PART 46 - RASA

6.2K 402 14
                                    

Menelungkupkan kepalanya di meja, kepala Chloe mendongak melihat jendela yang kini basah karena bulir-bulir air hujan yang cukup deras.

Tokonya tutup lebih cepat lagi hari ini. Beberapa hari belakangan cuaca memang sedang tidak bersahabat, bahkan beberapa hari yang lalu hujan deras disertai angin kencang menerpa wilayah Graysian.

Menghela nafas, Chloe meminum teh hangat nya yang mulai mendingin. Suara hujan yang berisik tidak membuatnya merasa terganggu sedikitpun.

Chloe hanya sendiri di toko, ia sengaja menyuruh Rose, Anaya dan Bian untuk pulang lebih dulu. Meski Rose awalnya enggan, namun karena melihat Chloe yang sepertinya ingin sendiri, akhirnya mengiyakan permintaan nona nya.

Sebelum Chloe memergoki Anaya dan Bian yang menjalin hubungan, Anaya tinggal bersama nya dan rose. Namun kini, mereka berdua tinggal bersama tidak jauh dari toko.

Kembali meminum tehnya, chloe mengeratkan selimut agar membuat badannya lebih hangat.

Akhir-akhir ini, Chloe merasa ada yang aneh dengannya. Pikirannya sering tidak fokus, dan semakin parah tiap harinya. Ia meringis, mengingat hampir mengacaukan pesanan pelanggannya hari ini karena hal tersebut.

Mengetuk kepalanya pelan, ia menghela nafas kembali.

"Ada apa denganku?"

Berucap pelan, bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Chloe yakin bahwa ia sudah cukup puas dan merasa senang dengan apa yang ia punya sekarang. Tidak pernah ada di bayangannya bahwa ia bisa mendirikan toko kue dan membuat kue-kue itu langsung dengan tangannya.

Pikirannya kembali berderak, belakangan ini chloe memikirkan dia lagi. Entah karena apa, mungkin karena biasanya pria itu mengunjungi tokonya setiap hari (?) Chloe tidak tahu betul.

Sudah dua minggu, derren tidak pernah kembali ke toko miliknya. Dan bukankah seharusnya Chloe merasa senang akan hal itu (?) Inilah yang ia inginkan sejak derren menginjakkan kaki ke toko kue milik nya. Tapi kenapa pikiran Chloe meneriaki nama derren terus menerus (?)

Chloe menautkan tangannya satu sama lain, memukul kepalanya pelan. Tidak, ia tidak mau kembali seperti beberapa tahun yang lalu, dengan pikirannya yang hanya tertuju tentang satu pria. Tentang cintanya yang terasa bodoh. Ia tidak mau. Dan itu bahkan tidak penting lagi sekarang.

"Ayolah Chloe. Bukankah sekarang ini sudah cukup? Ada apa denganmu?"

Chloe berucap, bertanya pada dirinya sendiri. Semua yang sekarang ia punya, sudah lebih dari cukup. Dikelilingi banyak orang yang selalu peduli padanya. Itu seharusnya sudah lebih dari cukup. Dan seharusnya tidak ada lagi ruang yang tersisa untuk sekedar memikirkan derren. Sudah bertahun-tahun sebelum derren menampakkan wajahnya kembali, dan Chloe baik-baik saja selama itu. Jadi, sebenarnya apa yang salah?

Jemari Chloe menyentuh teh yang isinya hanya tinggal setengah cangkir. Menatap bayangannya pada air teh yang terlihat tenang, berbeda dengan pikiran Chloe yang terasa penuh dan sesak.

Chloe menoleh kearah pintu toko ketika mendengar suara ketukan pelan. Berkerut bingung, melihat di luaran sana yang masih turun hujan dengan begitu derasnya.

Batinnya bertanya-tanya, karena tokonya sudah tutup sedari petang tadi. Dan siapa pula yang akan mengetuk toko yang sudah tutup di tengah hujan deras begini?

Dengan sedikit ragu, kepala Chloe mendongak, melihat pintu toko dengan kaca dan paduan kayu coklat yang kokoh, sehingga membuat Chloe dapat menatap seseorang yang mengetuk sedari tadi dari jarak nya saat ini.

Itu, derren?

Sedikit terkejut, namun kaki Chloe bergerak ke daun pintu dengan terburu-buru, membukakan pintu agar derren bisa segera menepi dari derasnya hujan.

Chloe (The Antagonist Princess)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang