PART 40

5.8K 440 11
                                    

"Perkataan mu sungguhan? Kamu bercanda kan, Chloe?"

Davis, sang ayah masih menatap Chloe dengan sedikit tertawa, menganggap ucapan sang anak hanyalah bercanda.

Sekarang Chloe tengah berada diruang kerja ayahnya, membicarakan maksud rencana yang ia sampaikan sebelum pada ainsten. Namun, dari reaksi yang ayah nya keluarkan sepertinya ayahnya mengira Chloe tengah mabuk.

"Aku serius ayah. Dan ternyata aku bisa membuat kue, kupikir aku tidak punya keahlian apapun."

Davis merapikan kertas yang sedang ia baca ditangannya dan menaruhnya. Lalu melangkah mendekati putri kesayangannya yang sudah duduk di sofa.

"Kamu membantu Ayah, ingat? Saat itu kamu bilang Veizen adalah tambang emas, dan kamu benar. Ayah bahkan tidak tahu sampai sekarang bagaimana kamu mengetahui nya. Ayah pikir kamu menyukai dunia bisnis yang seperti ini, Chloe? Kamu berinvestasi dengan Bernard Frank juga kan?"

Chloe hanya tersenyum kecil. Membatin, jika mungkin bukan karena hal yang terjadi di masa lalu, ia tidak akan tahu apa-apa. Chloe hanya merebut nya sebelum seseorang mengetahui nya lebih dulu.

Tidak ada yang bisa Chloe banggakan. Apalagi ketika bertemu dan menyukai pria itu, Chloe kembali bertindak bodoh. Rasanya jika mengingat yang lalu-lalu, Chloe ingin teriak, ia seperti bangsawan bodoh yang seakan jika pria itu tidak membalas cintanya dia akan mati muda.

"Itu.. sepertinya aku lebih suka membuat kue. Rasanya menyenangkan, dan membuatku merasa senang ketika kue yang ku buat terasa sangat lezat." Chloe menjawab dengan nada cerianya.

Davis tersenyum lembut menatap Chloe. Ada kasih sayang yang sangat besar disana.

"Lakukan apapun yang kamu inginkan Chloe. Tapi untuk pergi dari rumah ini, bukankan itu keterlaluan?"

Chloe mengambil tangan ayahnya pelan, mencoba meluluhkan.

"Aku ingin lebih mandiri ayah, aku akan membuat toko kue yang menjual kue paling enak di dunia."

Chloe tertawa kecil mendengar ucapannya sendiri. Davis pun ikut terkekeh.

"Ayah tidak bisa Chloe, ayah akan sangat khawatir dan tidak bisa tidur dengan tenang. Bagaimana kalau ada bahaya diluar sana? Bagaimana kalau ada musuh yang mengincar mu Chloe?"

Chloe berjalan pelan memeluk ayahnya dengan erat.

"Kalau begitu, aku akan meminta satu orang ksatria dan satu orang pelayan yang sangat ayah percaya dan sangat diandalkan untuk menjaga ku, ya? Aku akan sering menemui ayah, aku janji."

Chloe memandang wajah sang ayah dengan tatapan memohon, mencoba merayu agar ayahnya mengizinkan nya.

"Chloe.. bagaimana ayah bisa menolaknya kalau kamu begini."

Chloe tertawa,
"Kalau begitu, jangan ditolak ayah, ayah harus mengizinkan nya, ya?"

Davis mengeratkan pelukannya pada Sang anak dan mengangguk kecil di sela pelukan tersebut.

"Ayah izinkan, dengan syarat semuanya akan ayah urus, termasuk wilayah dimana kamu akan tinggal dan membuat toko roti impianmu. Setuju?"

Chloe mengangguk anggukan kepalanya dengan senyuman lembut, "baik, baik.. aku setuju."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Clay, kemari!"

Chloe mengunjungi Clay sore ini di akademi. Berbicara mengenai anak itu, Chloe memang meminta Ainsten dan orang kepercayaan mereka untuk mendaftarkan clay ke salah satu akademi terbaik di wilayah Graysian.

Chloe (The Antagonist Princess)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang