34. Walk You Home : End.

4.2K 347 86
                                    

Bentang bukit nan hijau menjadi pemandangan utama kala senja ketika cakrawala sedang indah-indahnya, Jeongwoo duduk sendiri menikmati angin yang berhembus menerbangkan surainya.

Sayup-sayup ia dengar suara, yang kemudian ia temukan adalah eksistensi Haruto telah duduk dengan anggun di sisinya.

"Ayah, Bunda dan Asahi baru aja pergi." Katanya.

"Mashiho sama Doyoung, mungkin sekarang udah sadar dari pingsan dan lanjut nangis sampai pingsan lagi," imbuhnya namun tak jua membuat Jeongwoo sedikitpun memberi atensi.

"Kenapa pergi duluan? padahal kita sebelahan." kata Haruto, ada nada kecewa di akhir kalimatnya.

Ia sandarkan kepala di bahu tegap Jeongwoo pelan-pelan, turut serta menitik penuh atensi pada bentang luas bumantara.

"Kenapa waktu itu nggak lepasin genggaman tangan?" suara Jeongwoo terdengar berat dan dalam.

"Kalau nggak di lepas, nanti jatuhnya jauh."

"Harusnya jangan jatuh, harusnya kamu tetap tegak berdiri."

Dari dinginnya angin yang berhembus, khas terasa hangat dari genggaman tangan yang Haruto berikan. Kepalanya masih berada di sandaran, enggan jauh dan tak akan pernah bersedia.

"Karena sebaik apapun kamu melihat sebuah masa, di bagian akhir semuanya tetap jadi urusan sang Pencipta."

Suara Haruto terbang bersama angin, menyatu dengan kicau burung bersahutan. Mungkin ini yang di sebut kedamaian.

"Aku akan tetap tiada dan kamu juga. Kalau Tuhan berkehendak, siapapun nggak bisa mengganggu gugat."

"Sekarang aku nggak takut apa-apa, kita nggak akan jauh, raga kita di dunia dan jiwa kita di sini."

"Selamanya."

Barulah Jeongwoo balas genggaman tangan Haruto. Kala kemudian dapat ia rasakan lega yang tak terkira. Ceritanya mungkin akan segera selesai setelah ini.

Semua yang hadir akan segera menyingkir, yang datang akan hilang dan yang ada akan tiada. Semua sudah ada batas-batas yang tidak bisa siapapun campuri.

Sedikit ia mampu mengukir cerita bersama Haruto di dunia. Namun Tuhan memberi sempat yang tak terhingga nilainya untuk bersama selamanya, berdua, sampai tua yang tak berbatas pada angka. Sampai hari yang tak lagi mampu terhitung jari.

Jeongwoo dan Haruto dalam keabadian, selamanya.

end.

baiklah, seperti biasa, terima kasih sudah mengikuti walk you home sampai ending yang mungkin tidak seindah ekspektasi kalian ini.

maaf untuk segala kesalahan, kekurangan dan ketidak-jelasan cerita ini.

semoga kalian dapat menangkap makna yang coba aku sampaikan lewat cerita ini ya.

terakhir, sampai ketemu lagi di anak aku yang lainnya terutama JeongHaru story.

republished end.

thank you soooo much buddy, ily.

Walk You Home [JeongHaru]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang