Yoshi menarik Junghwan setelah mereka sampai, membuat yang lebih muda jadi bingung bukan kepalang, bukannya ia turut di antar menuju ruangan Jaehyuk bersama Jeongwoo, malah Yoshi menariknya menuju kantin. mau marah, tapi—ah sudahlah!
"Manyun bae lo bocil!"
"Gue udah SMA kita cuma beda satu tingkat!" Junghwan mencecar, sementara Yoshi terkekeh samar.
Sekedar info, Junghwan adalah yang termuda di antara mereka. Ia berada satu tingkat di bawah Jaehyuk, Yoshi, Jihoon dan Jeongwoo. Tapi dia tidak pernah memanggil mereka disertai honorific, katanya, "senioritas amat!?" biarlah, lagipula mereka tidak merasa keberatan.
Kembali pada raut muram Junghwan, "Mashiho kenapa?" tanyanya.
"Gue sebenernya kaga tau ye dek, tapi kata Shiho sih mau tanya ke Jeongwoo kapan Jaehyuk siuman."
"Hah?" kontan saja Junghwan melempar raut tanya, "kenapa Jeongwoo? emang dia dokter?" dan begitu saja Yoshi balas dengan gedikan bahu singkat.
Ia teguk es kopi kaleng miliknya, kemudian menatap Junghwan, "napa sih, cemburu amat, bukan siapa-siapa ini," kemudian menyakiti hati Junghwan untuk kesekian kali.
"Brengsek!" desis Junghwan tanpa peduli Yoshi lebih tua darinya.
"Apa? lo bahkan tau Jeongwoo demennya sama Haruto," imbuh Yoshi kemudian, menatap Junghwan dengan seringai remeh di akhir kalimat.
"Dan lo juga tau gue sukanya sama Jeongwoo, bukan sama lo. Gak usah kaya gini, gue benci sama lo!" Junghwan bangkit berdiri, melempar raut kecewa kemudian berlari menjauh, meninggalkan Yoshi yang menjatuhkan beban tubuhnya pada sandaran kursi kantin.
"Gini amat percintaan anak muda," dan bergumam sok tua. padahal nyatanya ia terlibat dalam persoalan anak muda ini.
"Galau." satu kata andalan yang setiap hari selalu Yoshi ucapkan pun mengudara di susul langkah gontainya menyusul Junghwan.
Sementara saat ini Jeongwoo sedang fokus mendengarkan cerita Mashiho tentang obrolan mereka yang membahas dirinya kala itu, sebelum Jaehyuk celaka. Mata kelam Jeongwoo menitik pada Jaehyuk yang terbaring di atas brankar dengan kepala yang di bebat perban tebal. Suara alat-alat di samping brankar terdengar samar, sementara akhirnya Mashiho selesai dengan dongengnya, ia menoleh, menatap mata bulat Mashiho yang berkaca-kaca.
"Kenapa mau nangis?" tanyanya.
"Jaehyuk, Woo, dia bakal selamat kan? Dia.. bakal siuman kan?"
"Iya," kata Jeongwoo singkat, "jangan nangis," katanya.
Kemudian ia lihat Mashiho mengusap pipi, menghapus air mata.
"Lo pasti udah tau kan, gue bakal nanya ini?" lalu melempar tanya.
"Tau," singkat, dan kemudian Mashiho mendekat padanya. Berbisik di lorong rumah sakit yang sunyi.
"Lo, bisa lihat masa depan kan, Woo?"
Disana, di antara lorong yang senyap, Jeongwoo memilih bungkam sementara Mashiho menyatakan bahwa persepsinya adalah sebuah kebenaran, sementara Junghwan lagi-lagi menjadi peran yang menyaksikan dalam diam.
"Yah, jadi yang tau bukan cuma gue lagi..." ucap Junghwan lirih, menatap sendu pada punggung tegap Jeongwoo yang membelakanginya.
tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Walk You Home [JeongHaru]
Fanfictiontentang abu-abunya jatuh cinta, sederhana yang luas serta perasaan-perasaan mereka tentang perasaan mereka. sedikit rumit, tapi cinta memang selalu seperti itu. pernah di : #1 on #wooharu #3 on #treasure #5 on #yedam #5 on #damdo #1 on #kyusahi #1 o...