemunah! Kalau di bawa ke laundry ngapain lo yang ngerjain semuanya, Rea. Kan di tinggal terus nanti sore di ambil juga bisa!"
"Soalnya Pak Kelvin sendiri yang nyuruh, Mbak."
"Hm, aneh banget ya, Pak Kelvin. Jangan-jangan lo di kerjain sama dia, Rea. Lagian lo polos banget sih mau-maunya di kerjain sama Pak Kelvin. Yang nyuciin jas itu lo sendiri atau bukan dia juga gak tahu, kan."
Rea sekarang baru sadar, kenapa dia tidak berpikir sejak tadi, ya. Bahkan acara menyetrikanya sudah selesai sekarang.
"Iya ya, kok saya polos banget ya, Mbak."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss Is My Secret Husband [END]
RomansaDi kantor manggilnya Pak Di rumah manggilnya Sayang *** Nasip buruk sepertinya menimpa Realine atau yang sering di sapa Rea. Dia yang sedang training kerja di salah satu kantor besar di Jogja harus mendapati bos yang super jail kepadanya dan selalu...