Dea mau tidak sampai nantinya di pecat, jadi mau tidak mau dia memang harus berkata jujur. Walaupun resikonya Rea akan marah kepadanya nanti.
"Jadi, waktu itu saat saya hendak berangkat rapat di luar, Rea datang kemarin dan ingin masuk ke ruangannya Pak Kelvin. Sepertinya dia sedang merindukan Bapak. Lalu, saya tinggal untuk rapat. Namun, saat saya kembali ke kantor karena ada berkas yang ketinggalan. Saya ... saya."
Dea kembali menarik nafasnya dalam-dalam, dia memberanikan diri melihat wajah Pak Kelvin sejenak, terlihat semakin menyeramkan saja.
"Teruskan, Dea!" pinta Kelvin tegas.
"Saya melihat orang-orang mengerubungi Rea, memotong rambut Rea paksa dan berakhir Rea jatuh dari tangga. Mereka mengira Rea mencuri jam tangan milik Pak Kelvin."
Dea meneguk salivanya susah payah, aura dingin menusuk tepat ke seluruh tubuhnya.
Sedangkan Kelvin, dia mengepalkan tangannya kuat-kuat. Jadi ini alasannya rambut Rea jadi pendek dan alasan dari Rea yang murung. Keterlaluan sekali mereka, Kelvin tidak akan membiarkan hal ini begitu saja.
"Lalu saya hendak membawa Rea ke rumah sakit, namun tidak ada satupun orang yang mau membantu saya. Hingga saya mencaci maki mereka baru mereka mau membantu saya," adu Dea dengan suara gemetar.
"Maaf, Pak, sebenarnya saya juga tidak mau menyembunyikan hal ini dari Pak Kelvin, tapi Rea menyuruh saya untuk menyembunyikannya. Dan waktu itu pula saya tidak jadi berangkat rapat bukan karena saya lupa, tapi karena saya menjaga Rea di rumah sakit."
Semoga dengan perkatanya terakhirnya dapat mengetuk hati Pak Kelvin dan tidak menyalahkan dia sepenuhnya.
"Keterlaluan!! Siapa saja yang terlibat dan siapa yang pertama kali menuduh Rea?" tanya Kelvin menggebu-gebu.
Namun Kelvin agak merasa bersalah karena telah memarahi Dea waktu itu. Jika tahu Dea sedang menunggu Rea di rumah sakit dan tidak menghadiri rapat, dia pasti tidak akan marah kepadanya.
Sedangkan Dea, keringat dingin kembali bermunculan di keningnya. Apakah dia juga akan terkena dampaknya nanti?
"Ada beberapa karyawan yang terlibat, Pak. Namun, dari berita yang beredar, yang memergoki pertama kali dan menuduhnya hendak mencuri adalah Cindy."
Rahang Kelvin mengeras, tangannya mengepal kuat, emosinya meluap tinggi. Apalagi saat dia mendengar nama itu, nama orang yang dulu hampir menyiram Rea dengan menggunakan satu botol saus. Apakah Cindy masih punya dendam pribadi para Rea?
"Dalam waktu 10 menit, kamu harus kumpulan semua karyawan yang terlibat ke ruanganku. Saya juga tidak mau tahu jika di antara mereka sedang ada di luar kantor."
Dea menganga, bagaimana mungkin dia harus melakukanya? Pasalnya pasti ada beberapa karyawan yang sedang bertemu dengan rekanan atau rapat di luar kantor.
"Baik, Pak, akan saya laksanakan." Dea terpaksa menyetujuinya, dia pun berpamitan keluar ruangannya.
Setelah Dea keluar, Kelvin menghela nafas beratnya. Apakah kebaikannya selama ini kepada para karyawan membuat mereka jadi anarkis seperti ini? Selama ini Kelvin memang di kenal sebagai bos yang baik hati dan penyabar. Namun, tidak berlalu untuk saat ini. Dia berubah menjadi sosok yang dingin dan tegas, serta menyeramkan.
"Kenapa mereka bodoh sekali," gumam Kelvin sembari memukul meja kerjanya satu kali.
Seolah karena hal ini kejadian masa lalu menghantui pikirannya. Sekelebat ingatan menyakitkan itu terus menghampirinya. Kelvin mengeleng pelan, agar ingatan itu hilang dari pikirannya.
"Sepertinya aku harus mengecek rekeman CCTV." Kelvin menghidupkan komputer miliknya, dia segara mengecek rekaman itu.
Kelvin mengerutkan keningnya bingung. Kenapa rekaman CCTV di hari yang sama dengan Rea yang di bully tidak ada? Ini sangat aneh, Kelvin kembali mengeceknya dengan bentul. Tapi benar, memang sudah tidak ada sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss Is My Secret Husband [END]
RomanceDi kantor manggilnya Pak Di rumah manggilnya Sayang *** Nasip buruk sepertinya menimpa Realine atau yang sering di sapa Rea. Dia yang sedang training kerja di salah satu kantor besar di Jogja harus mendapati bos yang super jail kepadanya dan selalu...