Kelvin yang mendengar teriakan dari istrinya tentu saja langsung berlari ke arah dapur. Dia takut terjadi apa-apa dengan istrinya itu.
"Rea, kamu kenapa? Ada apa?" tanyanya dengan wajah panik saat sudah sampai dapur.
"Loh, kok Mas Kelvin yang datang."
"Kamu kenapa?"
Kelvin menatap ke sekeliling dapur, tidak ada yang buruk, kompor aman, wajan aman, panci aman, semuanya aman. Lalu kenapa istrinya tadi berteriak?
"Jari saya di gigit ikan, Mas."
Rea menunjukkan jarinya telunjuknya yang dia masukan ke dalam mulut ikan mati. Bahkan Rea menggerak-gerakkan ikan tersebut dengan jarinya, seolah-olah ikannya masih hidup.
Kelvin tentu saja melongo saat melihatnya. Tingkah aneh apa lagi ini yang istrinya lakukan.
"Ikan lagi, ikan lagi," ujar Kelvin kesal.
"Itu ikan mati, Rea, mana bisa gigit tangan kamu." Kelvin terlihat gemas dengan Rea, rasanya ingin membungkus Rea dan menjauhkannya dari dapur.
"Sebenarnya saya ingin becandain Bi Lastri, tapi malah Mas Kelvin yang muncul," jelas Rea.
Kelvin dengan cepat melepaskan ikan yang berada di jari istrinya itu dan menaruhnya di meja dapur. Dia kini melipat kedua tangannya di depan dada sembari menatap Rea angkuh.
"Jari kamu baik-baik saja, kan sekarang. Orang ikan mati, gak bakalan bisa gigit lagi." Kelvin berbicara dengan menekan semua kalimatnya.
"Tapi jari saya sakit, Mas, tiupin." Wajah Rea memelas.
Kelvin mengaruk tengkuknya yang tidak gatal, heran kenapa tingkah istrinya jadi begini.
"Ya sudah saya tiupin." Kelvin memegang tangan Rea dan meniup jari istrinya itu.
Ingat, Kelvin melakukan ini terpaksa, karena dia tidak mau berdebat dengan istrinya. Walaupun Kelvin tahu, tangan Rea pasti tidak sakit sama sekali.
"Niupnya biasa aja dong, Mas, bibirnya gak usah manyun-manyun gitu. Kalau gak ikhlas mending gak usah." Rea langsung menarik tangannya cepat.
"Saya salah lagi?" Kelvin menunjuk dirinya sendiri.
"Ya iyalah." Rea melipat kedua tangannya di depan dada angkuh.
"Oke saya yang salah, tapi kamu tumben ada di dapur?" Kelvin akhirnya mengalah.
"Iya, saya mau masak makan malam buat Mas Kelvin. Kata Bunda, perut suami kenyang, hati suami pun senang."
Kelvin langsung terkekeh kecil saat mendengarnya. Kenapa harus menggunakan kata Bunda segala.
"Kok Mas ketawa, sih!" Wajah Rea jadi kesal kembali.
"Enggak, saya bangga sama kamu. Mau di masak apa memang ikannya?" Kelvin menghentikan tawanya.
"Ikan bakar, Mas."
"Oke, ingat! Jangan sampai gosong ikannya."
"Siap, Ndan." Rea langsung hormat, membuat Kelvin langsung mengacak pelan rambut istrinya.
Suasana tiba-tiba menjadi sunyi, Kelvin hanya menatap wajah Rea dengan lekat. Tidak berbicara apapun, entah apa yang Kelvin pikirkan.
"Ini kenapa pada tatap-tatapan?" Karena suara Bi Lastri, membuat Kelvin tersadar dari lamunannya.
Beberapa detik kemudian, bel rumah berbunyi dengan nyaring. Kelvin hendak pergi dari dapur untuk membukakan pintu.
"Biar Bibi saja, Mas."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss Is My Secret Husband [END]
RomanceDi kantor manggilnya Pak Di rumah manggilnya Sayang *** Nasip buruk sepertinya menimpa Realine atau yang sering di sapa Rea. Dia yang sedang training kerja di salah satu kantor besar di Jogja harus mendapati bos yang super jail kepadanya dan selalu...