Chloe (The Antagonist Princess)

PART 7

"Chloe? Apakah ada yang mengganggu pikiran mu akhir akhir ini?"

Ainsten bertanya pada Chloe yang kini tengah berada di kebun bunga istana Graysian.

Chloe tertawa kecil, "apa terlihat begitu kak?"

"Sangat terlihat. Kau sedikit pendiam akhir akhir ini. Apa yang menganggu mu Chloe? Kamu tau kalau kamu bisa menceritakan apapun pada kakakmu."

Chloe tersenyum sayang menatap kakaknya. "Bukan apa apa kak. Mungkin karena aku mulai bosan belajar dirumah dengan guru daisy dan guru Vivian."

Ainsten menatap adiknya sedih. Mengelus puncak kepala adiknya, Ainsten berkata lagi,
"Maafkan kakak Chloe, tapi ini keputusan ayah. Seharusnya anak seusiamu pergi ke akademi."

Chloe tersenyum lembut, walau ini hanyalah sebuah alasan semata namun sebenarnya memang sedikit benar. Ia bosan dengan belajar dirumah. Daripada itu, chloe tidak suka belajar. Ia hanya seperti mengulang pembelajaran yang telah ia lakukan di masa lalu.

"Kakak, apakah keterlaluan kalau aku meminta pada ayah untuk tidak menjadwalkan belajar lagi? Lagipula aku yakin sudah menguasai semuanya."

Ainsten tertawa pelan, Chloe sedari kecil memang anak yang sangat cerdas, jadi itu hal yang mungkin jika Chloe menguasai semua pembelajaran.

"Kalau begitu Chloe, mintalah pada ayah agar kamu segera mengikuti tes akhir. Jika tes akhir mu lulus kamu bisa bebas dari semua pembelajaran itu."

Chloe mangut mangut. Ia mengerti, besok ia akan segera berbicara pada ayahnya.

Tiba tiba Chloe teringat peristiwa mengenai ksatria belum lama ini. Ia benar benar ingin membicarakan ini pada Ainsten.

"Kakak, ngomong ngomong, bagaimana sistem perekrutan ksatria kerajaan? Ku dengar kakak berpatisipasi dalam rekrutan itu"

Ainsten menatap Chloe heran yang tiba tiba membicarakan mengenai ksatria.

"Tiba tiba? Apa ada yang terjadi? Kenapa menanyakan tentang sistem perekrutan ksatria Chloe?"

Chloe menggeleng pelan, "aku hanya penasaran kak. Aku melihat ada beberapa ksatria yang kupikir seharusnya tidak terpilih."

"Apa ada yang terjadi selama kakak tidak ada disini Chloe?"

"Kakak ada banyak ksatria yang suka menindas disini. Mereka menindas ksatria lainnya yang terlihat lemah."

"Benarkah Chloe? Kamu melihatnya?"

Chloe menganggukkan kepalanya yakin. "Aku melihatnya sendiri kak. Karena itu tolong disiplin kan semua ksatria kerajaan."

Aisnten menghela nafasnya. Ia mengangguk paham masih mengelus puncak kepala Chloe perlahan.

"Kamu benar. Sepertinya memang kakak harus lebih tegas pada mereka."

Chloe menatap Ainsten dan kembali bicara. "Kakak, ngomong ngomong apakah ada Ksatria kerajaan yang asal usulnya tidak jelas?"

Aisnten sedikit tersentak mendengar pertanyaan Chloe. Chloe ternyata tau banyak tentang ksatria kerajaan nya. Itu membuat Ainsten tersenyum.

"Hmm, derren? Namun, dia benar benar orang yang sangat rajin dan pekerja keras."

"Hanya satu kak? Hanya dia saja?"

Ainsten mengangguk anggukan kepalanya. Benar, hanya ada satu. Itu derren. Biasanya orang yang ingin menjadi ksatria kerajaan masih memiliki darah seorang bangsawan. Hanya derren saja yang Ainsten ingat memang dari kalangan biasa.

"Iya, hanya dia. Ketika kakak ikut dalam perjalanan ke desa kecil utara kerajaan kita, tidak sengaja kakak melihatnya sedang tertidur di jalanan gelap seorang diri. Kakak sendiri yang membawanya kesini."

"Jadi, dia memakai bantuan kakak dalam perekrutan ksatria?" Tanya Chloe heran.

Ainsten melotot mendengar ucapan Chloe yang asal.

"Kamu anggap kakak apa. Tentu saja tidak. Saat itu, ia meminta izin pada kakak untuk mengikuti seleksi Ksatria. Dan ternyata ia lolos. Kalau di pikir pikir, bukankah ini memang seperti takdir, Chloe?"

"Apa maksudnya takdir kak?"

"Maksudku, ini seperti takdir. Ternyata dia memang memiliki bakat menjadi ksatria. Dia orang yang sangat ulet, cerdas dan juga rajin. Dia memang pantas menjadi ksatria. Mungkin kamu harus bertemu dengannya."
Jawab Ainsten panjang lebar.

Chloe kembali membalas,
"aku sudah bertemu dengannya.

Saat kubilang kalau aku melihat beberapa ksatria menindas salah satu ksatria lain, yg ditindas itu adalah derren."