PART 13

21K 1.7K 15
                                    

Chloe memegang tali pelana kudanya. Mengerutkan keningnya, merasa sedikit sulit untuk naik ke atas kuda putih miliknya yang ia beri nama claire.

Chloe menengok ke arah kanannya, kakaknya sudah berada diatas kuda hitam besar bernama Theo.

Dari belakang, Chloe merasakan bagian pinggang nya disentuh seseorang. Menengok kebelakang, ia melihat derren sedang membantu nya naik ke atas Claire.

"Maaf Putri, izinkan saya membantu."

Chloe hanya mengangguk pelan, badannya tiba tiba merasa kaku. Ketika sudah diatas Claire, chloe merasa wajahnya memanas. Ia mengambil nafas berusaha menetralkan degup jantungnya sebelum kembali menatap derren yang kini sudah berjalan naik ke atas kuda ksatria kerajaan.

"Derren, aku akan berada didepan."

Ainsten berucap pelan sambil mengarahkan kudanya untuk berjalan didepan. Sedangkan Chloe berada ditengah dan derren berjaga dibelakang. Kereta kuda berisi bantuan untuk rakyat Graysian berada didepan kuda Ainsten.

Chloe melirik derren sesekali, otaknya terasa pening sekarang. Apa yang harus Chloe lakukan, kenapa ia merasa setertarik ini dengan pria itu?

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Chloe, Ainsten dan derren sepakat menutup kepala dengan tudung dari jubah yang mereka pakai. Selain untuk menghindari keterkejutan rakyat Graysian yang bisa saja mengenal putri dan putra kerajaan Graysian, mereka juga tidak ingin bila perjalanan nya terhambat.

Kereta kuda yang mereka bawa pun sengaja tidak diberi lambang kerajaan Graysian, agar tidak menarik perhatian.

Sebenarnya itu juga karena Ainsten masih merasa was was, takut jika nantinya ada musuh Graysian yang bisa saja memanfaatkan kesempatan ini, terlebih mereka hanya bertiga, berempat dengan tambahan kusir yang membawa kereta kuda.

Kalau dipikir-pikir sepertinya ini keputusan yang sudah benar. Chloe juga tidak memakai gaun layak nya putri kerajaan, kalau Chloe tadi mengganti pakaian nya, mungkin malah akan sulit karna mereka menaiki kuda.

Pakaian Ainsten sendiri pun tertutup jubah yang dipakai. Ini hanya terlihat seperti bangsawan yang sedang duduk manis di kereta kuda sedang dikawal oleh 3 orang dari belakang.

Ainsten membetulkan tudung jubahnya. Melirik Chloe dibelakang yang walaupun wajahnya tertutupi tudung jubah namun tetap saja, aura kecantikan Chloe tetap dapat terlihat.

Derren memperhatikan nona nya. Melihat ke arah Chloe yang derren rasa pasti merasa sangat senang saat ini.

"Albert, berapa lama lagi perjalanan kita?"

Ainsten sedikit berteriak, bertanya kepada kusir yang sedang menarik kereta kuda.

"Sedikit lagi pangeran, di depan sana sudah terlihat desanya."

Chloe yang mendengar jawaban sang kusir menengok kearah depannya, ia tersenyum. Matanya sudah mulai melihat rumah rumah kecil dan keramaian orang orang di depan sana.

Ketika kuda mereka memasuki desa, kusir menghentikan kereta kudanya. Membuat Ainsten, Chloe dan derren yang dibelakang kereta kuda tersebut heran.

"Ada apa Albert? Apa ada masalah?"

Albert segera turun, dengan cepat sedikit berlari kearah Ainsten.

Wajah Albert terlihat tertekan, merasa bersalah karena harus menghentikan perjalanan.

"Pangeran, maafkan saya, seperti nya ada masalah dengan roda kereta."

Ainsten menghela nafas, "tolong periksa rodanya Albert."

Albert mengangguk, tanpa banyak bicara, Albert segera berjalan kearah roda kereta kuda.

Chloe dibantu derren turun dari kudanya. Bertanya tanya tentang apa yang terjadi hingga menghentikan perjalanan.

"Kak, apa ada masalah?" Chloe bertanya pada Ainsten, melirik kearah kusir yang seperti nya sedang melihat kearah masalah yang tengah terjadi.

Ainsten mengangguk pelan, "seperti nya ada masalah di roda kereta. Padahal sudah kubilang untuk memeriksanya terlebih dahulu."

Chloe tersenyum lembut, mengusap bahu Ainsten menenangkan yang sepertinya sedikit kesal.

Albert berlari kembali kearah Ainsten, jari jemari Albert saling bertaut, menundukkan kepalanya pada Ainsten.

"Maaf pangeran, seperti nya roda kanan pada kereta nya sedikit bermasalah, saya akan membetulkan nya dengan cepat. Mohon maafkan saya pangeran."

Bersikap lebih bijak, Ainsten mengangguk anggukan kepalanya dan tersenyum kecil sembari menepuk bahu Albert. "Tidak apa Albert, terkadang memang ada kendala dalam perjalanan. Kami akan menunggu, tolong beritahu kami jika sudah diperbaiki."

Albert menjawab cepat, "baik pangeran, saya janji tidak akan memakan waktu lama."

Ainsten mengangguk, kini menatap Chloe dan derren yang sejak tadi hanya melihat.

Chloe melihat sekitar, ada tempat makan yang tidak jauh dari tempat mereka berada.

menunjuk tempat itu, Chloe kembali berucap dengan semangat
"Kita bisa sekalian beristirahat sejenak, ayo makan siang."

Ainsten hanya mengangguk, mengikuti arah langkah kaki Chloe. Sedangkan derren mengurus kuda mereka terlebih dahulu sebelum menyusul.

- - - - - - - -

Terimakasih banyak karna sudah membaca. Tolong dukungan nya dengan vote cerita ini ya🥰🥰

Salam hangat,

Na-na

Chloe (The Antagonist Princess)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang