27. Rumpang.

2.1K 378 14
                                    

Bagi Yoshinori menyayangi Junghwan jauh lebih banyak dari sekedar yang seharusnya seorang teman berikan adalah sebuah penghargaan untuk hatinya yang telah lama kosong hampir usang. Sama halnya dengan Junghwan sendiri, yang lebih senang menjalani kehidupan masa remaja dengan haha hihi bersama teman-teman lalu siapa sangka malah menaruh rasa pada salah satu dari mereka. Semua selalu tidak terduga, kalau bisa, mungkin Junghwan dan Yoshi tidak akan menjatuhkan hati pada ia yang tak memberi hatinya untuk membalas perasaan.

Namun apalah daya, hidup berjalan seperti bajingan. Siapa yang tau akan bertemu dengan lika-liku seperti apa kita dalam perjalanan, siapa yang tau akan jatuh pada siapa hati kita nantinya. Tidak satupun ada yang tau, bahkan dirimu sendiri.

"Junghwan," sebanyak apapun Yoshi berniat untuk mundur, setiap kali mendapati Junghwan duduk dengan kepala tertunduk, langkahnya tak bisa untuk tidak menghampiri pun serta merta memberi pelukan. Yang bahkan tak pernah Junghwan minta, pun tak jua ia menolak.

"Jeongwoo punya pilihannya sendiri, Hwan. Perasaan lo gak boleh ngambil alih hak Jeongwoo untuk bahagia sama pilihannya."

Junghwan yang biasanya tidak pernah sudi menumpahkan air mata, kini membuat lengan kemeja Yoshi basah karena tangisnya.

"Lo gak salah suka sama Jeongwoo, lo punya hak untuk suka sama siapa aja tapi lo gak punya hak untuk memaksakan perasaan lo di balas, gak sama siapapun termasuk Jeongwoo."

Ya benar, benar apa kata Yoshi. Yang saat ini sebetulnya tengah menasehati diri sendiri. Memperingati dirinya bahwa menyukai Junghwan lebih dari apapun di dunia bukanlah kesalahan. Namun bukan juga kuasanya untuk memaksakan perasaan, Junghwan berhak untuk memilih, meski itu artinya Yoshi harus mundur dan mengorbankan perasaannya.

"Gue takut gak bisa, Yosh. Suka sama Jeongwoo aja udah susah, gimana lupainnya?"

"Gue gak bisa..."

Yoshi tatap wajah Junghwan yang memerah setelah ia rapatkan pelukan almamater sekolahnya yang ia alokasi pada tubuh Junghwan guna menyelamatkan anak itu dari dinginnya malam sepanjang ia menemani Jeongwoo disini.

"Gue juga gak bisa, gue gak bisa semudah itu ilangin perasaan ini buat lo, meskipun lo udah deklarasi kalo lo benci gue, gue ga bisa berhenti buat sayang dan peduli sama lo, Hwan!"

"Tapi—"

"Cerita kita sama, Hwan. Cuma beda kepada siapa kita menaruh perasaan, gue suka sama lo, lo suka sama Jeongwoo sementara Jeongwoo suka sama Haruto, apa yang butuh tapi?"

Yoshinori menatapnya, tatapan yang jauh dari kesan sosok Yoshi yang tengil dan suka bercanda. Yoshi yang ini, berkali lipat lebih serius dan mengintimidasi.

"Satu-satunya yang beda adalah Haruto yang juga suka sama Jeongwoo, gak ada alasan buat Jeongwoo berhenti sama usahanya buat Haruto, gak kaya lo.. sama gue."

Junghwan terkekeh, lantai putih bersih ruang rawat inap ini jadi pengalihan agar ia tidak perlu bersitatap dengan Yoshi.

"Jadi, maksud lo gue harus berhenti sama usaha gue buat Jeongwoo?"

"Dan gue harus berhenti, sama usaha gue buat lo, So Junghwan." telak, Junghwan menatap sendu.

Yang kini ia pikirkan ketika spontan menatap Yoshinori yang telah mengutarakan final dari perdebatan mereka.

"Karena gue tau, kita cuma Yoshinori dan Junghwan, bukan Jeongwoo dan Haruto."

Kenapa, kenapa rasanya sesakit ini?





















Rasanya ingin berteriak kencang, meski pening di kepalanya sudah hilang tapi ia tidak bisa berhenti memikirkan apa yang sempat ia dengar hari lalu.

Jadi hanya sebatas penasaran ya?

Walk You Home [JeongHaru]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang