Chloe (The Antagonist Princess)

PART 21

Chloe melihat sekeliling meja. Disana Ada ayahnya, Aland, juga satu orang yang Chloe rasa familiar.

Tangan kanan Aland. Aland membawa orang kepercayaan nya untuk makan bersama mereka.

Orang itu, tangan kanan Aland adalah orang yang sangat Chloe benci di seluruh dunia, setelah Aland tentunya.

Chloe ingat nama orang itu. Gerald. Tangan kanan Aland yang akan melakukan apapun untuk tuan nya, seperti anjing setia yang patuh pada majikan.

Ketika Gerald tidak sengaja bersitatap dengan nya, Chloe langsung menunjukkan tatapan datar dan senyuman sinis nya.

Ini hal yang benar. Chloe rasa, ia hanya terlalu banyak berpikir. Memikirkan banyak hal kelam yang terjadi di masa lalu.

Tanpa sadar, ketakutan tentang hal kelam yang bisa saja berulang itu... semakin penuh, semakin merayapi Chloe.

Tidak seharusnya Chloe takut dengan semua itu. Tidak seharusnya pikiran buruk tersebut merayapi emosionalnya.

Chloe telah diberi kesempatan. Dan ia juga sudah bersumpah pada dirinya sendiri untuk melakukan semuanya dengan baik dan akan berumur panjang. Ia tidak akan mati konyol sebelum menikah dengan seseorang yang mencintainya.

Lagipula, selain ayahnya dan kakaknya yang sangat mencintai dan melindungi nya, Chloe punya derren. Orang yang sudah berjanji akan disisi nya seumur hidup.

Benar, ketakutan itu tidak perlu.. chloe hanya perlu rasa kebencian. melihat Aland kembali, Chloe tidak lagi merasakan perasaan itu, selain kemarahan yang bertumpuk di dadanya.

Sambil memotong daging di piringnya, Chloe tersenyum tipis. Perasaan itu, kini hanya ada ketika melihat derren. Dan Chloe bersyukur, di kehidupan kali ini, tidak ada lagi untuk Aland.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Maaf Ayah, Pangeran Aland. saya harus pergi sekarang. Ada hal yang harus saya lakukan."

Chloe berdiri dari duduknya, tersenyum tipis. Ia sudah muak harus melihat wajah Aland terus menerus. Chloe telah menghabiskan makanannya, begitupun ayah dan dua tamu di hadapannya.

"Ah, baiklah Chloe." Davis mengangguk, lalu kembali menatap Aland.

"Putriku memang agak pendiam selain dengan keluarganya." Davis sedikit menjelaskan pada Aland.

Aland hanya mengangguk singkat. Mata aland masih mengikuti Chloe sampai Chloe menutup pintu ruangan.

"Ada apa pangeran Aland? Kenapa mengunjungi Graysian tiba tiba?" Davis memulai bicara.

"Aku ingin membicarakan mengenai kerja sama yang telah dibatalkan."

"Ya?"

Davis tidak yakin ingin menjawab apa. Kerja sama itu sudah dibatalkan dan disetujui dua belah pihak. Lalu, apa masalahnya?

"Apa alasan yang membuat raja ingin membatalkan kerja sama ini?"

Davis tersenyum, raut wajah nya sedikit kesal. Pekerjaan nya masih banyak, banyak sekali. Ia bahkan tidak sempat beristirahat. Dan sekarang Davis harus meladeni protes dari putra kerajaan Kraizen

"Tentu, ada alasan. Dan aku tidak perlu memberitahukan nya padamu. Ayahmu dan aku telah sepakat membatalkan dan banyak pula pihak yang ingin menggantikan Graysian dalam kerja sama itu. Kamu tahu itu, bukan?"

Aland mengangguk, "ya, benar raja."

"Kalau begitu,-"

Davis belum menyelesaikan perkataannya, ketika terdengar bunyi pintu ruangan terketuk.

Menghela nafas, Davis menjawab dengan suara sedikit keras, "masuk."

Orang tersebut masuk. Berjalan dengan cepat menghampiri meja Davis.

"Maaf raja, tapi ada surat dari kerajaan Kraizen yang harus segera anda terima."

Davis melirik Aland, namun segera mengambil surat tersebut.

"Terimakasih."

Orang tersebut mengangguk, menunduk sedikit dan segera dengan cepat kembali keluar dan menutup pintu ruangan tersebut.

Surat tersebut berstampel naga. Simbol dari kerajaan Kraizen. Dan sepertinya memang terlihat penting. Davis membuka surat tersebut dengan cepat. Tak beberapa lama, mata Davis menyorot Aland.

Masih menyorot mata aland, Davis tersenyum, namun semua orang yang melihat matanya pasti tahu kalau pemimpin Graysian itu terlihat kesal.

"Kamu kesini tanpa persetujuan ayahmu?"