PART 3

42.1K 3.5K 14
                                    

"Putri, put-ri?"

"Panggilkan tabib. Putri Chloe sudah sadar."

Chloe membuka matanya, samar samar ia mendengar banyak langkah kaki yang kemudian menjadi tidak terdengar lagi. Chloe mengerjapkan matanya beberapa kali yang terasa sangat berat.

Chloe memandang sekeliling nya, ia sedang berada di kamarnya sekarang. Tapi, yang membuat Chloe bingung saat ini adalah, kenapa ia bisa berada disini.

Chloe ingat, sebelum matanya terasa berat tadi, ia sedang bersama ibunya dan berada di dalam pelukan hangat ibunya. Ia juga yakin bahwa ia telah meninggal dunia karena Aland memberikan nya racun dalam cangkir yang akan diminumnya.

"Putri, apakah ada yang terasa sakit? Tabib akan segera datang, tolong tunggu sebentar."

Pelayan tua itu berbalik kearah pintu, berharap beberapa pelayan tadi segera membawakan seorang tabib kedalam kamar Chloe.

Chloe ingat nama pelayan ini. Rose. Itu nama pelayan pribadi nya. Chloe ingat bahwa rose adalah orang yang juga menasehati Chloe ketika Chloe sudah terlalu mabuk cinta pada Aland.

Rose adalah pelayan yang baik, ia benar benar sangat memperhatikan Chloe dan menyayangi Chloe. Rose mendapatkan bantuan dari Davis ketika masih menjadi seorang budak. Davis membantunya yang saat itu sedang melarikan diri. Dan setelah itu, rose mengabdikan dirinya sebagai pelayan Chloe sejak Chloe masihlah seorang bayi.

Chloe menyentuh kepalanya. Tiba tiba Kepalanya terasa sangat sakit. Gadis itu meremas rambutnya, ia meringis merasakan rasa sakit di kepalanya yang kian besar.

Ketika Chloe memejamkan matanya, ia melihat kilasan bayangan yang muncul didalam kepalanya. Dan bersamaan dengan itu sakit kepalanya terasa berkurang.

Walau begitu kepala Chloe masih terasa sakit. Namun fokus Chloe  teralih. Ia tenggelam dalam semua kilasan itu. Matanya bahkan tanpa sadar  telah meneteskan banyak air mata. Wajahnya nampak terkejut, dalam kilasan kilasan itu ia melihat semua yang terjadi dari Ainsten yang dijebak hingga bagaimana ayah dan kakaknya meninggal dunia.

Chloe meremas gaun yang dipakainya, ia sadar bahwa kilasan yang ia lihat tadi adalah hal yang terjadi setelah sebelumnya ia meninggal dunia. Dan kemudian selang beberapa detik, ia tersadar pula, bahwa sekarang ia mengulang waktu ketika mimpi buruk tersebut belum terjadi.

"Putri, apakah putri baik baik saja?" Tanya rose dengan raut wajah yang terlihat sangat khawatir melihat chloe yang masih memegang kepalanya sambil menangis.

"Putri ada apa? Apa kepala putri sakit? Saya mohon jangan menangis."
Rose memajukan badannya, melihat chloe yang seperti itu rose menjadi berkaca-kaca.

Rose menghapus air mata Chloe perlahan, itu adalah hal yang biasa ia lakukan ketika Chloe menangis. Walau rose hanyalah seorang pelayan, Chloe tidak pernah menganggap rose demikian. Rose umpamanya seperti keluarga Chloe sendiri.

"Putri tolong jangan menangis. Hati saya terasa sedih melihat nona menangis."

"Rose, dimana ayah dan kakakku? Aku ingin bertemu dengan mereka."
Masih dengan tangisnya, Chloe melontarkan pertanyaan pada rose.

Rose mengusap puncak kepala Chloe dengan lembut, berusaha menenangkan nonanya yang menangis walau ia tidak mengerti alasan tangisan Chloe itu.

"Putri, Raja Davis dan pangeran Ainsten masih berada di kerajaan Kraizen. Kemungkinan kepulangan mereka adalah lusa."

Chloe (The Antagonist Princess)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang