Chapter 9

618 111 135
                                    

Jeongyeon pov

Aku tertawa saat melihat mina dengan cepat keluar dari toko dengan wajah yang memerah. Aku tidak mengerti dengan apa yang mereka bicarakan, tapi yang pasti aku tahu kalau dia tadi mengintipku.

"Jadi sayang,  mau bertemu setelah shift ku berakhir?" wanita di depanku mengedipkan matanya lagi.

"Maaf...tapi kurasa aku lebih tertarik pada seseorang yang dingin di luar tapi hangat di dalam..."kataku dengan asal sebelum meraih tas belanjaan mina yang berada di lantai.

"Hah? Dingin? Hangat? Apa maksudmu?"dia bertanya kepadaku dengan tatapan bingung.

Aku hanya tersenyum kepadanya sebelum keluar dari toko itu untuk mencari mina.

"Hei...tunggu mina...."aku terengah-engah sambil mengikuti langkahnya yang cepat.

Aku tidak pernah tahu dia bisa berjalan secepat ini. Aku telah mengejarnya setelah keluar dari toko pakaian, tetapi aku tidak bisa menyusulnya karena banyaknya tas belanjaan yang aku pegang.

"Hei!" aku berteriak lagi tapi tidak ada reapons darinya.

Apa dia marah? Apa dia marah karena aku bicara dengan wanita tadi? Tapi aku lah yang seharusnya marah padanya karena sudah mengintipku.

Ini benar-benar membuat ku takut. Dia terus memberitahu ku bahwa dia adalah pacarku. Dan dia sekarang berprilaku seperti pacar yang sangat posesif pada kekasihnya.

Hufftt...sungguh gadis yang aneh.

"Ughh..." aku berteriak dan tersandung dengan semua tas belanja yang berserakan di sekitarku.

"Hei....itu sakit..."aku menatapnya saat aku berdiri dan membersihkan kotoran dari pantatku.

"Kau lah yang menabrakku! Jadi bukan salahku kalau kau terjatuh..."dia berbicara dengan arogan dan punggungnya masih menghadap ke arahku.

Aku mengejek dan mengambil semua tas belanjaan yang tergeletak di lantai yang dingin.

"Dan aku tidak akan menabrakmu jika kau tidak berhenti tiba-tiba seperti tadi..."aku terdiam ketika menyadari kalau kami tidak berada di mall lagi, tapi kami sedang berada di sebuah taman yang dipenuhi kerlap-kerlip cahaya dari deretan tiang lampu.

Ada beberapa tiang baja putih besar melengkung ke bawah dengan ruang masing-masing, menjadikannya terowong kecil tanpa atap mengarah ke bangku kayu.

Sebuah taman? Aku melihat sekeliling ku dan masih tidak mempercayai apa yang sedang ku lihat.

"Bagaimana bisa kita berakhir di taman yang indah ini?"aku bergumam pelan.

"Bodoh! Kita masih di area mall, tapi bagian ini adalah ruang hijau yang disediakan pihak mall untuk orang-orang...ah sudahlah. Percuma berbicara dengan pria bodoh seperti mu huft..." mina berjalan menuju bangku kayu dan duduk di atasnya.

Aku menggelengkan kepala ku saat melihat sikap kasarnya. Aku lalu berjalan dengan susah payah ke bangku itu dan merosot di sampingnya.

"Hufttt..." aku hendak menyeka keringat ku menggunakan punggung tanganku, ketika tiba-tiba mina memberikan tisu tanpa melihat ke arahku.

Aku menatapnya dengan bingung. Apa wanita kasar, gila dan sombong ini baru saja menawariku tisu?

"Ambil atau kau ingin aku membuang tisu ini?"katanya dengan matanya masih melihat ke tempat lain.

"Terima kasih..."aku mengambil tisu dari tangannya dan menyeka wajahku yang penuh dengan keringat.

Entah kenapa, tindakannya itu membuat ku langsung mengingat gadis kecil yang lucu saat di taman waktu itu. Di situ lah pertama kalinya aku bertemu dengan mina.

Crazy Girlfriend (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang