29. Yoon Jaehyuk.

2.1K 331 23
                                    

Jaehyuk bukan Junghwan yang berani berada di dekat siapa yang ia sukai. Jaehyuk hanya remaja penakut dan pengecut yang hanya berani menyukai tanpa mendekati, tanpa usaha berarti, pura-pura merasa cukup tapi nyatanya selalu menyalahkan diri sendiri kemudian mulai menempatkan diri pada titik paling menyedihkan di dunia hanya karena jadi sebegini tidak berani.

Masa orientasi siswa baru adalah puncak dimana degup jantungnya berpacu riuh ribut hanya karena seorang bernama Watanabe Haruto yang notabene tidak ia kenali juga tidak mengenalnya, hanya Haruto siswa dengan rupa nyaris sempurna yang di nobatkan sebagai peserta masa orientasi paling unggul yang mampu membuat ia merasa bahwa akhirnya ia jatuh cinta.

Semesta berbaik hati memberi jalan padanya untuk berada sedikit lebih dekat dengan Haruto, dengan pemilik senyum manis yang selalu membuatnya jauh lebih semangat untuk datang ke sekolah namun juga menjadi alasan paling kuat mengapa ia tak memilih langkah lebih maju hanya karena merasa tak mampu.

"Kamu suka Haruto ya?" seseorang bernama Takata Mashiho tiba-tiba saja masuk ke dalam teritori tak tersentuh yang ia ciptakan antara dirinya dengan Haruto.

Si Takata yang kemudian mengaku bahwa seringkali ia mendapati Jaehyuk termangu dari sudut lapangan basket luar hanya untuk memusat atensi pada pergerakan Haruto setiap jengkalnya. Bagaimana cara netra Jaehyuk memandang Haruto dan orang lain yang selalu berbeda, Mashiho tau bahwa seorang anak emas-nya sekolah ini menaruh hati pada temannya.

"Kamu tembak lah, kalau suka kok di pendam?" tanyanya ketika genap sudah sewarsa keduanya saling mengenal dan selama itu pula Mashiho menjadi satu-satunya yang tau perihal perasaan Jaehyuk pada Haruto.

"Gak semua rasa harus di utarain kan, Shiho?" katanya dengan raut menyedihkan, sangat.

"Nggak semua harus di tahan juga, Hyuk." Balas Mashiho yang kala itu tengah memasukan buku-bukunya ke dalam tas.

Kelas yang kosong menjadi saksi, ketika tiba-tiba saja Jaehyuk menghela napas ribut

"Frustasi banget agaknya," kata Mashiho, bukan meledek.

"Memang, aku nggak tau jatuh cinta bisa sebegini membingungkan."

"Kenapa bingung?"

"Aku merasa, nggak banget kalo tiba-tiba ngaku suka, deket aja sekedar kenal."

"Lalu apa yang salah? tinggal ngaku selama ini kamu suka memperhatikan dia."

"Tapi nanti keliatannya aku seperti penguntit, Shiho."

"Bukannya memang?"

Jaehyuk terdiam, iya, tapi ya jangan di perjelas.

"Aku nggak mau lah, takut di tolak," katanya.

"Ya udah, jangan suka kalau gitu," sahut Mashiho sebelum beranjak pergi.

"Sedihnya aku harus kalah sebelum benar benar berperang."

"Ya itu resiko mu, suka Haruto diam-diam dan milih buat menenggelamkan perasaan tanpa di suarakan, salah mu, terlalu penakut." Mashiho terdengar sangat menekan setiap katanya.

Sampai Jaehyuk rasanya tak mampu bicara, itu semua benar adanya, "terus aku harus apa?" ia tatap mata Mashiho, nada bicaranya sudah sangat putus asa

"Move on, Hyuk, kalau gak mau terjerat lebih dalam, mundur."

Kala itu, Jaehyuk memutuskan untuk berhenti diam-diam memperhatikan Haruto meski rasanya sulit bukan main. Itu sudah jadi kebiasaan untuknya.

Namun sebanyak apapun usahanya melupakan perasaan, bahkan meski Takata Mashiho melibatkan diri dalam kisah si pengecut Yoon, perasaan untuk Haruto masih tetap disana, di tempat khusus yang telah lama tak ia buka, namun masih ia simpan segalanya.
















Walk You Home [JeongHaru]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang