Mata Chloe menatap pelanggan yang sibuk melihat kue untuk dibungkus. Bibirnya tersenyum kecil ketika melihat pelanggan di depannya yang sepertinya tengah berpikir keras, terlihat sulit menentukan pilihan untuk kue yang akan di bayarnya.
"Saya pikir, nona akan menyukai Pie susu dengan campuran apel."
Chloe berucap pelan, memberi rekomendasi kue kesukaan nya pada nona pelanggan di hadapannya.
Gadis muda itu terlihat tersenyum sambil mengangguk pelan, menyetujui rekomendasi Chloe. Dengan cekatan Rose lalu mengambil pie susu dengan cepat. Enggan membuat pelanggan lainnya yang sedang mengantri menunggu lebih lama.
Chloe tersenyum kecil. Tangannya ikut membantu Rose yang tengah melayani orderan pelanggan. Beberapa hari ini pelanggan lebih ramai dibanding biasanya.
Ketika sudah melihat pelanggan dengan antrian terakhir, Chloe tanpa sadar menghela nafas lega. Merasa lelah, namun senyuman tipisnya membentuk ketika melihat kue kue yang hampir habis.
Akhir-akhir ini, Chloe memikirkan untuk menambah pekerja di tokonya. Walau sudah ada Anaya, Rose dan Bian yang membantu, rasanya tenaga yang dibutuhkan masih kurang.
3 hari yang lalu Clay sudah kembali ke akademi. Chloe tertawa kecil ketika kembali mengingat nya. Raut anak itu tampak sangat sedih ketika liburannya berakhir dan harus kembali.
Tersadar sesuatu, Chloe melirik meja yang berada di sudut ruangan. Ia menghela nafas pelan. Pandangan nya ia fokuskan kembali pada Rose yang tengah memberikan uang kembali pada pelanggan.
"Apa nona akan tutup lebih awal lagi?"
Chloe yang mendengar pertanyaan yang dilontarkan rose hanya bisa mengangguk kecil. Padahal hari ini ia sudah melebihkan stock kue yang akan dijual. Namun kue sudah habis bahkan sebelum petang.
"Aku rasa, sepertinya harus menambah orang untuk di bagian dapur."
Rose mengangguk paham. Mata Rose melihat meja yang berada di sudut ruangan.
"Nona, bagaimana dengan dia? Kenapa dia masih disana? Sedari tadi, ia terus menatap nona."
Chloe hanya bisa meringis ketika mendengar nya. Ia tahu bahwa ia sedang di perhatikan, namun ia bersikap tidak peduli. Walau rasanya tidak nyaman sama sekali.
Chloe akhirnya menoleh pada meja yang berada disudut, dan kemudian berjalan dengan perlahan ke arah meja tersebut.
"Kami akan tutup lebih awal."
Chloe menggeser kursi dan duduk diatasnya.Pria di hadapan Chloe hanya tersenyum dan mengangguk kecil.
"Ah benar, tentu. Dan.. kue nya sangat enak, seperti biasa."
Chloe hanya bisa ikut mengangguk ketika mendengar hal tersebut. Ia menarik garis bibirnya agar sedikit terangkat.
"Derren, bukankah kamu seharusnya sibuk?"
Chloe menggigit bibir bawahnya. Akhirnya pertanyaan itu keluar dari mulutnya setelah hampir satu Minggu, Derren selalu pergi ke tokonya untuk memakan kue.
Hanya membeli dan memakan kue dengan tenang. Namun matanya selalu menyorot langkah kaki dan aktivitas yang dilakukan Chloe selama di toko sambil membentuk senyuman tipis. Membuat Chloe merasa gugup dan tidak nyaman.
"Aku ingin melihatmu. Ucapan ku saat itu, aku tidak bohong saat mengatakan sangat merindukanmu, Chloe."
Chloe melihat derren, masih tidak terbiasa dengan ucapan pria itu yang berubah agak frontal.
"Dan, kamu akan kesini setiap hari? Bukankah kamu punya tanggung jawab lain?"
Melihat cara bicara derren yang berubah dan lebih santai padanya, membuat Chloe mau tak mau pun bersikap santai agar tidak menambah rasa canggung.
![](https://img.wattpad.com/cover/292183625-288-k417806.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Chloe (The Antagonist Princess)
FantasyFOLLOW DULU YUK SEBELUM BACA🥰 karna tak kenal maka tak sayang ehe >< WARNING : KALAU GASUKA JANGAN DIBACA Sinopsis: Chloe, Seorang putri Kerajaan Graysian yang terkenal memiliki sikap yang sangat buruk. Bahkan hampir semua orang percaya kalau...