6. Seutas pesan.

3.1K 503 21
                                    

Satu alis Haruto menukik sedikit kala melihat ada kertas kecil di dalam pulpennya, dari tabung pulpen yang transparan, Haruto bisa melihat urutan angka yang tertulis pada kertas yang membentuk sebuah nomor telepon.

"Jeongwoo?" entah bagaimana tapi yang terlintas di kepalanya hanya nama itu, karena genap dua malam pulpen miliknya menginap di kediaman si Park, maka tidak salah kalau ia berasumsi bahwa Jeongwoo lah yang meletakan nomor telepon itu di dalam tabung pulpennya.

Satu sudut bibir ia tarik naik sebelum akhirnya meraih ponsel di saku dan mengetik nomor dari kertas ke dalam ponselnya, mencoba mencari aplikasi mana yang dapat menghubungkan dia dengan si pemilik nomor dan sampailah ia di sebuah ruang obrolan dengan profile picture kosong.

"Kok gak pake pp?" sadar akan gumaman singkatnya, Haruto terkekeh lalu mengigit pelan bibir bawahnya sebagai implementasi dari debar asing yang kini ia rasakan. Padahal sebetulnya menurut aturan aplikasi tersebut; seseorang tidak akan bisa melihat profile picture orang lain kalau tidak berada dalam daftar kontaknya.

Haruto tidak bodoh ya, mungkin hanya lupa.

"Tapi gak tau ini mau ngetik apa ya.." keluhnya setelah selama kurang lebih sepuluh menit memandangi ruang obrolan yang masih kosong.

"Apa bilang makasih aja ya?"

"Mulainya gimana ya? 'P' gitu?"

"Gak lucu kalo nanti dia kirim stiker 'P sama dengan atheis' ah!"

Dan kurang lebih setengah jam sudah waktu habis karena ia terlalu sibuk mempertimbangkan harus mengetik apa dirinya sebagai permulaan obrolan dengan Jeongwoo.

"Ah, bodo amatlah!" sebuah seruan tersua kemudian mulai mengetik beberapa kata hingga membentuk kalimat kalimat dan mencipta tiga balon obrolan di ruang bercakap lewat maya antara dirinya dengan Jeongwoo.

Park Jeongwoo

sore, Jeongwoo, ini gue Haruto |
Jeong, gue nemu nomor lo di tabung pulpen gue, jadi gue bisa chat lo deh |
Gue cuma mau bilang makasih karna lo udah repot repot simpenin dan balikin pulpen gue |

Padahal ini hanya perkara pesan singkat, tidak perlu bersitatap secara langsung ataupun secara spontan harus menjawab karena lawan tengah berada di hadapan tapi rasanya ia ingin mengubur diri saja dan bodohnya lagi, ini pertama kalinya ia merasa seperti gadis yang sedang mencoba mendekati seseorang dan—lupakan!

"Dia cuma Jeongwoo."

tbc.

Walk You Home [JeongHaru]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang