Rea kini berada di rumahnya, karena barusan dia telah pulang kerja. Rea berbaring di kasur sembari menatap ke arah layar ponselnya, dia menghela napas ketika melihat tidak ada satu pun pesan yang seharian ini di baca oleh Pak Kelvin. Apakah pria itu memang sangat sibuk sampai-sampai tidak bisa membalas pesannya?
"Huh, katanya mau sering hubungin aku, tapi nyatanya sekarang apa," gumam Rea dengan wajah kesalnya.
Rea berbalik badan dan menatap langit-langit kamar, tadi dia memang belum menjawab pertanyaan dari Mas Dito atas ajakannya untuk menonton bersama. Karena walau bagaimanapun dia harus meminta ijin kepada suaminya lebih dulu.
"Telpon aja lah ya." Rea mengambil ponselnya kembali dan menekan telpon ke nomor Kelvin.
Ponselnya berdering memang, tapi tidak di angkat juga. Apakah dia sudah lupa jika meninggalkan istrinya di rumah sekarang?
"Ish! Memang menyebalkan!" Rea terdiam, memikirkan sesibuk apa suaminya.
Terakhir Kelvin mengirimkannya pesan jika dia sudah tiba di Singapura. Setelah itu tidak ada lagi pesan yang masuk ataupun pesannya yang di balas oleh Kelvin. Tidak tau kah jika dirinya telah merindukan pria itu sekarang.
Saat Rea sedang melamun, tiba-tiba saja ponselnya berdering. Sontak Rea sangat senang dan mengambil ponselnya kembali. Pasti Pak Kelvin menelponnya balik karena dia yang tadi sudah berusaha menghubungi. Tapi nyatanya salah, Rea menghela napas ketika yang menelponnya adalah Mas Dito.
"Re, gimana? Jadi mau, kan? Ini aku sama Cindy udah siap. Kamu aku jemput di rumah saja gimana? Oh iya, tapi share lokasi rumah kamu, ya. Soalnya kan aku gak tahu dimana rumah kamu." Suara Dito dapat dia dengar jelas.
Rea bimbang, apakah dia harus menyetujui atau tidak. Tapi kan mereka tidak menonton berdua, tapi ada Mbak Cindy juga. Jadi sebenarnya tidak apa, nanti dia akan lebih dekat dengan Mbak Cindy saja bukan.
"Em, nanti saya langsung ke mall saja, Mas. Tidak udah jemput di rumah, kasih tahu saya saja mau nonton di mall mana," balas Rea.
"Oke, nanti aku share lokasi ke kamu. Tapi beneran gak mau di jemput ini? Memangnya orang tua kamu galak ya sampai-sampai gak boleh aku jemput di rumah?"
Padahal bukan begitu, karena dia kan sekarang tinggal di rumah Pak Kelvin. Jika Dito tahu maka bisa runyam urusannya.
"Ya ya gitu, Mas." Rea terpaksa berbohong.
"Haha, ya besok aku kapan-kapan ke rumah kamu. Aku mau coba taklukin kedua orang tua kamu. Siapa tahu kan mereka bisa luluh kalau sama aku."
"Iya, Mas, ya sudah saya siap-siap dulu." Rea langsung mematikan sambungan telponnya.
Daripada nanti Dito semakin berbicara tidak jelas dan membuatnya muak mendengarnya bukan. Rea kini membuka room chat dirinya dengan Pak Kelvin.
Kang Galon
Mas, saya ijin mau tonton sama temen-temen kantor ya.
Kalau Mas sudah gak sibuk tolong hubungi saya balik.Rea sudah selesai mengirimkan pesan ke suaminya. Yang penting kan sekarang dia sudah ijin bukan. Rea kini bersiap-siap untuk nonton.
***
Rea sudah sampai di mall yang dikatakan oleh Mas Dito tadi. Dia tengah berjalan menuju ke arah bioskop yang berada di mall ini. Dari kejauhan, Rea melihat Mas Dito, pria itu tengah melambaikan tangan ke arahnya. Tapi aneh, katanya tadi ada Mbak Cindy, tapi kenapa Rea tidak melihat keberadaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss Is My Secret Husband [END]
RomanceDi kantor manggilnya Pak Di rumah manggilnya Sayang *** Nasip buruk sepertinya menimpa Realine atau yang sering di sapa Rea. Dia yang sedang training kerja di salah satu kantor besar di Jogja harus mendapati bos yang super jail kepadanya dan selalu...