Haruto berdiri di salah satu sisi sebuah meja berisi tumpukan buku-buku lama dan usang, menunggu eksistensi Jeongwoo di hadapannya, ia masih bingung mengapa saat ini berada di dalam gudang arsip sekolahnya berdua saja dengan Jeongwoo, orang yang notabene tidak ingin ia dekati sama sekali selama ini.
"Lo mau ngomong apa sampai harus ke sini? kok lo bisa pegang kunci gudang? lo mau ngapain gue—Jeongwoo, kok lo diem?!" Haruto reflek bergerak mundur saat Jeongwoo menghampirinya.
Si Park menatap lurus tepat ke matanya, andai kata tatapan Jeongwoo adalah laser maka berlubang sudah dahi Haruto saking dalam dan tajamnya tatapan itu.
Bukan, bukan jenis tatapan seseorang dengan emosi mendalam, namun tatapan yang entah bagaimana menurut Haruto begitu tajam dengan wajah tanpa ekspresi berarti.
"Jeo-Jeongwoo..." suara berat Haruto teredam lirih ketika Jeongwoo berhenti tepat di hadapannya.
Sepersekian detik kemudian ia sudah terduduk di sebuah kursi berdebu akibat tarikan cepat Jeongwoo. belum habis Haruto menganalisa apa yang baru saja terjadi padanya, lampu ruangan menyala setelah Jeongwoo menarik saklar yang menjuntai turun.
Membuat Haruto kemudian terkesiap karena ruangan yang semula remang menjadi terang benderang. Ia bahkan baru tahu kalau ruangan ini masih di lengkapi lampu.
"Gue mau tanya," Jeongwoo pun akhirnya bersuara. Kemudian merendahkan posisinya, menumpu kedua tangan di masing-masing lengan kursi yang Haruto duduki membuat jarak antara wajahnya dengan si Watanabe menjadi tak seberapa.
Kemudian di sisi Haruto, ia mulai kehilangan kewarasan ketika sadar bahwa ini semua terlampau tiba-tiba.
"Gue mau pergi, lo ini udah berlebihan!" Haruto berusaha untuk bangkit tapi nyatanya kekuatan Jeongwoo lebih besar untuk menahannya agar tetap duduk dan balas menatap pemuda itu.
"Kenapa lo kabur terus, lo takut sama gue?"
"Gak, kenapa harus? gue bisa aja nonjok lo kalau lo macem-macem sama gue, Jeongwoo!"
"Kalau gitu, tonjok gue."
Alis Haruto bertaut mendengar balasan Jeongwoo. Apa-apaan orang ini? —Ada apa di kepalanya?
"Lo gila ya?!"
"Kenapa lo kabur terus, lo takut sama gue?"
"Gue bilang nggak!"
Haruto menatap risih, tapi dominan merasa gentar, entah bagaimana saat ini ia merasa terancam. Padahal nyatanya ia bahkan lebih tinggi dari Jeongwoo, dia juga seorang laki-laki tulen yang bisa membanting panji dengan jurus kalau macam macam betulan.
Tapi—
"Lo takut sama gue?"
"Iya! bangsat, biarin gue pergi!"
Bukannya malah memberi ruang pada Haruto untuk segera berlari menjauh, Jeongwoo malah menatap mata pemuda di hadapannya.
Menyelami netra sewarna karamel yang saat ini mulai bergetar dan tak jua membuatnya mencapai tujuan atas apa yang telah ia lakukan. Maka dengan penuh penekanan ia suarakan.
"Lo siapa, Haruto?"
tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Walk You Home [JeongHaru]
Fanfictiontentang abu-abunya jatuh cinta, sederhana yang luas serta perasaan-perasaan mereka tentang perasaan mereka. sedikit rumit, tapi cinta memang selalu seperti itu. pernah di : #1 on #wooharu #3 on #treasure #5 on #yedam #5 on #damdo #1 on #kyusahi #1 o...