9. Pindah Rumah

88.8K 5.6K 57
                                    

Pagi ini Rea dan Kelvin disibukan dengan pindahan yang memang sudah mereka rencanakan kemarin, untungnya saja mereka tidak tinggal bersama dengan mertua seperti apa yang sudah Rea pikirkan. Bisa bahaya jika tinggal satu rumah, bisa-bisa Rea langsung di pecat menjadi menantu karena ketahuan tidak bisa memasak.

"Pak Kelvin kapan beli rumah ini? Kok cepet banget, sekarang udah lengkap prabotan rumah tangganya," tanya Rea yang kebingungan.

"Sudah lama, bahkan sebelum saya mengenal kamu. Memang saya sudah tinggal di rumah ini sejak lama, ya karena dekat dengan kantor saja." Pak Kelvin membawakan koper miliknya.

Memang awalnya Rea pikir Pak Pak Kelvin juga akan membawa barang-barangnya kemari, tapi ternyata hanya dia yang membawa barang-barang miliknya kemari. Karena barang-barang Pak Kelvin memang sudah ada di rumah ini sejak lama.

Rea kini memasuki kamar yang nantinya akan menjadi kamarnya dan Pak Kelvin. Raut kesedihan tampak jelas dari wajah Rea seakarang, hal itu pun langsung di tangkap oleh Kelvin.

"Rea, ada masalah?" tanyanya sembari mendudukan diri di tepi kasur.

"Nuansa kamarnya maskulin banget, hitam dan abu-abu, gak ada Doraemonnya sama sekali," ujar Rea mengutarakan kesedihannya.

Memang sangat berat meninggalkan koleksi boneka Doraemon miliknya di rumah. Rea pasalnya hanya membawa beberapa saja yang sekarang ada di dalam kopernya.

"Buat apa Doraemon?" Pak Kelvin malah bertanya, padahal kan jelas-jelas Rea adalah pecinta Doraemon.

"Buat di peluk kalau tidur lah," tutur Rea polos.

"Kan ada saya sekarang, Doraemonnya di ganti saya aja ya. Entar malem peluknya saya aja, gak usah Doraemon," ujar Pak Kelvin sembari mengkedipkan satu matanya.

Bugh! Rea langsung memukul pria itu. Bisa-bisanya mengatakan hal demikian di depannya. Rea jadi teringat saat mereka pertama kali berpelukan kemarin.

"Kok di pukul?" Pak Kelvin menunjukan wajah memelasnya.

Rea tak menjawabnya dan lebih memilih untuk membongkar koper miliknya. Dia memang hanya membawa baju seadanya saja, karena jika dia membutuhkan baju lagi maka bisa mengambilnya di rumah atau beli lagi bukan.

"Mau saya bantuin gak?" Pak Kelvin mendekat ke arahnya.

"Boleh, Pak, biar cepat selesai." Senang dong jika pekerjannya di bantu oleh Pak Kelvin, jadi jika sudah selesai Rea bisa rebahan atau menonton televisi.

"Saya bantu doa maksudnya."

Satu kata yang membuat Rea langsung terbengong, bolehkan dia melempar Pak Kelvin dengan sisir Doraemon yang sekarang dia pegang ini?

"Udahlah gak usah kalau gitu, saya bisa sendiri, kok."

Wajah masam Rea tunjukan, kenapa dia bisa mendapatkan suami seperti Pak Kelvin ini? Jodohnya seperti di antar dengan paket kilat, dalam dua Minggu dia sudah mendapatkan seorang suami.

"Saya bercanda, sini saya bantuin, biar kamu gak capek," ujar Pak Kelvin sembari ikut membongkar koper milik Rea.

"Kalau gak ikhlas ya gak usah," cletuk Rea dengan wajah masam.

"Siapa yang bilang?"

"Ya saya yang bilang, Pak."

"Memangnya kamu ada bilang apa?"

"Kalau gak ikhlas ya gak usah bantuin."

"Siapa yang gak ikhlas bantuin?"

"Ya situ dong, Pak, siapa lagi."

My Boss Is My Secret Husband [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang