45. Kedatangan Mertua

41.5K 2.8K 106
                                    

Rea menatap ke arah Dito yang kini menatapnya pula dengan penuh harap. Tetapi, Rea tidak bisa lama-lama, karena suaminya pasti mencari.

"Kalau ada yang mau dibicarakan, silahkan di sini saja, Mas. Saya tidak punya waktu banyak."

Dito menatap ke sekeliling, banyak karyawan yang berlalu lalang. Padahal dia hendak membawa Rea ke tempat yang sepi, agar mereka dapat berbicara empat mata.

"Ya sudah deh, intinya aku mau minta maaf sama kamu. Atas sikap aku yang kurang baik sama kamu selama ini." Dito tidak mungkin mengatakan kepada Rea jika dia hanya menjadikan Rea bahan main-main dulu.

"Iya, sudah saya maafkan, Mas. Kalau begitu saya permisi dulu." Rea hendak pergi dari hadapan Dito, tetapi tangannya malah di pegang oleh Dito.

"Hm."

Tiba-tiba terdengar suara deheman seseorang, membuat Dito langsung melepaskan tangan Rea. Dito meneguk salivanya susah payah ketika tahu siapa orang yang kini berdiri dan menatap dingin ke arahnya.

"Ma–maaf, Pak Kelvin, saya tidak bermaksud apa-apa," ujar Dito gugup.

Rea menatap ke arah suaminya, bukannya tadi Kelvin ada di dalam ruangannya dan sedang bekerja kembali. Kenapa sekarang malah berdiri di depannya seperti ini?

"Ayo saya antar kamu pulang." Kelvin langsung menarik tangan Rea.

"Kok pulang, Mas?" Rea menatap wajah suaminya.

Apakah Kelvin sedang cemburu? Oleh karena itu langsung mengajaknya untuk pulang?

"Soalnya saya." Kelvin menjeda ucapannya sejenak.

"Soalnya Aku gak mau kamu kelelahan," lanjutnya membuat Rea tertegun.

Apakah Rea tidak salah dengar barusan? Kelvin mengatakan kata aku, bukan saya seperti biasanya. Karena hal itu pun membuat Rea menghentikan langkahnya.

"Mas tadi bilang apa?" Rea hanya ingin mendengar kembali dari mulut Kelvin.

"Aku gak mau kamu kelelahan, Sayang."

Rea mengkedip-kedipkan matanya, seperti ada yang berubah.

"Memangnya hanya Dito yang boleh memakai aku kamu begitu?" Kelvin kembali berucap.

Rea tahu sekarang, pasti tadi Kelvin mendengar percakapannya dengan Dito. Ya memang rasa cemburu langsung dapat merubah Kelvin. Pipi Rea jadi memerah.

"Iya Mas, ak–aku senang mendengarnya." Sungguh, untuk mengatakan kata aku rasanya sangat aneh, karena selama ini bahasa mereka sama-sama formal.

Kelvin tidak menjawab, dia terus mengandeng tangan Rea keluar dari kantor dan menuju parkiran. Untung saja kunci mobilnya dia taruh di saku celana. Jadi, dia langsung dapat mengajak Rea pulang ke rumah.

***

Mereka sudah sampai di rumah kembali. Padahal kan niatnya Rea ingin pulang nanti sore saja bersama dengan Kelvin. Tetapi karena Kelvin yang kesal dengan Dito, akhirnya mereka pulang lebih cepat.

"Mas Kelvin habis ini balik ke kantor lagi, kan?" tanya Rea ketika Kelvin membukakan pintu mobil untuknya.

"Iya, tapi aku mau minum dulu."

Sebenarnya Rea masih agak aneh ketika mendengar Kelvin mengatakan kata aku. Ya mungkin nanti setelah terbiasa tidak akan merasa aneh lagi. Kelvin dan Rea masuk bersama-sama ke dalam rumah. Tetapi saat sudah sampai di ruang tamu, mereka melihat kedua orangtua Kelvin di sana.

"Loh, Mama, Papa, kalian datang kok gak bilang-bilang dulu." Kelvin tentunya kaget, terutama Rea yang memang jarang bertemu mereka.

"Memangnya kita gak boleh datang kemari? Kita pikir kalian masih ada di kantor, kok sudah pulang?" tanya Mama sembari menatap mereka berdua.

My Boss Is My Secret Husband [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang