"Terima kasih untuk setidaknya memaafkanku, Jeong..."
"Uhm ya..." Jeongyeon menganggukkan kepalanya sambil menyesap kopinya.
Setelah merasa cukup dan menyelesaikan masalahnya, Jeongyeon melihat jam tangannya lalu beranjak dari kursi untuk pergi dari sana.
"Kau mau ke mana? Kenapa cepat sekali? Ini baru lima menit...." ucap Sana ketika melihat jamnya dan setelah itu ikut berdiri mengikuti Jeongyeon.
"Uhh...aku harus menemui Mina, dia sudah menunggu di kafe Jihyo..."
Jeongyeon mengangkat bahu sambil terus berjalan keluar dari kafe dengan gadis itu di sampingnya, dia berusaha mengabaikannya sebisa mungkin.
"Apa kau benar-benar akan menikah dengan Mina?" tanya Sana yang masih gigih mengikuti Jeongyeon.
"Tentu saja..." Jeongyeon menganggukkan kepalanya dengan mantap.
"Ayolah, Jeong. Apa kau tidak bisa mempertimbangkan diriku? Apa aku harus memohon di sini?" pertanyaan itu membuat Jeongyeon menelan ludahnya.
"Jangan aneh-aneh, Sana. Besok adalah hari pernikahanku, jadi kumohon jangan lakukan hal gila lainnya..."ucap Jeongyeon sambil menghela napas lelahnya.
Dia sudah lelah dengan semua ini. Lelah dengan Sana yang selalu menghubunginya dan meminta ingin bertemu untuk terakhir kalinya. Lelah dengan persiapan pernikahannya. Lelah dengan semua wanita gila yang mengelilinginya.
Tidak tahukah gadis itu bagaimana stresnya dia menghadapi Mina beberapa hari terakhir ini?
Bagaimana Mina selalu mengganggunya di setiap detik, menit bahkan jamnya?
Dan sekarang, dia harus menghadapi gadis lainnya yang sama-sama tidak warasnya dengan calon istrinya itu.
"Masih ada satu hari lagi untuk memikirkannya. Pikirkanlah baik-baik, kau ingin memilih Mina atau aku..."Sana mencoba lagi.
"Hentikan Sana! Aku sudah membuat keputusan, jadi ku mohon terima saja semua ini!" tegas Jeongyeon menghentikan langkahnya.
"Lihat! Aku sudah ada di sini. Sebaiknya kau pergi sebelum Mina melihatmu..." Jeongyeon menunjuk ke arah kafe Jihyo, berharap bisa menyingkir gadis itu.
"Jadi, sampai jumpa lagi..."
"Oke, baiklah...." lirih Sana menerima kekalahannya.
Sementara itu, kepala Mina menoleh dari mobilnya untuk mendengar kembali suara yang sangat familiar di dekatnya.
Dia berjalan mengikuti suara itu dan melihat pemandangan yang sangat tidak menyenangkan.
Dia memang tidak mendengar percakapan itu tapi ketika mendengar suara Jeongyeon, pendengarannya menjadi meningkat.
Wajah Mina mengerut, alis berubah menjadi kerutan dan tinju mengepal saat melihat Jeongyeon bicara dengan gadis yang paling ia benci dalam hidupnya.
Dia tidak menyukainya.
Dia membencinya.
Sana adalah wanita yang paling dia hindari untuk bertemu dengan calon suaminya itu.
Dan mengapa harus sekarang?
Ini tidak masuk akal!
Tidak butuh banyak waktu sampai dia melangkah ke arah calon suaminya dengan langkah yang sangat cepat, mengejutkan Jeongyeon yang sedang tersenyum.
"Kenapa kau tersenyum seperti itu? Apa kau tersenyum karena dia menggodamu? Siapa dia bagimu? Hapus senyum itu dari wajahmu sekarang!"
Jeongyeon melangkah mundur karena ledakan itu, terkejut dengan perubahan suasana hati Mina. Tentu, itu sudah cukup untuk menghapus senyum dari wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Girlfriend (Completed)
Fanfiction"Kau...kau pacarku sekarang!!!" "Sorry?" "You're my boyfriend now!!!"